Chapter 13: Bertemu di Taman

25.7K 2.3K 19
                                    

Bunyi ketukan pulpen yang beradu dengan meja terdengar jelas di telinga Naura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bunyi ketukan pulpen yang beradu dengan meja terdengar jelas di telinga Naura. Naura yang tengah menyalin materi dari buku paket pun menoleh merasa terganggu.

"Diam, La. Jangan berisik," ucapnya kepada Lala yang duduk di sampingnya.

Namun, Lala tak menghiraukannya. Gadis yang katanya ingin menginap di tempat Naura tersebut menumpukan kepalanya pada meja. Menatap Naura yang sedang belajar.

"Jangan rajin-rajin amat deh, Ra. Udahan belajarnya. Mending kita nonton. Besok, kan, libur," ucap Lala.

"Nonton apa? Aku lagi enggak punya stok film," ucap Naura.

Lala menghela napasnya. Ia bosan. Jam menunjukkan pukul 19.30 WIB.

"Jajan di luar yuk, Ra. Lapar nih."

"Tadi kan udah makan mi."

"Tapi, masih lapar, Ra. Kalau gitu, kamu temenin aku aja deh. Yuk."

Naura meletakkan pulpennya. Melihat jam sekilas, ia pun kemudian berdiri. "Mau jajan apa?" tanyanya.

Lala yang mengerti maksud Naura pun tersenyum. "Belum tau. Keluar dulu aja. Cari udara seger," ucapnya.

Naura mengambil jaketnya. Lalu memakainya.

Setelah ijin kepada Mas Nara, mengatakan jika ingin keluar sebentar, Naura dan Lala pun segera menuju garasi. Lala mengeluarkan motor matik yang ada di sana. Karena Naura belum bisa berkendara, ia pun membonceng Lala.

Di perjalanan, semilir angin menerpa wajah Naura dan Lala. Walaupun mereka sudah mengenakan jaket, ternyata dinginnya udara masih bisa dirasakan kedua gadis itu. Naura mengusap-usap lengannya.

"Pelan aja, La. Dingin banget, nih," ucap Naura.

"Udah mendingan ini. Enggak terlalu cepat," ucap Lala setengah berteriak.

Jalanan masih ramai. Toko-toko, warung makan, dan pedagang kaki lima masih buka di setiap sisi jalan. Beberapa warung pecel lele atau pun warung yang menjual nasi goreng terlihat ramai oleh pelanggan. Setelah beberapa menit di perjalanan, Lala menghentikan sepeda motornya di depan etalase pedagang kaki lima yang menjual roti bakar.

Naura turun dari motor. "Mau beli roti bakar?" tanya Naura kepada Lala.

Lala mengangguk. Ia ikut turun setelah merapikan rambutnya. "Malam-malam gini enaknya makan yang hangat-hangat."

"Mari. Mau rasa apa?" ucap si pedagang.

Naura dan Lala melihat daftar rasa dan harga yang tertempel pada sisi kaca etalase.

"Rasa coklat, stroberi, sama blueberry, Mas," ucap Lala.

Naura langsung menoleh ke arah Lala. "Banyak banget, La. Emang kamu habis?" tanyanya.

"Kan ada kamu sama Mas Nara. Emang mas Nara enggak kamu beliin?"

"Oh iya."

"Duduk dulu, Kak. Ditunggu sebentar, ya."

Mantan Rasa Pacar [END]Where stories live. Discover now