Chapter 16: Arka-Naura-Fiko

22.3K 2K 31
                                    

Naura menatap ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naura menatap ponselnya. Sudah sekitar dua puluh menit ia mengirim pesan kepada Arka. Namun, laki-laki itu tidak kunjung membalas. Padahal, terlihat sangat jelas jika posisi Arka sedang online.

Naura tidak mengirimkan pesan yang aneh-aneh. Ia hanya menanyakan tentang jawaban pertanyaan wawancaranya.

Naura

Arka, pertanyaan² nya gmn? Udah dijawab belum?

Aku minta tolong jawabannya segera kirim ke aku, ya.

Soalnya besok tugasnya harus udh jadi.

Besok sudah hari Senin, hari dimana ekstrakurikuler dilaksanakan. Tidak terkecuali ekskul jurnalistik. Bu Ningsih mengatakan semua tugas jurnalistik harus segera dikumpulkan. Tepatnya, setelah upacara bendera selesai dilaksanakan.

Naura belum melanjutkan progres pekerjaannya lagi sebab Arka belum mengirimkan jawaban sama sekali. Gadis itu akhirnya mengirim pesan berulang kali kepada Arka. Namun, masih saja tidak dipedulikan oleh laki-laki itu. Naura akhirnya meletakkan ponselnya di meja. Ia melirik jam dinding kamarnya. Sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Ra, kamu udah makan belum?" teriak Mas Nara dari luar kamar.

"Udah," sahut Naura

"Oke."

Naura membuka laptopnya lalu mengaktifkannya. Setelah menunggu beberapa detik, Naura kemudian membuka file. Ia membuka dokumen tugas jurnalistiknya mengenai biografi Arka

Sama seperti dulu. Teks biografi itu tidak ada perubahan. Masih satu paragraf pendek yang belum bisa dikatakan sempurna.

Naura melirik ponselnya kembali. Tidak ada tanda-tanda Arka membalas pesan. Naura berdecak kesal. Melihat tanda jika cowok itu masih online pun Naura lantas meneleponnya.

Berdering. Namun, Arka tak kunjung mengangkat panggilannya.

"Nyebelin banget, sih."

Setelah beberapa menit, akhirnya Naura mengakhiri panggilan tersebut.

"Awas aja kalau besok-besok butuh sesuatu. Enggak akan aku bantu."

***

Senin pagi. Setelah upacara bendera selesai dilaksanakan, murid-murid SMA Nuri membubarkan diri. Naura dan Lala melangkah menuju kelas. Mereka berjalan di koridor kelas. Namun, saat sampai di tikungan koridor, tiba-tiba Naura menarik lengan Lala untuk bersembunyi. Lala terperanjat kaget.

"Naura!"

"Shuut..." Naura menempatkan telunjuknya di bibir meminta sahabatnya itu untuk diam.

"Kenapa? Ada apa?"

"Di depan kelas ada Bu Ningsih. Aku belum ngerjain tugas biografinya, La."

"Kamu, sih. Salah sendiri enggak dikerjain."

Mantan Rasa Pacar [END]Where stories live. Discover now