{~10~}

1.4K 212 5
                                    


"Selamat datang, Eric-ssi..."

Suara parau itu kembali terdengar dengan jelas beriringan dengan hembusan angin kencang ketika Eric membuka pintu yang ada di depannya. Angin itu membuat Eric dan Jacob terpaksa menghalangi pandangan dengan tangan. Suara itu membuat keduanya merinding, dan Jacob mulai merasa sangat takut terlebih ketika ia lihat tubuh Dokter Shin terkulai lemas di pojok ruangan. Lain halnya dengan Eric. Ia kini justru terlihat marah. Tak lagi takut seperti dalam kejadian-kejadian sebelumnya.

"Siapa kau? Bagaimana kau tahu namaku? Apa yang kau lakukan pada Dokter Shin? Dan kenapa kau lakukan ini pada kami?!" Eric melemparkan seluruh pertanyaan yang selama ini menggerayangi pikirannya.

Sayang, wanita itu hanya berniat membalas satu pertanyaan. "Bagaimana aku tahu namamu? Karena kita saling mengenal sewaktu SD."

Eric sedikit terkejut. Selama ini ia tak terlalu ingat dengan masa SD-nya.

"Apa maksudmu?!"

"Kau lupa padaku? Bagus."

Wanita itu menapakkan kakinya di permukaan, dan di saat yang bersamaan hembusan angin kencang itu sirna. Kini Eric dapat dengan jelas melihat sosok itu. Seperti yang selama ini muncul dalam mimpinya. Wajah cantik yang tertutup darah, serta tubuhnya yang penuh luka tusukan. Eric sungguh ingin menutup matanya, namun mengingat keadaan kali ini ia meyakini dirinya untuk jadi berani. Hanya ia yang bisa menyelesaikan semua ini.

Tiba-tiba, Eric merasa sesak. Seperti ada sesuatu yang mencekik lehernya, meski pun tak ada apa-apa di dekatnya. Perlahan, ia sadari tubuhnya terangkat dari permukaan. Seolah sesuatu yang mencekiknya itu menariknya ke atas.

"Ugh... Kkkhh.." Eric berusaha keras untuk bernafas. Tepat saat itu, matanya bertemu dengan tatapan tajam dari wanita seram di hadapannya.

"Eric!" Teriakan panik dari Jacob mengalihkan pandangan seram itu sebentar.

Wanita itu tertawa sinis. "Beraninya kau bawa teman kemari, huh? Sudah kubilang untuk datang sendiri, bukan?"

"Arggh!" cekikan di leher Eric sempat mengerat.

"Eric-ah!" Teriak Jacob lagi, mulai kesal. Masa bodo dengan rasa takut. Ia tak bisa membiarkan temannya tersakiti. "Lepaskan dia, Woo Hyunji!"

"DIAM KAU!" Hyunji melemparkan tatapan tajam kepada Jacob, yang ajaibnya dapat mendorong tubuh Jacob dengan keras hingga punggung pria itu membentur tembok dan jatuh di dekat tubuh Dokter Shin.

"He- Hentikan, Woo Hyunji, ukh. Kenapa- Kenapa kau lakukan ini padaku?!" Eric masih berusaha meminta penjelasan.

"Kenapa? Karena kau melakukan ini padaku di sekolah dasar! Kau dan teman-temanmu selalu menyiksaku!" Ucap wanita itu penuh kebencian.

"A- apa? Ba- bagaimana mung—AAKKHH!"

"Oh. Jadi kau lupa masa lalu, ya? Baiklah. Biar kuperlihatkan!" Geramnya.

Kemudian muncul sebuah gambar di sisi gelap di belakang wanita itu. Sebuah gambaran yang bagi Eric sedikit tak asing. Tunggu, bukankah itu gedung sekolahnya waktu sekolah dasar? Dan bukankah lelaki kecil yang ada di dalam gambar itu dirinya?

"A- Apa itu aku?" Cekikan di leher Eric sedikit kendur, seolah wanita itu ingin membiarkannya untuk menikmati tontonan di hadapannya.

"Ya. Selamat menikmati..."





{~The Cursed Diary~}




"Hentikan! Eric-ssi!"

Eric kecil terlihat tengah menendang tubuh Hyunji kecil, hingga tubuh kecil gadis itu jatuh ke lantai yang dingin.

"Berhenti? Haha. Tidak akan! Kau pantas mendapatkannya! Anak culun sepertimu tak pantas ada di sini! Seharusnya kau keluar saja dari sini!"

The Cursed Diary [ JuRic | SangCob | BbangQ ]Where stories live. Discover now