000. Alternative Universe

26.5K 2K 214
                                    

Aku tersentak, hingga terbangun dari kelelapan yang merenggut. Merasakan debaran jantung yang mendadak berderu keras. Aku bisa merasakan tubuhku yang berdenyut dan keringat dingin yang menguncur.

Ditambah pening yang menghantam belakang kepalaku. Aku tahu, aku baru saja mengalami kondisi tubuh yang terhentak secara tiba-tiba dari tidur lelap.

"Yoora, kau baik-baik saja?"

Suara bariton lembut dari arah pintu itu menyadarkanku, membuatku memeluk erat pinggangnya saat tubuhnya telah mendekat tepat di sebelahku. Aku tak menyadari semenjak kapan air mata meluncur.

"Yoora, apa yang terjadi? Kau bermimpi buruk?"

Satu anggukan kecil menjadi jawaban, bibirku terlalu kelu untuk berucap. "Op-oppa.. a-aku—"

Bahkan suaraku sudah benar-benar tergagap.

"Hei, tenanglah. Minum dulu agar kau lebih tenang."

Aku langsung meraih satu gelas air putih yang di ambilnya dari nakas. Aku langsung menghabiskannya, dan masih dengan satu tangan yang meremat bajunya. Aku masih tak ingin berjauhan darinya setelah mimpi buruk itu. Aku takut.

"Oppa, Taehyung Oppa."

"Ada apa? Apa yang kau mimpikan?" Aku terdiam, segera menjatuhkan diri dalam rengkuhan Oppa tiriku ini.

"Kau memimpikan Ayah dan Ibu?" Kini aku menggeleng, melesakkan semakin erat tubuhku untuk mendapatkan ketenangan dari pelukannya.

"Aku bermimpi. Mimpi yang sangat mengerikan." Mataku memejam saat mendadak bayangan mimpi tadi kembali hadir menyerang. Seketika hatiku sakit mengingatnya.

"Aku bermimpi tentang kau dan Jungkook. Kalian jahat, memperlakukan dengan buruk, bahkan kalian menyiksaku dan menyakitiku. Hingga akhirnya aku mati bunuh diri karena kau dan Jungkook yang meninggalkanku."

Satu kekehan Taehyung menjadi kesimpulan betapa mimpiku terlihat tak masuk akal baginya.

"Tenanglah, adik manis. Itu hanya sebuah mimpi."

Aku semakin mengeratkan kembali pelukanku saat mendengar panggilannya. Jantungku berdenyut menyakitkan.

"Jika itu benar-benar terjadi, aku akan mencari Taehyung dan Jungkook yang telah menyakitimu itu. Aku akan membuat perhitungan dengan mereka. Bahkan jika itu dalam mimpimu, aku akan mengejar mereka kesana dan membuat perhitungan. Tak ada yang boleh menyakiti adik manisku."

Aku tersenyum mendengar candaan Taehyung, meski masih ada getir mendengar sebutan adik manisnya. Penggilan sayang darinya semenjak Ayahnya dan Ibuku menikah.

"Oppa, kau menyayangiku kan? Kau tidak akan menyakitiku kan?"

Taehyung menarik tubuhnya, merengkuh wajahku dan mendaratkan sebuah ciuman hangat di dahiku. "Aku menyayangimu, Yoo. Aku bersumpah tak akan membuatmu merasa tersakiti. Aku sudah berjanji pada Ayah dan Ibu untuk menjagamu selamanya."

Aku kembali merasukan tubuh dalam pelukan Taehyung, bersyukur karena pada kenyataan Taehyung tak akan pernah melakukan hal keji seperti dalam mimpiku.

"Sekarang bersiaplah, Jungkook akan menjemputmu satu jam lagi. Dia sudah pulang dari Amerika dan kita akan menjemput suami tercintamu itu di bandara."

• • •

"Jungkook.."

Aku memanggilnya lembut, memainkan tanganku di dada telanjangnya. Memulai percakapan malam kami setelah kegiatan panas.

"Hmm?" Suara erangan lembut Jungkook menandakan bahwa atensinya telah berfokus padaku.

"Tadi siang aku bermimpi buruk, sangat buruk. Sesungguhnya itu mengganggu pikiranku."

Jungkook memutar sedikit tubuhnya untuk menghadapku. Memberikan satu pelukan dengan tangan kirinya yang berada di pinggangku.

"Kau bermimpi tentang apa?" Suara lembut Jungkook bersama satu kecupan di puncak kepalaku. Satu cara Jungkook untuk memberikanku ketenangan dengan sentuhannya.

"Tentang kau dan Taehyung Oppa."

Jungkook menarik tubuhnya, menatapku sedikit menyorot penuh tanya tentang apa yang ada dalam mimpiku.

"Kau menyakitiku setiap kita melakukan hubungan sex, lalu kau meninggalkanku dan menikah dengan perempuan lain. Hingga akhirnya aku bunuh diri karena permintaanmu yang tak ingin melihatku sama sekali. Kau menyuruhku pergi ke tempat yang tak bisa kau dapati."

Mata Jungkook membulat sempurna, aku tahu Jungkook pasti terkejut mendengar ceritaku.

"Itu hanya mimpi, sayang."

"Aku tahu, Jung. Tapi entah mengapa aku merasakannya begitu nyata hingga aku terbangun dalam keadaan menangis."

Jungkook membelai lembut surai hitamku, memberikan ketenangan yang kuinginkan. Berkali-kali membubuhkan kecupan ringan di puncak kepalaku.

"Jangan dipikirkan lagi, kau tahu kan jika aku tak akan melakukan hal itu?"

Aku mengangguk dalam pelukannya, menyandarkan kepala di perpotongan lehernya dan menghirup feromonnya yang menguar.

"Aku sangat mencintaimu, Yoo. Tak akan pernah ada perempuan lain menggantimu. Jadi jangan takutkan apapun, aku bersumpah tak akan pernah meninggalkanmu."

Sekali lagi aku mengangguk, mengeratkan tubuh kami yang telah sama-sama telanjang.

Jungkook menarik kembali tubuhnya untuk dapat melihatku, tatapannya berubah liar seketika.

"Mimpi itu hanya bunga tidur, dan aku adalah hal nyata di hadapanmu. Jika di mimpi aku menyakitimu, maka di kenyataan aku akan memberikan hal ternikmat yang menjadi hakmu. Bagaimana kalau kita mencobanya lagi sekarang?"

Dalam detik berikutnya, Jungkook telah berpindah di atasku. Mengukungku dalam tubuhnya yang panas.

Untuk setiap sentuhannya malam itu, membuatku semakin jika mimpi itu tak akan pernah terjadi. Karena Jungkook benar-benar memperlakukanku lembut dan berharga. Menyentuhku penuh kenikmatan di setiap hujaman. Berakhir dengan Jungkook yang menbawaku mendaki surga dunia.

Satu hal yang pasti, Jungkook tak akan pernah membawaku menuju neraka.







- July 17, 2018
Ini hanya bonus ya, sebagai penutup.
Adoreyna

FAKE LOVE ✔️Where stories live. Discover now