{~9~}

1.3K 206 36
                                    

Chapter ini akan lebih panjang dari biasanya. Jangan lupa vote dan comment. Selamat membaca...


{~The Cursed Diary~}





Keenam pria itu memasuki ruang pengelola gedung. Di balik meja panjang administrasi, duduk seorang wanita muda yang sedang bertugas menjaga meja tersebut. Wanita itu terlihat terkejut melihat orang-orang yang memasuki tempat kerjanya.

"Permisi, boleh kami pinjam kunci ruangan nomor 16?" Tanya Juyeon. Seketika, ekspresi wajah wanita itu berubah serius.

"Tentu saja... Tidak." Ucapnya tegas.

"Kenapa?"

"Karena ruangan itu terisolasi. Dan siapa pun dilarang memasuki ruangan itu."

"Apa ruangan itu terisolasi sejak kejadian ditemukannya mayat seorang wanita bunuh diri tahun lalu?" Tanya Sangyeon.

Wanita itu mengangguk.

Seluruh pria di ruangan itu kembali saling pandang, seolah mencoba mengirimkan ide yang muncul di otak masing-masing agar bisa mendapatkan kunci ruangan itu. Dan entah dari siapa, Sangyeon mendapat sebuah ide. Ia kembali menatap wanita di balik meja itu. Kini dengan tatapan menggoda.

"Hei, kau tahu? Kau beruntung." Ucapnya. Bibirnya kentara menunjukkan seringaian nakal.

"Apa maksud anda, tuan?"

"Aku akan mengajakmu makan malam bersama. Kalau kau mau." Sangyeon mengedipkan satu matanya, membuat wanita itu merona padam. Sedangkan kalimatnya itu membuat teman-temannya serta seorang dokter terkejut tak percaya.

"Ma- maaf, tuan. Anda tidak bisa menyuap saya." Ucap wanita itu sambil menunduk, menyembunyikan wajah merahnya.

Mata Sangyeon kini melirik sebuah objek yang tergeletak di meja dekat wanita itu. Seringaian di wajahnya makin lebar. Terlihat makin jahil.

"Eyy. Ayolah, aku tahu sebenarnya kau tak ingin menolak. Aku tahu kau diam-diam memotretku di hari pertama kami pindah ke sini. Ya, kan?"

Wanita itu membulatkan matanya, tidak menyangka ia tertangkap basah. Apa lagi saat itu, ia tak sadar ponselnya tergeletak di meja di dekatnya dan tengah memperlihatkan foto hasil candid yang Sangyeon sebutkan tadi.

Dengan cepat, tangan wanita itu meraih ponselnya dan menyembunyikannya dalam laci. Kemudian dari laci yang sama, wanita itu mengambil sebuah kunci, dan memberikannya pada Sangyeon. Masih dengan kepala menunduk.

"Ini. Tapi tolong jangan ingkari janjimu, dan jangan katakan pada siapa pun kalau aku memberikan kunci ini pada kalian. Kumohon?"

Sangyeon mengambil kunci itu.

"Aku janji!" Serunya, matanya melirik name-tag di baju wanita itu. "Oke, terima kasih, Narin Noona~"

Diusapnya kepala wanita itu. Kemudian dengan diikuti kelima pria lain, ia berlari keluar dari ruang kantor pengelola. Tak jauh dari ruang itu, mereka dengar suara teriakan heboh dan jeritan bahagia dari wanita tadi. Mereka semua terkekeh mendengarnya. Meski pun ada juga yang tak senang dengan itu.

"Hyung, kau peka juga, bisa menyadari kalau dia tertarik padamu." Ujar Juyeon merangkul leher sang ketua itu itu sambil masih berlari.

"Heh, kalau dalam hal begini aku masih berguna, kan?"

Semua yang berlari itu tertawa. Kecuali seorang yang berlari paling belakang, yang kini merasa hatinya tak nyaman.





{~The Cursed Diary~}





The Cursed Diary [ JuRic | SangCob | BbangQ ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ