Part 43

1K 151 34
                                    

Mari lanjutkan!

..





Cklk!

Pintu utama itu terbuka. Menampakkan sosok pria yang masih berseragam sekolah. Wajahnya sungguh tidak bersahabat. Mungkin barang siapa menyentuh seinci saja akan terkena amukan keras darinya.

Sang ibu yang sedang sibuk di dapur segera menyambut anaknya. "Kau su-" ucapannya terhenti kala tekejut melihat wajah putra sulungnya. Luka memar di ujung bibir terlihat jelas di sana. Ah, ya! Pakaian kusutnya semakin menimbulkan pertanyaan. "Ya, ampun! Ada apa dengan wajahmu, sayang?"

"Tidak apa-apa. Aku mandi dulu" jawabnya yang berlalu dari hadapan sang ibu.

Tepat saat itu sang ayah keluar dari ruang kerjanya. "Ada apa?"

"Wajah Kiyoon memar"

"Tanyakan saja nanti"







..

Sebuah apartemen cukup mewah itu hanya berisi dua orang. Seorang ayah dengan anak laki-lakinya. Di mana sang ayah sedang mengompres wajah memar sang anak.

"Apa yang kau lakukan sampai seperti ini?"

"ssh! Ayah seperti tidak tahu anak muda saja"

"Kau bahkan masih cukup kecil untuk di katakan muda, Jihoon"

"Akh! Ssh! Ayah, pelan-pelan! Ayah, aku ini sudah cukup dewasa di banding yang lainnya. Sampai kapan ayah akan menganggapku kecil?"

"Sampai kau bisa menjadi orang hebat"

"Selalu seperti itu. Akh!"

"Sudah! Jangan membuat hal bodoh lagi. Ingat! Kau tidak punya ibu yang bisa mengurusmu setiap waktu jika ayah tidak ada" pesan sang ayah yang beranjak dari sana membawa air bekas kompres.

"Kalau begitu, carilah istri baru, ayah! Tapi, jangan harap aku mudah menerimanya sebagai ibu"

Mendengar itu sang ayah langsung berhenti. Cukup tahu dengan maksud sang anak. "Kau mau yang seperti apa?" Tanya sang ayah di dingin.

"Eemm, seperti menantu Min, mungkin? Bibi Rae Na" jawabnya santai tapi terkesan dingin. Ya, cukup muak mengingat siapa anaknya. "Bukankah ayah juga menyukainya?"






..

Ini kamar Hyun Jin. Di sini dia merasa gila. Tangannya tak henti-hentinya mengacak rambut hitamnya. Jangan lupakan kakinya yang tidak bisa diam, terus melangkah.

Melupakanmu, lelah hati perhatikan sikapmu. Plis bukan lagunya peterpan yang mirip sarangeulhaetda.

"Berhenti seperti orang waras, kakak!" Tegur sang adik yang entah sudah berapa lama berdiri di ambang pintu.

Tau kan bedanya seperti orang waras sama seperti orang gila?

"Apa?! Apa maksudmu, bocah?! Jadi, kau menganggap aku gila begitu?! Sini! Sini kau! Ku tendang kau!"

"Hiiii,,, takuuut!" Ejek sang adik yang kemudian berlalu dari sana.

"Sialan! ANAK SIAPA KAU?!"

"SOO AHN, CEPAT AJAK KAKAKMU MAKAN!"









.

Tahu, apa yang terjadi di antara mereka?

,,

Akankah mereka berciuman?

Yak

Yak

FIX! LOVE / ENDWhere stories live. Discover now