Two

1.6K 227 61
                                    


Kakak adik namun tidak sedarah. Itulah Kim Seokjin dan Jeon Jungkook. Keduanya hidup bersama hampir 15 tahun. Berasal dari panti asuhan yang berbeda tak membuat keduanya saling membenci. Jungkook ingat pertama kali bertemu dengan Seokjin, pria cantik itu menunjukkan senyumnya yang ramah dan memeluknya pertama kali.

Hidup keduanya berkecukupan hingga Seokjin mendapat kerja dan Jungkook melanjutkan kuliahnya. Namun, kisah keluarga itu terpaksa pupus dikarenakan orangtua mereka tewas dalam kecelakaan mobil.

Hari ini H-3 sebelum peringatan kematian orangtua mereka. Jungkook menatap kota Seoul yang sedang di guyur hujan deras. Seokjin terlihat fokus menyetir meskipun hujan sangat mengganggu mereka. Pemakaman orangtua mereka berada di Seoul. Untuk beberapa alasan Seokjin dan Jungkook sedang berada di Busan saat itu. Tak lain karena urusan pekerjaan Seokjin terpaksa membawa Jungkook bersamanya ke Busan dan sekarang mereka kembali.

Tepatnya mengunjungi rumah Paman mereka dan bertemu satu anggota keluarga lagi.

Jungkook menaikkan suhu penghangat dalam mobil mereka.

"Kook, masih ingat Paman Eric kan..?"  Tanya Seokjin dan matanya masih fokus untuk menyetir.

"Iya, Hyung. Paman Eric kan saudara mommy." 

"Kita akan tinggal dengannya untuk sementara dan juga bertemu dengan Yoongi."

Jungkook sedikit mengernyit mendengar nama yang disebutkan oleh Hyung nya itu. Seketika memori berputar pada kenangan beberapa tahun lalu saat berkunjung di Daegu. Jungkook ingat sepupunya itu saat terakhir kali melihatnya begitu pendiam, kulitnya sangat putih, dan begitu suka kesunyian. Namun, yang membuatnya unik sepupunya itu menyukai musik dan piano.

"Hyung, berapa lama kita di Seoul ?"  pemuda manis itu menatap gerimis.

"Mungkin 1 minggu kook. Hyung juga belum tahu pasti."

"Lalu, bagaimana dengan pekerjaan mu..?"

Seokjin tersenyum dan mengelus rambut Jungkook, "Tenang saja, aku sudah menitipkan pekerjaanku pada Lucas. Meskipun masih muda dia benar-benar membantuku."

Jungkook menatap Seokjin, "Eh ? Lucas ? Bukannya hyung memiliki sekretaris- em namanya Ji- Jihyo ?" 

"Hyung memberhentikannya. Dia memang baik namun siapa sangka yeoja sebaik dia mendapatkan perlakuan tidak senonoh di perusahaan. Melihat itu aku memutuskan memberhentikannya."

"Aneh, bukannya dia mengundurkan diri saja jika keadaannya sudah begitu hyung."

"Seharusnya memang seperti itu tapi, Jihyo keras kepala dan tetap ingin kerja. Jadinya hyung memutuskan untuk memberhentikannya saja dan-  mempekerjakan dia di perusahaan yang lebih baik."

Jungkook mengangguk paham dan kembali menatap keluar jendela. Perjalanan mereka masih sangatlah jauh, perlahan matanya terasa berat dan tatapannya menjadi sayu.

Jungkook terlelap.

• • • •


KRIEEK~











"Dia yang terakhir dan tentu saja bayarannya sangatlah tinggi. Kami menangkapnya detik-detik dimana kerabatnya mati." 

Terlihat dua lelaki yang sedang menatap sesuatu di balik jeruji. Satunya memakai setelan jas dan sebuah topeng yang menutup sebagian dari wajahnya. Dan satunya lagi hanya memakai kaos biasa dan terdapat celemek yang kumuh.

Lelaki yang menggunakan topeng itu mendekat semakin memperhatikan objek yang membuatnya tertarik itu. Namun, ia menemukan kejanggalan.

"Kenapa kau menutup matanya ?"

P A I NWhere stories live. Discover now