Chapter 15: Toko Buku 2

25.6K 2.1K 25
                                    

Pagi menuju siang hari, kurang lebih jam 10

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi menuju siang hari, kurang lebih jam 10.05 WIB, Naura dan Lala sudah sudah siap dengan setelannya. Naura memakai baju berwarna putih dipadukan dengan celana berwarna mocca sedangkan lala memakai baju berwarna pink soft. Naura dan Fiko sudah sepakat untuk melakukan pemotretan di siang hari.

Setelah melakukan perjalanan—bergabung di hiruk pikuknya kendaraan, Naura dan Lala telah sampai. Di depan gramedia di salah satu mal, mereka tengah menunggu Fiko. Namun, laki-laki itu tidak kunjung menunjukkan keberadaannya. Naura dan Lala duduk di bangku panjang dimana orang-orang biasa menggunakannya untuk duduk bersantai. Lima belas menit mereka menunggu, Fiko tidak kunjung datang.

Lala beranjak dari duduknya. "Kita masuk dulu, yuk, Ra. Lama banget nungguin Fiko. Enggak datang-datang."

Naura melihat jam tangannya. Akhirnya, Naura pun memutuskan untuk masuk ke dalam toko buku. Menyusul Lala yang sudah berjibaku dengan buku-buku novel di rak.

"Ra, kamu sebenarnya masih sayang enggak, sih, sama Arka?

Naura menoleh sesaat. "Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"

Lala mengendikkan bahunya. "Ya enggak apa-apa. Tanya aja. Habisnya, aku lihat kamu sama Arka kaya masih pacaran aja, sih. Enggak kelihatan kalau udah putus. Lagian, mantan kok akrab banget sama mantan. Biasanya, pasangan yang udah putus enggak ada lagi yang namanya temenan. Buat ngobrol aja pasti canggung. Tapi, kamu sama Arka, jelas banget kaya enggak ada masalah. Hubungan kalian itu aneh."

Naura terdiam sesaat. Mendengar perkataan sahabatnya itu, Naura seketika flashback kembali mengingat interaksi yang selama ini ia lakukan dengan Arka.

"Aku tuh suka gemas lihat kalian berdua. Setiap kamu lagi sama Arka, aku suka mikir, kenapa kalian enggak balikan aja, sih, Ra? Lagipula, aku merasa Arka masih sayang sama kamu."

Galuh juga pernah mengatakan seperti itu.

Lala mengubah posisinya menghadap Naura. Matanya menatap ke arah Naura dan Naura membalasnya.

"Aku juga tau. Kamu sebenarnya masih sayang sama Arka juga, kan?" Lala tersenyum

"Ra, kalau kamu udah enggak tahan sama hubungan ini dengan Arka, mending kamu tanya ke Arka. Pastiin dia mau gimana. Kalau aku ada di posisi kamu, aku pasti enggak akan tahan, sih, Ra."

"Karena?" tanya Naura penasaran.

"Ya, seperti kebanyakan cewek. Aku butuh kepastian. Kalau sayang, ya, bilang sayang. Kalau enggak, ya, enggak."

Naura mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Naura."

Lala dan Naura kompak menoleh mendengar suara itu. Pandangan mereka pun menemukan sosok Fiko yang datang bersama temannya.

"Sorry, gue telat."

Naura tersenyum tipis. "Enggak apa-apa."

Naura mengalihkan pandangannya ke sisi Fiko. Melihat wajah itu dengan seksama. Sekilas, Naura merasa tidak asing dengan wajah laki-laki itu.

Mantan Rasa Pacar [END]Where stories live. Discover now