23. Berharap dan Tegar

1.9K 226 48
                                    

Perhatian!!!

Jangan salahkan author kalau kalian anu, habis baca part ini😂😂(maafkan author yang jadi slow update, dikarenakan tugas yang menggunung 🙏🙏😁).
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading :)

Taehyung memandang keluar jendela kamarnya, bayangan Yerin tersenyum terukir di sana. Tidak sabar ia menunggu hari dimana Yerin pulang dari Singapura.

Tes...

Air hujan mulai turun, udara menjadi dingin. Taehyung menutup jendela kamarnya dan menguncinya dari dalam. Saat hujanlah, ia bertemu dengan Yerin, saat hujanlah ia dipeluk oleh Yerin. Taehyung masih ingat betul, dimana saat Yerin menghentikannya untuk tidak menggoreskan pisau ke pergelangan tangannya.

Rasanya hangat saat ia memeluk Yerin. Ia berharap Yerin baik - baik saja di sana, ia berharap Yerin tersenyum bahagia di sana.

Lelaki itu berjalan ke arah nakas, dan mengambil kotak. Ia geret kursi anyaman rotan ke dekat jendela. Saat hujan mulai deras, Taehyung malah membuka jendelanya lebar - lebar, membiarkan cipratan air masuk, biarkan ia mengingat masa manisnya bersama Yerin.

Taehyung duduk di sana, dan mulai membuka kotak, yang isinya surat dari Yerin selama dua tahun ini. Tulisan asli dari tangan Yerin, tak lupa dengan tanda tangan uniknya yang ada lovenya.

Ia tarik kedua sudut bibirnya ke atas "Yerin...ingatkah, saat kau tak segan - segan, memelukku untuk menghentikam aksi konyolku itu? Terimakasih, kalau bukan karenamu, aku tidak bisa mengenalmu."

Rintik air hujan menyiprat ke wajah Taehyung, seakan - akan hujan itu adalah jawaban 'Ya' dari Yerin.

Shina masuk ke kamar anak lelakinya itu. Wanita itu tersenyum tipis saat melihat Taehyung duduk memandang hujan di luar. Sang ibu itu menepuk pelan bahu anaknya, dan membuat anaknya menoleh ke arah ibunya "Tae.."

"Ada apa ma?" Taehyung menutup kotaknya saat mengetahui mamanya berada di belakangnya.

Shina penasaran dengan kotak yang ada di genggaman Taehyung "Kotak apa itu Tae?"

"Tidak, ini hanya surat - surat lama dari Yerin."

Shina tersenyum mendengar penuturan dari mulut anak lelakinya kini "Masih merindukan Yerin? Kau ini..." Shina terkekeh "Yerin akan pulang, kau harus sabar." Taehyung mengangguk.

"Tutup jendelanya nak, airnya masuk semua." Shina menarik gagang yang ada di jendela, tetapi Taehyung menghentikannya "Biar ma, biar seperti ini." Shina mengernyitkan keningnya.

"Ini basah semua Tae, nanti bajumu juga basah."

"Biarkan, biarkan seperti ini. Setidaknya ini adalah alasan dimana Tae bertemu dengan Yerin." Shina terkekeh "Ya sudah, kalau begitu. Mama keluar dulu, mau menunggu Eunha. Anak itu memang susah kalau di bilangin, setelah siapa itu temannya pindah sekolah ke Jakarta jadi sering keluar bareng, siapa itu namanya Ju..Jongkok, jung..kuk...siapa sih?"

"Jungkook ma." jelas Taehyung, yang susah mengeja nama Jungkook. Shina menatap anaknya sebentar, dan melenggang pergi dari sana.

Taehyung terkekeh, saat ia membaca surat dari Yerin satu persatu.

***
Hari ini hujan sangat awet, jalanan jadi macet. Taehyung sudah telat, karena hari ini ia ada meeting, menyusahkan saja.

Taehyung akhirnya sampai ke kantornya, sekretarisnya nampak sudah menunggu di sana "Kenapa telat?"

Aku Ada Untukmu ✓  Donde viven las historias. Descúbrelo ahora