EXTRA PART

77 6 0
                                    



"Bagian pemasaran tiket pensi gue pilih Sellin, Adi, Reni, sama Genta."

"Bay, kok gue disatuin sama Reni sih? Ogah banget!" protes Adi yang langsung mendapat delikan tajam dari Reni.

Bayu memutar otak, dan langsung menyahut. "Karena Elo sama Iren followersnya sama banyak kaya Sellin Genta. Sekali promo pasti dapet banyak peminat, karena lo juga gak kalah ganteng dari Genta. Sekali posting promo pasti nambah followers, like juga."

Adi senyum-senyum sendiri, sementara Genta yang namanya digunakan untuk membujuk Adi jadi mendelik sebal.

Siang itu, Bayu sengaja mengumpulkan anak-anak osis untuk rapat pensi yang akan datang. Senyumnya juga sedaritadi terbit melihat Genta kali ini ikut, jadi kemungkinan besar bu Irene akan berhenti mengganggunya lagi untuk mengajak Genta ikut kegiatan osis. Tapi, bukan hal mudah membuat Genta duduk diruangan ini untuk mendengarkan rapat pensi. Bayu harus rela menuruti perintah Hanny karena memang cowok itu meminta bantuan Hanny untuk membunuk Genta. Bayu juga seolah dituntut jadi murid bengal oleh Hanny hari ini, mulai dari membantu cewek it melabrak siswi yang diam-diam menghujat Hanny ataupun menyembunyikan sepatu seseorang yang sedang berada di lab komputer.

Tapi, biarlah, itu sedikit menyenangkan juga. Sesekali mungkin Bayu memang perlu belok sedikit dari kelurusan hidupnya.

Cowok jangkung itu tersadar, jadi menatap cewek yang kini menunduk sendu dikursi pojok. "Sel, lo gak keberatan kan?"

Sellin megerjap, mengangkat wajahnya. "Hm, setuju kok, Bay," katanya sambil tersenyum tipis. Kemudian melirik kecil kearah Genta yang sedang aku mulut dengan Adi, tentang siapa yang paling ganteng dan terkenal disosmed.

Bayu kembali menginterupsi menjelaskan beberapa hal mengenai pensi. Bukan hanya pemasaran tiket pensi, tapi beberapa hal lainnya.

Sementara Sellin tidak mendengarkan itu. Matanya kini sibuk menatap Genta yang kini serius memerhatikan Bayu dengan senyum kemenangan, dan Adi yang beberapa kali mendelik dengan wajah kalah. Hm, poor Adi.

Sebenarnya Sellin sama saja dengan Adi. Dia ingin protes, tidak mau satu tim dengan Genta. Jika biasanya dia akan langsung semangat tapi kali ini tidak, karena Sellin tau, Genta tidak sendirian. Cowok itu sudah memiliki Hanny.

Sellin tidak mau jadi perusak. Perusak hanya untuk orang-orang kurang kerjaan dan hidupnya menyedihkan.

Sellin tidak termasuk. Karena kini dia mau melupakan Genta. Menghilangkan perasaannya pada cowok itu. Jadi, cukup terbebani ketika diharuskan seharian dengan Genta.

Tapi, anggap saja itu tantangan.

"Gue harus bisa. Semangat Sellin." katanya menyemangati dalam hati.

Ponselnya bergetar. Sellin merogoh saku, langsung membuka pesan baru yang masuk. Dari Yogi.

Yogi : Daripada liatin punya orang mending sini, liat kejendela. Ada yang lebih ganteng loh.

Sellin reflek mengangkat wajah, dan mengedarkan pandangannya langsung kejendela. Matanya langsung membulat melihat Yogi tengah tersenyum lebar disana. Memerhatikannya. Tapi Sellin langsung mengerutkan kening.

Sejak kapan cowok itu disana?

Yogi menunduk, sibuk sendiri entah apa itu, tapi sesaat kembali mendongak menatap Sellin bersamaan dengan ponsel Sellin yang kembali bergetar. Dia kembali menunduk membuka pesan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feeling✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang