19. Foto

313 62 21
                                    

"Do Kyungsoo!!"

Orang yang dipanggil menengok ke arah yeoja yang memanggilnya dengan suara lantang di tengah keramaian sekolah.

Kyungsoo menyunjingkan senyumnya tidak menyangka. "Tidak biasanya kau memanggilku dengan selantang itu."

Tidak di duga-duga, saat Karmel sudah sampai di dekat Kyungsoo. Senyuman di wajah Kyungsoo menghilang bersamaan dengan tamparan Karmel yang melayang tepat di pipi pria tampan itu.

"Pasti kau kan yang menyusuh seseorang untuk memukul Jihoon." Tuduh Karmel.

Rahang Kyungsoo mengeras. "Ada bukti apa kau menuduhku tanpa sebab?!" Teriak Kyungsoo.

Tapi Karmel tidak mau takut karena teriakan dan ekspresi marah Kyungsoo. Jika tidak salah, tidak perlu takut untuk melawan. Apalagi Karmel memiliki keyakinan kuat jika Kyungsoo lah yang merencanakan aksi pemukulan Jihoon beberapa hari terakhir ini.

"Tidak ada orang yang membenci Jihoon selain kau." Karmel yakin Jihoon tidak memiliki musuh di luar sana. Jihoon terlalu baik untuk memiliki musuh. Dan hanya Kyungsoo yang memenuhi kategori itu.

"Kau tidak tau bukan sikap Jihoon di luar sana! Jihoon itu tidak seperti yang kau bayangkan." Sunjingan senyum dari Kyungsoo menimbulkan kerutan di kening Karmel.

"Sudah ku duga kau tidak tau."

"Tidak tau? Aku tau Jihoon itu orang yang baik. Dia tidak mungkin punya masalah selain kau yang merasa kalah karena orang seperti Jihoon bisa mengalahkanmu untuk mendapatkanku lagi."

Beberapa orang bersuara karena ucapan Karmel. Terpukau karena seorang Karmel bisa mengatakan perbandingan di depan Kyungsoo yang tidak suka dibanding-bandingkan itu. Terutama pada anak yang dia anggap tidak pantas dibandingkan dengannya, yaitu Jihoon.

"Jaga ucapanmu yeoja lemah!" Kyungsoo mencengkram pipi Karmel dengan satu tangan. "Siapa bilang Jihoon itu anak baik?! Dia itu bahkan lebih busuk dariku. Dia sudah menipumu." Kata Kyungsoo dengan berbisik-bisik.

Karmel memegang tangan Kyungsoo yang masih mencengkram pipinya. Berusaha menarik tangan itu walaupun itu akan memberikan bekas merah di pipinya.

"Atas dasar apa kau menuduh Jihoon membohongiku?" Kata Karmel dengan susah payah karena cengkraman di pipinya.

Mungkin untuk perasaan, Jihoon memang berbohong pada Karmel dan berpura-pura nyaman di dekatnya. Namun dia tidak pernah melihat kebohongan lain yang ditunjukkan Jihoon.

Tanpa paksaan, Kyungsoo melepas cengkraman di pipi Karmel. Ada tanda merah di kedua pipi putih itu. "Kalau kau mau tau kebenarannya, tanyakan saja langsung pada Jihoon. Atau? Kau bisa ke gudang dan kau akan menemukan sesuatu di sana."

Setelah mengucapkan itu Kyungsoo pergi tanpa mengatakan sesuatu yang lebih jelas lagi. Meninggalkan Karmel yang masih menatapnya dengan tatapan kesal.

Bagi Karmel, Kyungsoo adalah namja terburuk yang pernah dia temui selama ini. Dia menyesal sudah mengenal pria bernama Kyungsoo.

Tapi..

Karmel penasaran dengan apa yang dikatakan Kyungsoo tadi. Dia tidak berpikir Jihoon benar-benar membohonginya. Dia bahkan berpikir Kyungsoo lah yang berbohong padanya. Namun ada yang mengganjal di dadanya.

🌸

Karmel melangkahkan kakinya menuju gudang.

Seharian ini dia terus resah dengan ucapan Kyungsoo. Dia sendiri juga bingung kenapa dia harus memikirkan kata-kata orang yang bahkan sudah tidak bisa dia percaya. Hingga sekarang kakinya benar-benar melangkah ke tempat yang dimaksud.

Dia tidak bisa menanyakannya langsung pada Jihoon, walaupun dia menganggap Jihoon jujur pun. Tidak ada orang yang bisa benar-benar jujur jika ditanya untuk mengatakan kejujuran. Tidak ada yang tau kebenaran dari ucapannya.

Karmel berjalan dengan pelan menuju gudang. Membuka pintu yang berdecit itu dengan agak kesulitan karena angsel pintu yang sudah agak macet.

Dengan menjulurkan kepalanya sedikit, Karmel mengintip ke dalam. Tidak ada siapa-siapa di dalam gudang itu. Harusnya dia sudah bisa menebak jika Kyungsoo hanya mengelabuinya.

Karmel berjalan memasuki gudang itu. Hawanya memang berbeda seperti ucapan orang-orang mengenai gudang yang angker. Tapi kenapa dia tidak keluar juga walau sedang takut?

Karena pikiran itu juga dia langsung hendak keluar. Namun ada yang sedikit mengganjal mengenai pintu gudang itu. Karmel mendekati pintu itu. Memegang kertas putih yang tertempel di sana.

Masih bersih dan tidak berdebu. Kertas itu juga masih putih tidak bernoda. Karmel mencabut kertas amplop itu. Tidak mungkin benda yang ada di gudang masih sebersih ini. Pasti baru saja ditempel. Bahkan perekatnya masih lengket.

Tangan Karmel bergerak membuka amplop itu. Di dalamnya dia menemukan banyak kertas-kertas lainnya.

Foto?

Mata Karmel melebar. Keningnya berkerut. Rautnya mengeras.

Karmel terus membalik foto-foto itu dengan cepat. Menggeleng dengan kuat karena dia tidak percaya dengan mengelihatannya sendiri. Hampir semua foto itu merupakan wajah Jihoon. Bukan Jihoon kutu butu. Tapi Jihoon yang memukuli orang-orang yang berbuat kurang ajar kepadanya beberapa hari lalu ketika di kedai kopi.

Katanya yang kemarin memukuli mereka itu orang-orang sekitar, kenapa ini Jihoon? Ini pasti hasil foto rekayasa. Tidak mungkin Jihoon memukuli orang-orang itu sendirian.

Tapi..

Karmel memasukkan kembali foto-foto itu dan berjalan cepat keluar gedung. Menyusuri kolidor dengan cepat dan memperhatikan sekeliling dengan cermat.

Sesampainya di depan kelas Jihoon, Karmel tidak menemukan siapa pun di sana. Sekolah sudah sepi dan hanya tinggal beberapa orang yang melakukan ekstrakulikuler.

Apa aku harus ke apartemennya?

◇🌸◇

Kebohongan Jihoon mulai teruangkap. Di sini sudah sangat jelas siapa yang buat Jihoon habis dipukuli. Lalu apa yang akan dilakukan Karmel? Dia akan marah apa siapa?

Orang yang memberitahunya atau orang yang membohonginya?

Silahkan ikuti terus cerita ini ^^
Jangan lupa vote dan comment ya
Annyeong~

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang