37. Mimpi Pt. 4

596 38 0
                                    

Matahari bersinar terik, namun itu sama sekali tidak menjadi penghalang bagi Maura untuk berbagi kabar gembira pada sahabatnya, Adi.

Maura berlari kecil menuju rumah bercat biru di sebelah rumah Omanya. Rambutnya yang dikuncir 2 ikut berayun seiring gerak tubuhnya, membuatnya kian terlihat lucu.

“Hai, Maura.” sapa Adi terlebih dulu begitu melihat Maura memasuki pekarangan rumah.

Senyum Maura pun mengembang. Tapi tak bertahan lama saat melihat penampilan Adi yang sepertinya bersiap mau pergi. Mobilnya pun sudah berada di depan rumah, tidak lagi di garasi.

“Kamu mau pergi ya?” tanya Maura, dibalas anggukan kepala oleh Adi.

“Kamu perginya lama?” tanya Maura lagi, raut wajahnya terlihat sedikit kecewa.

Adi mengangkat kedua bahunya sekilas, “Aku nggak tau.”

Seorang lelaki menghampiri dua anak kecil yang sedang berbincang itu, lantas mengacak pelan poni Maura dengan gemas. Ia adalah Ayah Adi.

“Hallo Maura.” Sapanya riang.

Maura hanya memberikan senyum manis untuk membalas sapaan Ayah Adi.

“Maura, hari ini Adi harus pergi sama Om. Mainya nanti lagi ya. Nggak pa-pa kan?” tanya Ayah Adi disertai senyum.

“Perginya lama nggak, Om?” tanya balik Maura.

“Om juga belum tahu. Tapi, Adi pasti pulang ke sini lagi.” Jawab Ayah Adi, tanganya bergerak mengelus puncak kepala Maura. Lalu beralih menepuk pelan pundak putranya. “Adi, bilang ke Maura kalau kamu pasti balik lagi ke sini dan bakal main bersama lagi.”

Adi mengangguk patuh, bibirnya pun menyunggingkan senyum lebar. “Iya, Aku pasti ke sini lagi kok. Terus kita main sama-sama lagi.”

Maura mengangguk singkat. Sedangkan Ayah Adi tersenyum melihat tingkah dua anak kecil itu. Keduanya sama-sama terlihat berat meninggalkan satu sama lain. Padahal pertemanan mereka baru terjalin beberapa hari.

“Ayo Adi, kita berangkat. Bye Maura.” Ayah Adi melambaikan tanganya seraya berjalan menuju mobil.

“Aku pergi dulu ya. Aku janji, setiap aku pergi jauh, aku pasti akan kembali dan bertemu lagi sama kamu.”

“Kamu janji?” Maura mengacungkan jari kelingkingnya.

Tanpa ragu Adi menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Maura sambil menganggukan kepala.

“Kata Mama, kalau kita udah berjanji harus ditepati.” ucap Maura setelah beberapa saat terdiam untuk mengingat petuah Mamanya.

“Iya. Mamaku juga bilang begitu.”

“Adi, ayo!” seru Ayah Adi yang sudah siap di belakang kemudi.

Adi menyempatkan mengusap poni Maura serta memberikan senyum manisnya sebelum berlari meninggalkan Maura dan masuk ke mobil.

Dari dalam mobil, Adi dan Ayahnya melambaikan tangan pada Maura yang masih berdiri mematung melihat pergerakan mobil yang ditumpangi Adi perlahan mulai keluar dari pekarangan rumah.

Bye, Maura.” Ucap Adi sedikit berteriak.

Dengan senyum kecil di bibirnya, Maura ikut melambaikan tangan. Matanya terus menatap mobil yang bergerak makin jauh sampai tidak lagi terlihat di pesimpangan jalan.

🍀


Suara dering ponsel berhasil membangunkan Maura dari tidur unyunya. Gadis itu menguap lebar. Tanganya mulai bergerak meraba dan menelusup ke bawah bantal mencari keberadaan ponselnya.

Sebuah pesan masuk tertera di ponselnya. Dengan mata separuh terbuka, Maura membuka pesan tersebut. Decakan keras keluar dari bibir Maura saat tahu pengirim pesan tersebut adalah operator.

Maura berguling ke tepi ranjang. Menjatuhkan tubuhnya ke lantai, lalu duduk bersandar di tepi ranjang dengan kaki bersila.

“Kenapa harus mimpi masa lalu lagi?” gumamnya.

Maura mengusap wajahnya dengan kasar. Ia masih ingat betul kejadian dalam mimpinya barusan. Kejadian itu terjadi tepat sehari sebelum insiden berebut mainan yang berakhir cakaran di sudut bibir Maura.

Saat itu Adi menepati janjinya. Ia telah kembali, walaupun besoknya Ia pergi lagi setelah insiden saling cakar itu dan tidak pernah kembali, sampai sekarang.

Cukup! Itu hanya kisah masa kecil. Baik Maura maupun Adi sudah beranjak besar, banyak hal terjadi dalam hidup mereka. Mungkin saja Adi sudah lupa akan kisah masa kecilnya dulu, termasuk pada Maura.

Maura hendak berjalan menuju kamar mandi, namun langkahnya terhenti saat melewati cermin yang memperlihatkan bayangannya. Ditatapnya bayangan dirinya di cermin sambil berjalan mendekat ke kursi belajar.

Mimpi, sudah beberapa kali Maura bermimpi tentang masa kecilnya, dan anehnya mimpi itu selalu berkaitan dengan kejadian sekarang.

Apa mimpinya kali ini juga akan memberinya petunjuk tentang sahabat kecilnya?

Atau mungkin mimpinya kali ini akan membawa Maura bertemu dengan sahabat kecilnya?




*******

Hayoloooh.. Mimpinya Maura kali ini cuma sebagai petunjuk? atau beneran ketemu?

Tunggu part selanjutnya ya..

- Mel

MIMPI [COMPLETED]Where stories live. Discover now