Six

778 163 55
                                    

Kyuhyun memandangi bagaimana pintu besar akan terbuka. Firasatnya semakin tidak enak ketika Tuannya begitu santai melangkah masuk di ruangan gelap itu, dimana dua makhluk buas berada. Kyuhyun tidak bisa membiarkan begitu saja walaupun kenyataannya Kyuhyun sangat ingin berhenti menjadi sebuah tangan kanan untuk Tuannya.

"Tuan, aku sarankan agar aku ikut masuk juga di dalam sana. Guna berjaga-jaga jika saja ada hal yang tidak diinginkan terjadi." Ujar Kyuhyun begitu Tuannya sudah berada tepat di depan ruangan gelap.

"Jangan mengkhawatirkanku. Tetaplah berjaga diluar,"

Kyuhyun mengangguk meskipun Tuannya tidak melihat anggukan itu. Saat tuannya menaikkan saklar dan ruangan yang tadinya gelap itu menjadi sedikit terang. Dan jauh di depan sana, dua Arkem duduk dengan lutut menumpu dan juga kedua tangan yang dirantai ke atas. Keduanya menunduk dengan darah di tubuh mereka. Deru nafas memburu terdengar dengan sangat jelas.

"Aku yakin kalian sudah mendapatkan hadiah dari anak buahku, bagaimana rasanya dicambuk berkali-kali ?"

Tak ada jawaban sontak membuat pemuda menggertakan giginya dengan keras. Maka ia mengambil cambukan dan melayangkan kea rah keduanya.

CTAS!

CTAS!

Erangan sakit tertahan dan satu diantaranya mengangkat kepala, niat ingin menatap kedepan namun, matanya sudah tertutup dengan kain. Arkem itu terkekeh dan suaranya hampir memenuhi ruangan yang cahayanya semakin lama semakin redup.

"Ada yang ingin kau katakan sebelum menjemput ajalmu ?" ujar pemuda itu. Namun, satu Arkem di depannya semakin terkekeh dan tawanya memenuhi seisi ruangan. Kyuhyun merasakan aura yang mengancam namun, tak mampu berbuat apapun ketika Tuannya masih disana dan melarangnya untuk mendekat.

"Tuan Kangin! Aku mohon jauhi—," ucapan Kyuhyun terpotong begitu melihat tuannya melayangkan satu cambukan yang lebih parah. Tangan Kyuhyun terangkat pelan dan menyentuh pipinya, setitik darah mengenai pipinya.

Bersama dengan itu Kangin keluar dengan keadaan sekujur tubuhnya dipenuhi oleh darah Arkem. Kangin mengambil kain yang sudah Kyuhyun siapkan.

"Jangan memberi mereka makanan."

"Tapi Tuan, bagaimana jika mereka mati ?"

"Itulah tujuanku. Menyiksa yang tersisa dan perlahan-lahan mereka mati."

Kyuhyun menghela nafas gusar, "Mereka adalah Arkem!"

Kangin tertawa kecil dan menyentuh bahu pengawalnya itu, Kangin memegang wajah Kyuhyun dan memfokuskan pandangannya pada kedua Arkem yang telah dia siksa.

Kangin berbisik, "Iya mereka adalah Arkem. Tapi lihatlah keadaan mereka sekarang. Menyedihkan, kembali lagi kuingatkan werewolf- mereka adalah rendahan."

Setelah itu, Kangin beranjak meninggalkan Kyuhyun yang masih termenung di tempatnya. Dalam benaknya ia tidak akan pernah bisa mempunyai pikiran yang sejalan dengan Tuannya. Dikarenakan Kyuhyun sendiri tahu bagaimana buasnya seekor Werewolf. Terutama golongan Arkem.

Kyuhyun bisa membayangkan bagaimana tatapan kedua Arkem didepannya meskipun mata mereka ditutup dengan kain. Kyuhyun dengan segera kembali menutup dan mengunci pintu.














"Kill, kill, kill—KILL!"


~ ~ ~ ~


Mereka terdiam dan menatap objek yang sama. Salah satu dari mereka mendekati objek dan menyentuh lehernya.

P A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang