--015--

3.1K 252 21
                                    


Inspired by : The Guardian Of Devangel

***

Suara riak air di kolam renang juga pantulan cahaya bulan sabit serta taburan bintang menjadi hiburan tersendiri untuk Alvin. Hal yang menjadi favoritnya ketika malam tiba, dan ia akan sangat benci jika hujan turun di malam hari. Karena itu artinya ia tidak akan menikmati pemandangan sederhana ini.

Dengan satu kaki yang ia celupkan kedalam air yang sesekali ia gerakan serta kaki lainnya ditekuk dan dijadikan tumpuan tangannya. Alvin mendongak kearah langit malam. Menatap dengan tatapn yang sulit diartikan.

Cukup lama ia terdiam dengan posisinya bahkan tepukan ringan dibahunya akibat salah satu sahabatnya sama sekali tak membuatnya bergeming. Ia tetap pada kegiatannya.

"Kebiasaan lo gak pernah berubah ya, Vin" Ujar Cakka sembari duduk disamping pemuda sipit dengan kedua bola mata hazel itu.

Alvin yang mendengarnya hanya mendengus lalu melirik Cakka melalui ekor matanya. Sementara Gabriel, sang pelaku yang menepuk bahunya tadi hanya terdiam dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada. Pemuda itu tengah bersandar pada tiang gazebo yang kebetulan berada dibelakang Alvin dan Cakka duduk.

"Keluar yuk" Ajak Cakka.

"Gue males debat sama si Riko, Kka" Tanggap Gabriel yang membuat Cakka mendengus sebal sementara Alvin hanya tersenyum miring.

"Payah!" Umpat Cakka yang membuat Gabriel menatapnya tajam.

Cakka hanya membalas dengan tatapan datar andalannya. Merasa tak takut dengan tatapan tajam pemilik bola mata hitam pekat itu.

"Sialan"

Alvin, Cakka dan Gabriel refleks menoleh saat mendengar umpatan dari Rio yang terlihat menahan emosinya. Wajah pemuda hitam manis itu terlihat memerah dengan sesekali mendesis tajam. Ketiganya hanya mengangkat alis heran melihat tingkah Rio.

"Lama-lama gue bisa gila tinggal disini. Ck sialan"

Lagi. Rio mengumpat kasar bahkan setelah ia mendudukkan dirinya di gazebo. Dengan sesekali mendaratkan pukulan pada lantai gazebo yang membuat Alvin, Cakka dan Gabriel menatapnya aneh.

"Lo pada gak usah natap gue kek gitu" Sentak Rio mendelik tak suka pada ketiga sahabatnya yang kini dengan serentak memutar kedua bola matanya malas.

"Lo.." Tunjuk Alvin pada Rio yang kini menatapnya datar.

"Sinting!" Kata Alvin tajam yang membuat Rio semakin mendatarkan tatapan serta ekspresinya.

"Keknya gue harus ke RSJ sekarang!" Ujar Rio datar yang lagi-lagi dibalas tatapan heran oleh ketiga sahabatnya.

Namun detik berikutnya ketiga pemuda tampan itu tersenyum sinis lalu memandang Rio yang kini sedang memijit pangkal hidungnya karena merasa frustasi.

"Lo gila karena cewek aneh lo itu, kan? Heh udah gue duga" Sinis Alvin dengan seenaknya yang hanya dilirik malas oleh Rio tanpa menghentikan aktifitasnya.

"Lo pikir cewek gue doang, hah? Cewek lo bahkan jauh lebih aneh daripada cewek gue" Balas Rio yang membuat Alvin melengos.

"Lo kenapa sih, Yo?" Tanya Gabriel yang tak tahan dengan sikap aneh Rio.

Rio terdiam lalu menoleh sekilas pada Gabriel tanpa ada niat untuk menjawab. Hah mana mungkin ia akan menceritakan kejadian yang sebenarnya pada ketiga sahabatnya. Itu tak kan pernah terjadi dan sepertinya setelah ini ia akan menekan Ify untuk tidak keluar kamar dengan pakaian seperti tadi atau bila perlu ia akan membuang pakai-pakaian itu ke tempat sampah.

The Reger's ✔Where stories live. Discover now