28. Pancingan

11.4K 817 7
                                    

"Stop!!!" Tiar menghentikan perkelahian antara Alex dan Radit. Dia menarik tangan Alex untuk mundur. Tetapi Alex tetap menatap tajam sahabatnya. Tiar mengalungkan tangannya di lengan Alex dan menariknya mundur. "Lex, please.."

Radit tersenyum mengejek yang kembali menyulut emosi Alex.
"Apa? Pukul gue, kalau itu bisa menyelesaikan masalah."

"Kak! Ngapain sih?" Tiar menyerah. Tiar melepas tangan Alex dan mundur beberapa langkah dari mereka. "Kalau kalian masih mau bertengkar, adu jotos seperti abg, silahkan." Tiar berteriak dan ternyata di dengarkan oleh Alex maupun Radit. Alex masih diam saat Tiar meninggalkan mereka.

Alex tersentak saat lengannya di pukul pelan. "Kejar dia, jangan diam saja atau," Radit sengaja menggantung kalimatnya dan melihat reaksi Alex "gue yang akan ngejar dia."
Alex menatapnya tajam kemudian berjalan cepat mengikuti langkah Tiar. Alex tidak bisa menyembunyikan segala emosi yang bergemuruh di dadanya. Radit sudah lama mengenal Tiar meskipun dia hanya menganggap Tiar sebagai adiknya. Tetapi semua yang di ceritakan Radit kepada Alex mengubah segalanya. Radit mengubah cara Alex memandang Tiar, Radit mengubah pikirannya terhadap Tiar, dan Radit juga yang membuat perasaannya berubah saat melihat gadis itu. Tanpa sadar Alex sangat mencintai gadis itu.

Tiar sudah masuk ke dalam gedung tempat mereka bekerja dan lift sudah hampir tertutup ketika sebuah tangan menahan pintunya. Alex masuk ke dalam lift itu dengan santai. Hanya Tiar yang masih mengatur nafasnya sendiri. Keheningan menyelimuti mereka berdua sampai lift kembali terbuka. Alex meraih tangan Tiar sebelum gadis itu melangkah keluar. Tiar berusaha melepaskan tangannya tetapi tidak berhasil. "Lex, ini di kantor."
"Lalu kenapa?" Alex bertanya tanpa menoleh padanya. Sampai mereka berdua masuk ke ruangan Alex. Tiar yakin mereka sudah menjadi bahan gosip di seluruh penjuru kantor saat ini. Apalagi saat melewati meja Citra yang terletak di depan ruangan Alex.

"Saya mau balik kerja lagi." Kata Tiar setelah lima belas menit Alex mengutak atik laptopnya sambil menggenggam tangan Tiar yang terpaksa duduk di sampingnya.
"Apa kerjaan kamu yang pending?"
"Lex, kenapa kamu nggak mau lihat posisi saya saat ini? Kamu tahukan apa yang bos besar katakan tentang kinerjaku?"
"Itu bukan salah kamu. Aku yang bertanggung jawab di sini."
Tiar menggigit lidahnya agar tidak membalas ucapan Alex. Tiar tahu kalau sudah seperti ini Alex tidak bisa di bantah.
"Kamu cuma..."

"Cuma apa?" Alex menghentikan aktifitasnya dan menoleh kepada Tiar. Genggamannya melembut dan tatapan Alex tidak semarah tadi.
"Apa kamu cemburu sama Radit?"
Alex menaikkan alisnya meminta penjelasan dari pertanyaan Tiar.
"Jadi benar?" Tiar tidak tahan menahan senyumnya.

"Saya cuma tidak suka ada orang lain yang sok tahu."
Tiar menghela nafas dan mengumpulkan kesabarannya. Tiar tidak lagi meronta dalam genggaman Alex dan dia menyambut genggaman Alex yang melembut. "Kita pulang bareng?"
"Iya." Alex menjawab sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.
"Kalau gitu biarin saya kerja ya?"
Alex mencium tangan Tiar dan membiarkan gadis itu meninggalkan ruangannya.

***

Tiar sedang mengetik di laptopnya ketika ponselnya berbunyi.

Thomas: p
Thomas: 😲

Tiar: maksudnya apa nih?

Meskipun dalam hati Tiar tahu apa yang diinginkan Tomas yang notabene adalah raja gosip.

Tiar: nyet, awas lo kalo bahas masalah tadi 😱😤

Tomas: gue emang mau nanya yang itu.... sejak kapan Lo dan Alex pacaran?

Tiar hanya bisa menghela nafas. Mungkin sudah saatnya dia berbagi cerita dengan sahabat - sahabatnya. Apalagi sobatnya yang satu ini akan merecoki terus sampai dia menceritakan dengan detail.

Resolusi Love  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang