Chapter 23

14.1K 1K 46
                                    

Klik BINTANG nya biar bisa baca keseluruhan !!!

***

Kemarin engkau masih ada disini
Bersamaku menikmati rasa ini
Berharap semua tak kan pernah berakhir
Bersamamu .. bersamamu

Kemarin dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu merasakan ini semua
Melewati hitam putih hidup ini
Bersamamu .. bersamamu

Kini ... Sendiri disini
Menc—

Bisa gak, lagunya gak usah diputer."  Itu suara Haikal mengungkapkan kekesalannya. Pasalnya Ia tidak bisa berpikir konsentrasi karena Gibran menaikkan volume lagunya. Gibran tampak menghayati sedangkan Haikal tampak kesal. Berulang kali Haikal mendengus tapi sama sekali tidak digubris Gibran.

Lalu di jok belakang. Althaf nampak gelisah. Setelah satu minggu Ia tidak menemui istrinya. Dan hari ini, tepat malam ini dihari ulang tahun Istrinya yang ke dua puluh tahun Ia bertekad untuk menemui istrinya yang terakhir kalinya. Ia akan pamit pergi.

Haikal menoleh kebelakang. Sahabatnya itu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya menatap pinggiran jalan.

“Huss ... ,” desis Gibran membuat Haikal menoleh padanya. “ Kasihan dia," ekor mata Gibran mengarah pada Althaf sekilas. Haikal mengendikkan bahunya. Jujur saja, Haikal kasihan melihat Althaf yang selama satu minggu ini murung mengurung diri di apartement milik Haikal. Ia bingung harus berbuat apa untuk menghidupkan kembali suasana Althaf. Laki-laki itu banyak diam sekarang. Keceriannya hilang.

“Al. Gue tahu Lo bisa bertemu Rifa hari ini. Apapun yang nanti terjadi disana, Gue sama Gibran siap menjadi bodyguard Lo. Kita berdua bakal ngelindungin Lo," ungkap Haikal. Althaf menoleh dengan senyum masam.

“Gue gak peduli jika nanti terjadi sesuatu sama Gue. Yang pasti hari ini Gue bahagia bisa ketemu sama Rifa. Rindu ini menyiksa Gue, Kal. Sekaligus sakit karena melihat Rifa menangis karena Gue. Gue mau peluk dia. Mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Gue bakal pergi jauh. Tapi satu hal yang pasti, Gak akan ada kata perceraian dalam rumah tangga gue. Gue tetap bakal napkahin dia walau gue jauh darinya. Anggap saja Gue suami yang lagi merantau jauh karena suatu hal. Dan Gue minta sama kalian, titip Rifa. Karena dia segalanya bagi gue,” Ujar Althaf panjang lebar.

“Gue yakin Lo kuat,Al. Kita bakal jagain Rifa buat Lo .”

Ketiga laki-laki dalam mobil itu saling menguatkan sesama. Mendukung dalam duka. Siap menjadi bodyguard untuk istri sahabatnya.

***

“Makan banyak, Dek. Biar dedek bayi nya sehat," seru Zamzam yang melihat nafsu makan Rifa begitu banyak.

“Nanti Rifa gemuk. Gak cantik lagi dong,” kata gadis itu mengembungkan pipinya yang penuh dengan makanan.

“Justru ibu hamil itu makin nambah cantik. Gak percaya ? tanyain sama Ayah yang lebih tahu.”

Rifa melirik Farzana yang juga menatapnya. “Rifa cantik gak, Yah ?”

Farzana mengelus puncak kepala putrinya. “Makin cantik,” Rifa mengulas senyum malu-malu.

“Nanti dedek bayinya mirip aku apa Mas Alth—” ucapannya berhenti. Seketika matanya memanas. Hatinya berdenyut nyeri.

CINTA UNTUK RIFADove le storie prendono vita. Scoprilo ora