32. Pergi

5K 206 1
                                    

"Jadi, apa yang akan kamu pilih?" tanya Karina sekali lagi setelah pelayan pergi.

Daniel tersenyum menutupi kegugupannya. "Sebaiknya, kita bagi dulu nih es krimnya."

Karina melirik empat mangkok es krim yang kini terpampang di atas meja. Ada rasa strowberry, coklat, vanila, dan durian.

"Kamu mau rasa apa,Kar?" tanya Daniel.

"Coklat," sahut Karina dan menarik mangkok berisi es krim rasa coklat. Daniel mengambil es krim rasa vanila. Otomatis Andi mengambil sisanya.

"Lo belum jawab pertanyaan Karina," peringat Austin pada Daniel.

Daniel mengaduk-aduk es krimnya sambil berpikir. "Tergantung."

"Tergantung apanya?" tanya Karina masih tidak mengerti.

"Tergantung itu nggak enak," sambar Andi sambil memakan es krimnya.

"Tergantung," ulang Daniel setelah menyuap es krimnya. "yang mana yang pantas dipertahankan, itulah yang akan aku pilih. Kamu paham,kan?" tanya Daniel kepada Karina.

Karina menyodok-nyodok es krimnya dengan malas. "Aku ngerti."

"Kamu nggak suka es krimnya?" tanya Daniel heran karena sedari tadi Karina belum menyuap es krimnya.

"Suka," jawab Karina berusaha tersenyum. Dia kecewa, karena jawaban Daniel tidak seperti yang diharapkannya. Jawaban yang tidak memberikan kepastian sama sekali. Sedangkan Austin, sejak tadi terus menelan salivanya setiap kali melihat es krim milik Karina. Namun, Austin terlalu gengsi menerima sesuatu yang berasal dari Daniel.

"Lanjut," seru Andi mengambil pulpen dan memutarnya. Kali ini mengenai Austin dengan Daniel sebagai penanya atau pemberi tantangannya.

"Truth," jawab Austin langsung.

"Hem... apa lo pernah berharap sesuatu yang lebih dari Karina?"

"Uhuk-uhuk!" Karina tersedak mendengarnya, membuat Daniel menatapnya khawatir.

"Kamu kenapa?" tanya Daniel.

Karina hanya menggeleng. Memangnya tidak lihat apa kalau dia sedang tersedak?

Austin beringsut tidak nyaman di kursinya. "Maksudnya, hubungan yang lebih dari persahabatan?"

Daniel mengangguk. "Karena sejauh yang gue lihat, lo posesif banget sama dia." Daniel melirik Karina sekilas sebelum kembali menatap Austin dengan datar.

"Gak pernah," jawab Austin tanpa ragu. "Dia udah gue anggep kayak adik perempuan gue. Sudah jadi kewajiban gue buat ngejaga dia."

*****

Keesokan harinya tepat pukul lima pagi, Daniel mengajak Karina untuk jogging bersama mengelilingi area desa Alamanis. Daniel menjemput Karina dan menungguinya di depan pintu kamar. Saat ini dia sudah siap dengan pakaian olahraganya lengkap dengan sepatu sport. Dia hanya pergi berdua bersama Karina.

Karina keluar kamar ditemani Andi yang masih terlihat kucel karena habis bangun tidur. Daniel tersenyum saat melihat wajah Karina yang juga tersenyum.

"Nggak papa nih gue tinggal?" tanya Karina saat di depan pintu.

"Nggak papa. Gue masih mau tidur nih. Nanti, gue siapin bahan dan alat buat acara BBQ kita," jawab Andi dengan suara paraunya.

"Yaudah. Gue pergi dulu," pamit Karina. Andi mengangguk dan menutup pintu.

Daniel dan Karina pun memulai perjalanan mereka mengelilingi desa Alamanis. Saat ini, Karina mengenakan celana berbahan tebal dan switer yang tebal karena suhu yang cukup dingin. Dia juga memakai sepatu sport berwarna putih.

Relationship or Friendship? (RoF)- CompleteWhere stories live. Discover now