Chapter 03

11.9K 650 1
                                    

“Oh, jadi lo ya selingkuhannya Zidan? Cih, jilbab aja di panjangin, modelannya sama aja kayak cabe-cabean,” Radha mencoba mengatur emosinya, jangan sampai masalah yang bahkan dia sendiri tak tahu berujung panjang.

“Lo tau gua siapa?” Afra kembali menantang.

Radha memukul-mukul pelan tengkuknya, berharap pusingnya hilang. “Yang gak naik kelas dua kali itukan?” Afra melotot tak terima.

“Kurang ajar lo ya!” Wajah perempuan itu memerah, dia melangkah maju dan menarik kasar jilbab Radha.

“WOI, WOI, SANTAI LO!” Teriak Wati sambil mendorong Afra cukup kuat. Kedua tangan Radha terkepal, dia merasa sangat marah. Hanum yang di sebelahnya mengelus pundaknya agar tak emosi.

“Gua gak ada urusan sama lo. Minggir!” Afra mendorong balik Wati. Hal itu nampak langsung oleh Radha, dia tak suka temannya diperlakukan seperti itu.

Radha melangkah maju, menarik kasar jilbab Afra  juga, bahkan sampai terlepas. “Lo pikir lo siapa berani gituin teman gua? Ha?” mereka semua yang menonton dibuat takut dengan aura Radha yang berubah 180 derajat. Belum pernah mereka melihat sisi Radha yang seperti itu.

“Lo ya!” Afra hendak menarik jilbab Radha lagi, tapi cepat perempuan itu menendang betisnya.

“SAKIT!” Teriak Afra mengaduh, dia menangis. Semua yang melihat itu menutup mulut saking terkejutnya.

Tak ada ekspresi wajah yang Radha berikan, dia datar saja. “Gua gak tau lo ada masalah apa sama gua. Gua gak tau siapa Zidan itu. Gua gak peduli apa pun tentang lo. Gua lagi malas cari ribut, mending lo cabut sekarang!”

“GUA PACARNYA ZIDAN! DIA BILANG SENDIRI KALAU DIA SELINGKUH SAMA LO!” Teriak Afra, wajahnya sudah dipenuhi air mata.

Radha tertawa mengejek. “Terserah. Intinya gua kenal pacar lo aja enggak, ya kali mau selingkuh.”

Afra berdiri dengan tertatih. “Lo tuh murahan! Lepas aja itu jilbab panjang lo, najisin lo!” Afra tak jera, malah semakin ngelunjak.

Radha mengusap dadanya, “sabar, Dha, sabar.” Gumamnya sendiri.

“Gua gak bakal tinggal diam. Gua bakal hancurin hidup lo!” Teriak Afra sambil menunjuk wajah Radha.

“Sinetron banget hidup lo,” balas Radha.

“Awas lo!” perempuan itu masih saja menunjuk-nunjuk dengan angkuh walau sedang kesakitan.

“Awas lo, awas lo, lo kira mau nyebrang!” Radha membalas dengan santai. Afra dan kedua temannya pergi berlalu.

Pening itu kembali menyerangnya, Radha memilih duduk dan memijit kepalanya sebentar. Dia berharap untuk kali ini saja tak ada yang cepu ke guru kesiswaan. Kalaulah ini kasus dibesar-besarkan, lalu Ayahnya tahu, mungkin lulus sekolah benar-benar akan di nikahkan dia.

“Gila apa itu anak? Selingkuh? Radha naksir cowok aja gak pernah kita dengar, mau selingkuh-selingkuhan segala,” kata Eka.

“Stres kali dia, mikirin umur yang udah tua tapi masih sekolah,” sambung Wati. Radha terkekeh. Bisa jadi benar.

***

Radha menghapus sisa air matanya, seperti inilah dia berakhir kalau sudah terlibat masalah. Ditangannya ada amplop putih berlogo SMA Muhammadiyah 1. Itu adalah surat panggilan orang tua yang ketiga kalinya selama dia di kelas 12.

Tadi, detik-detik bel pulang berbunyi, dia dipanggil ke ruang kesiswaan. Apalagi kalau bukan masalahnya dengan si Afra itu. Selain mendapatkan surat panggilan orang tua, dia dan Afra sempat mendapat ceramah selama sepuluh menit.

Bagaimana pun Radha menjelaskan bahwa dia tak tahu apa-apa tentang permasalahan ini, guru kesiswaan yang sudah mencap dirinya buruk tetap saja ingin orang tuanya datang lagi.

Zidan, manusia yang menjadi objek permasalahan ini pun tak mampu meluluhkan hatinya Bu Olin, waka kesiswaan. Ketika keluar ruangan kesiswaan laki-laki itu hanya mengucapkan maaf ya tanpa rasa bersalah. Rasanya Radha ingin menonjok muka laki-laki itu sepuas mungkin.

Radha mengusap wajahnya, dia sangat frustasi. Bagaimana cara menjelaskan ini kepada Ayah dan Bundanya?

“Mampus gua,”

***

Afwan ya lama ngepostnya. Biasa, fakir kuota

Mendadak Khitbah (TERBIT)Where stories live. Discover now