Extra: Christmas Date -- 2

44 8 1
                                    

Suara berisik koin berjatuhan keluar dari mesin permainan kasino. Suara 2 orang bekerja sama bertahan hidup melawan zombie dan monster. Suara beberapa pertarungan dari mesin simulasi tarung.

"Haruki... Tempat ini..."

"Game Center. Kudengar tempat ini sering sekali menjadi latar di Light Novel, jadi mungkin kamu akan suka."

Walau rasanya memang aneh mengajak istriku untuk kencan pertama setelah kami menikah, di sini. Biasanya hanya anak sekolahan yang melakukan hal ini.

"Begitu... alasan sebenarnya?"

"Crane Game."

Aku mendorong Hikari menuju ke salah satu mesin Crane Game. Crane Game adalah permainan yang membutuhkan keterampilan, untuk mengambil sesuatu yang ada di dalamnya.

"Tiap menjelang natal, mereka mengganti semua boneka dengan barang terbatas. Memberikan hadiah dengan membeli saja, aku merasa ada yang kurang, jadi aku akan mencoba menantang diriku."

"Haruki..."

"Kamu mau yang apa?"

Hikari melihat-lihat ke arah hadiah-hadiah yang ada. Kemudian, dia menunjuk ke salah satu boneka. Itu adalah boneka Tanuki(1) dengan topi santa.

(1) Rakun

"Tanuki, yah... jangan-jangan..."

"Dari yang Haruki bacakan. Light Novel. Ada maskot. Dibuat dari Heroine utama."

Sudah kuduga. Tapi soal maskot itu ada di dalam novel, jujur, aku belum membaca sampai sejauh itu. Dikarenakan fokus belajar dan melakukan penelitian mandiri, aku tak punya waktu untuk melanjutkan membaca Light Novel itu.

Mau apapun itu, misiku tetaplah sama, yaitu mendapatkan boneka itu. Aku memasukkan koin 100 yen untuk tiap percobaan.

Sebenarnya, pengalamanku bermain Crane Game adalah... nol. Pada percobaan pertama... aku gagal. Kekuatan lengan Crane ini jauh di bawah yang aku perkirakan. Aku pikir boneka yang hanya sebesar telapak tangan itu akan dengan mudah terangkat meski hanya unjung lengan Crane saja yang mengait, tapi ternyata malah jatuh kembali sebelum terangkat.

Akan tetapi, setelah mengetahui betapa kuatnya lengan Crane ini, dan melihat posisi boneka itu... aku rasa mustahil dengan sekali coba. Menghabiskan 800 yen lagi, aku mencoba menggiring boneka itu ke samping secara perlahan tapi pasti. Cara yang klise dan kurang memuaskan.

Akan tetapi, melihat wajah senang Hikari saat aku memberikan boneka itu membuat ketidakpuasan itu hilang.

"Hadiah kedua dari Haruki... akan kujaga dengan baik..."

Ah, ya. Aku memberikan goggles yang kupakai 12 tahun terakhir padanya, sebagai gantinya goggles pemberian Yuuto dan Kanata. Itu mengingatkanku pada pertemuanku dengannya. Waktu itu aku menganggap dia benar-benar aneh dan tak punya emosi, akan tetapi sekarang ini aku tahu kalau dia punya sisi yang sangat feminim.

Terdengar sebuah lagu dan sorakkan seiring kami bergerak. Ada sebuah kerumunan orang-orang. Dan tengah kerumunan itu, ada orang yang menari. Kalau tak salah, itu adalah mesin yang menggunakan sensor gerak untuk mendeteksi gerakan pemain, guna menghitung skor.

Aku juga ikut terpaku sebentar karena orang itu sampai melakukan salto ke belakang sebagai gerakan improvisasi, padahal seharusnya tak perlu. Aku segera menggelengkan kepalaku dan hendak kembali mendorong kursi Hikari.

Tapi... mulut Hikari terbuka kecil, sambil dia melihat ke arah orang itu. Pada akhirnya, aku sadar apa yang telah aku lakukan. Setelah sadar kalau aku membiarkan Hikari berlama-lama melihat orang yang bisa bergerak bebas seperti itu, aku segera mendorong Hikari keluar dari Game Center tanpa mengatakan apa-apa.

"Maaf."

Sepatah kata keluar dari mulut Hikari, membuat nafasku tertahan tanpa sadar. Hikari menunduk ke bawah, sambil memegangi boneka Tanuki-nya. Aku bingung harus mengatakan apa, karena dia tahu aku menyadari kesedihannya.

Pura-pura tak tahu bertanya soal itu juga percuma. Setelah berpikir sejenak, aku menghela nafasku dengan berat, kemudian berkata,

"Aku akan secepat mungkin menemukan cara untuk mengobati kakimu."

"... ya..."

Jawaban lesu keluar dari mulut Hikari. Aku tak mengharapkan respon seperti itu, tapi apa boleh buat.

Aku mendorong kursi roda Hikari menuju ke tempat tujuan selanjutnya, dengan suasana yang agak canggung. Membuat suhu yang awalnya sudah dingin, menjaditerasa semakin dingin. 

Hikari - A Light For You [Tamat] + ExtraWhere stories live. Discover now