40. Petasan

313 56 10
                                    

Di dalam apartemen Jihoon. Untuk kesekian kalinya, Soonyoung menumpang makan dan istirahat di sana.

Pertanyaan yang selalu Soonyoung dapat karena kebiasannya itu adalah, kenapa dia suka sekali bermain di apartemen Jihoon? Jawabannya karena dia menghindari beberapa orang yang mencari dirinya di apartemennya sendiri.

Soonyoung dikenal sebagai asisten seorang dancer. Nomor telepon dan alamat apartemennya itu sudah diketahui beberapa murid terpenting gurunya tersebut. Namun tidak semua bisa menjaga rahasia. Alhasil murid-murid yang sekedar ingin mendekatinya pun jadi mengetahui alamat rumahnya.

Jika nomor telepon bisa dia blokir, alamat rumah tidak mungkin dia blokir. Dia juga tidak mungkin pindah rumah. Soonyoung tidak bisa atau lebih tepatnya tidak mau jauh-jauh dari kedua temannya. Dia tidak mau tinggal sendirian.

Jadi untuk mengumpulkan ketenangan, dia selalu mampir ke apartemen Jihoon yang sudah pasti memperbolehkan dan mengizinkannya melakukan apapun di dalam. Sedangkan jika di apartemen Wonwoo, dia akan mendapat banyak penolakan dan peraturan yang menumpuk.

Karena sudah terbiasa juga, Soonyoung masuk begitu saja tanpa permisi. Berjalan menuju dapur dan mengambil sebotol cola di dalam kulkas tanpa sepengetahuan pemiliknya. Meminum sedikit cola itu. Lalu fokus kembali ke ponselnya. Menaikan kakinya ke sofa sambil meneliti koreo yang diminta gurunya untuk dipelajari itu.

Setelah sepuluh menit dia mengulang-ulang video itu sampai kejenuhan menyerangnya. Walau dia mencari kesunyian, apartemen Jihoon tetap terlalu sepi. Pasti pria kecil itu ada di studionya lagi dan jadi patung di sana.

Soonyoung berniat merusuh pekerjaan Jihoon, tapi tertahan saat melihat ponsel Jihoon tergeletak di atas meja. Seringai menghiasi wajahnya. Sebuah ide muncul dipikirannya.

Pria bermata sipit itu mengambil ponsel itu. Mengetikan sebuah pesan pada seseorang dan mengirimkannya pada orang tersebut.

Soonyoung terkikik sendiri mengirimkan pesan pada orang tersebut. Setelah selesai, dia mengembalikan ponsel itu ke tempat semula dan segera pergi meninggalkan tempat itu. Namun sebelum benar-benar meninggalkannya, Soonyoung mengetuk pintu studio Jihoon beberapa kali, lalu kabur dengan cepat.

Sepersekian detik setelah Soonyoung mengetuknya, Jihoon membuka pintu itu dengan dirinya yang masih menempel di kursi kerjanya. "Pasti Soonyoung lagi." Gumam Jihoon.

Karena kelakuan Soonyoung itu, sekarang ide Jihoon berhenti sekejap. Apalagi melihat cola yang tergeletak dengan hawa dingin masih mengelilingi botol itu. Jihoon jadi haus.

Jihoon pun bangun dari kursinya dan berjalan mengambil botol itu. Menegak soda dari cola itu hingga setengah lalu mengambil ponselnya yang baru dia sadar tertinggal di sana.

Jihoon hendak membuka pesan dari atasannya, namun matanya langsung terfokus pada pesan dari kontak Karmel. Dia membuka pesan itu terlebih dahulu.

Hong Karmel

Karmel-ah

Ne?

Kau ada acara? •
Ada yang ingin ku berikan padamu •
Bisa kita bertemu? •

• Tidak biasanya? Ini sungguh kau?

Ne. Ini aku •
Aku tidak pernah mengajakmu pergi •
Jadi aku ingin mengajakmu hari ini •
Ottokhae? •

Sweet LieWhere stories live. Discover now