Bab 9

3.2K 113 33
                                    

Semua orang membicarakan diriku ada yang memuji, menghina, dan masih banyak lagi. Contoh,

"Lihat dia kan yang tadi datang bersama Princess dan Prince warna?"
"Iya. Dan dia juga yang membuat tameng saat ada yang menyerang dirinya"
"Dia sangat cantik ya"
"Iya bahkan aku saja sampai nggak bisa berkedip"

Dan yang membuatku marah adalah,
"Hei, mungkin ibunya adalah orang yang suka merusak keluarga orang"

Hingga aku tak bisa membendung lagi. Seluruh orang yang berada di ruang makan pun menjadi lebih hening. Udara disekitar berubah menjadi dingin. Perlahan lahan warna rambutku sudah berubah menjadi hitam dan iris mataku berwarna merah.

Kakak, dan semua yang berada di meja yang sama denganku, terkejut, takut, sekaligus bingung.

Aku pun langsung mengeluarkan api hitam dari tanganku, entahlah aku tak tau kalau aku mempunyai api hitam. Dan mengarahkan ke pada orang yang telah menghina ibundaku.

Blesh

Argh

"Princess Tasya kau kenapa?" tanya kak James khawatir bercampur takut. Takut karena aku akan membuka identitasku.

Aku pun tak menghiraukan pertanyaan kakakku dan berjalan menuju gadis itu yang tengah kesakitan karena kekuatanku.

"Kau telah menghina Ibundaku, kau bilang bahwa Ibundaku adalah perusak keluarga orang. Kau menghinaku tapi itu masih bisa kutoleransi tapi kau telah menghina Ibundaku dan aku akan melenyapkanmu" ucapku tajam, dingin, dan datar.

Hingga aku mendengar suara Ibunda.

"Crystal sudah sayang berhenti, kau bisa membunuh orang itu" ucap Ibunda sambil mendekat ke arahku diikuti Ayahanda, kak Lim, dan kak Sam.

"Tapi Bunda dia telah menghinamu, aku sih fine fine saja dia menghinaku. Tapi...TAK AKAN KUBIARKAN SIAPAPUN YANG MENGHINA IBUNDAKU!!!" ucapku yang diakhiri dengan teriakanku yang menggelegar, bahkan sampai lantai sekolah bergetar karna teriakan kemarahanku.

Mereka semua terkejut ketika aku memanggil Ratu Vivi Ibunda, kecuali kakak²ku, Ibunda dan Ayahanda.

Aku pun mulai mengeluarkan api hitam lagi, tapi lebih besar dari yang tadi. Saat aku akan melemparkan api hitamku kepada gadis itu, aku merasa ada yang memelukku sangat erat. Aku pun memberontak agar terlepas tetapi segera kuhentikan ketika aku mendengar suara yang sangat kurindukan.

"Shut..tenanglah ini kakak, apa kau tidak merindukan kakak hm..?" tanya kak Satria, ya yang telah memelukku dengan erat adalah kak Satria, aku tak tau bagaimana dia bisa kemari. Yang penting sekarang adalah mengembalikan kesadaranku.

"Kak Satria!" ucapku lirih

Aku merasa, warna rambut dan iris mataku sudah kembali ke semula. Aku pun balik badan dan segera memeluk kak Satria erat.

"Sudah sekarang tenang. Kau tau tadi Peter datang tiba tiba saat aku sedang bermain basket bersama Rio, Reno, Candra, Dava, El, Nathan, dan Farel (sepupu² dari Satria) untung saja itu mereka kalau tidak bisa bisa mereka pingsan ditempat. Lalu Peter bilang kalau kau sedang lepas kendali. Makanya Peter langsung membawa ku kemari dan memberikan aku kalung dan cincin yang sama denganmu agar bisa masuk kesini" jelas kak Satria panjang lebar

"Benarkah" ucapku dengan mata berbinar binar dan tersenyum, bahkan aku tidak memerdulikan semua yang berada di ruang makan yang terkejut dan terkagum. Tapi entah kenapa aku tak lagi bicara dingin kepada kak Satria.

"Iya. Bahkan mereka sampai terjatuh terduduk dengan mulut menganga dan mata mereka yang akan keluar. Coba kau bayangkan" ucap kak Satria sambil cekikikan.

my is princessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora