Part 5

9.6K 1.3K 331
                                    

☆☆☆

Changbin mengusap bibir merah muda milik Felix dengan jarinya. Felix melototkan matanya. Changbin semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Felix.

"K-kak..i-itu.."

Changbin berhenti saat Felix menunjuk wajahnya takut-takut.

"Apa hm?" Tanya Changbin ketika aksinya mendapat jeda dari Felix.

"I-itu..hidung kakak...berdarah."

Changbin dengan secepat kilat mengusap hidungnya. Dan benar, hidungnya berdarah karena ada noda merah di jaringa yang dia gunakan untuk mengusap bawah hidungnya tadi. Dia mimisan.

Felix cepat-cepat pergi menjauh.

Beberapa saat kemudian Felix kembali dengan membawa satu kotak P3K.

Ternyata dia pergi mengambil kotak P3K untuk Changbin.

Sedangkan Changbin kini duduk di sofa panjang dengan mendongak ke atas agar mimisannya berhenti. Tidak tahu harus melakukan apa.

/padahal tinggal disumpal aja itu hidung pake batako..biar darahnya berenti 😪

Felix menarik Changbin agar menghadap kepadanya. Changbin menatapnya dengan wajah bingung sampai kemudian sebuah kapas membersihkan darah yang mengalir dari hidungnya.

Dia menatap Felix yang telaten membersihkan darah di hidungnya tersebut.

Felix yang sedang fokus itu sungguh menggemaskan. Tapi Changbin harus menahan diri sekarang.

Karena otaknya yang mesum membuatnya malu sendiri. Kenapa harus mimisan di saat-saat genting, pikir Changbin.

"Nah..udah. Jangan lepas kapasnya sampai darahnya berhenti." Titah Felix.

Changbin hanya mengangguk dan tersenyum. Felix yang tidak takut dengannya itu adalah impian Changbin.

Dia menggapai pipi Felix dengan tangan kanannya, seketika Felix yang takut dengannya kembali lagi.

Felix mundur teratur lalu berdiri.

"Ma-maaf. A-aku lancang."

Dia membungkuk lalu pergi dari hadapan Changbin dan berlari ke kamarnya.

Changbin menatap kepergian Felix dengan perasaan bersalah dan hampa.

"Gue harus berjuang keras gara-gara gue yang bikin dia menjauh. Seo brengsek!"

Prang!

Teriak Changbin dengan membanting  ponselnya yang berada di tangannya ke dinding dan hancur berkeping-keping. Beserta barang lainnya yang dia hancurkan. Ruang tengah sudah seperti kapal pecah.

Felix yang berdiri bersandar di balik pintu kamarnya terlonjak kaget.

"A-apa aku akan selamat? Mamih, cepat balik. Adek takut. Habis ini adek yang bakal dibanting. Hueee" - isak Felix di kamarnya dengan menenggelamkan wajahnya di bantal.



☆☆



6.23 PM

Tok tok tok

Felix mengucek matanya dengan pelan lalu mengerjap dan menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya lampu kamarnya. Dia tadi tertidur sehabis menangis.

Dia melirik jam sebentar, lalu berjalan ke pintu kamarnya untuk membuka pintu tersebut.

"Ayo makan malam."

Ajak Changbin dengan wajah berantakan lalu berlalu.

Felix terdiam.

Phobia (?) - CHANGLIX ✔ [Under Revision]Where stories live. Discover now