Bab 12

64 11 3
                                    

"Uwah! Ada lolicon di sini~!"

"Wah, dia bikin anak itu nangis~!"

"Bisa jadi bahan twitter nih~!"

"Jijik banget~!"

Segerombolan gadis memotret kami. Tepatnya, saat aku dalam posisi sedang memegang pundak Hikari yang menangis. Dalam kata lain, mereka mengambil gambar di saat-saat yang terburuk.

"Hei, kalian yang di sana! Barusan memotret apa kalian!? Cepat hapus!"

Yuuto yang pertama kali marah dan mendekatigadis itu.

"Eh~? Tidak mau! Ini akan kujadikan bahan twitter!"

Yuuto menggenggam pergelangan tangan gadis itu. Dia benar-benar marah.

*Ckrik*

"Dapat lagi satu foto~!"

Salah satu temannya memotret Yuuto yang sedang memegang pergelangan tangan gadis itu.

"Hei, kalian cepat hentikan! Cepat hapus semua foto kami yang kalian ambil!"

Kanata juga mulai marah dan mendekati gadis yang memotret Yuuto.

"Ha? Memang apa untungnya buat kami?"

"Mana ada yang mau langsung menurut~!"

"Kami adalah korban di sini."

Mereka menghapus fotoku dengan Hikari, lalu hanya menyisakan foto Yuuto yang menggenggam pergelangan tangan gadis tadi.

"Kalau cowok barusan mau main dengan kami, bisa kami pertimbangkan kembali~!"

Mereka menghapus foto yang bisa kami bantah karena Hikari bisa bersaksi kejadiannya bukan begitu, dan hanya meninggalkan bukti yang pasti akan mereka ceritakan dengan isi berbeda.

Ini pasti bukan pertama kalinya mereka melakukan ini. Mereka benar-benar kurang ajar. Aku mungkin harus menggunakan sindrom-ku pada mereka dan mengambil smartphone mereka, tapi mereka masalahnya kalau layar mereka terkunci, jadi sindromku tak akan pasti...

"Sudah berapa kali kalian sudah menjebak orang-orang seperti ini?"

""Berkali-kali.""

Pertanyaan Hikari dijawab mereka dengan mudahnya.

""Eh?""

Mereka semua kaget serentak.

"Di mana saja kalian beraksi?"

"Di banyak tempat."

"Seperti game center."

"Taman juga."

"Di depan hotel cinta juga."

Mereka semua melihat satu sama lain, bingung apa yang sedang terjadi. Kanata dan Yuuto juga tampak bingung.

"Siapa saja korban kalian?"

"Dari anak SMP, sampai paman-paman genit."

"Istri yang selingkuh juga."

"Banyak banget, deh."

"Disebutin satu-satu juga tak akan ada selesainya."

Mereka semua langsung menutup mulut mereka setelah menjawab. Sudah terlambat, tahu. Sepertinya memang kalau Hikari bertanya, targetnya akan menjawabnya. Ini benar-benar seperti... sindrom-ku.

"Sudah cukup!"

Suara seseorang yang bukan salah satu dari kami, tiba-tiba menyela. Suara itu mengundang perhatian kami. Dan aku cukup terkejut saat melihat siapa yang mengatakan itu.

Hikari - A Light For You [Tamat] + ExtraWhere stories live. Discover now