Error01: Dia Itu

2.8K 237 157
                                    


Dia itu ....

Mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi swasta yang bergerak di bidang seni. Tapi menilik dari wajahnya yang serius sewaktu mengikuti kegiatan ospek, membuat Naruto ragu. Sepertinya, dia lebih cocok menjadi anak kedokteran atau anak-anak lain yang lebih normal, mungkin. Tapi lebih cocok lagi, jika memiliki anak bersama Naruto, ehem, itu hanya sedikit dari pikiran eror manusia pirang nan absurd tersebut.

Kegiatan ospek sudah berakhir sejak tiga bulan yang lalu. Bagi Naruto yang merupakan salah satu panitia, sangat sulit untuk move on dari semua tatanan acara yang ada. Yaa ... bisa dibilang, bukan acaranya yang diingat Naruto, tapi sosok dengan segala kharisma yang berhasil membuat Naruto ngiler hanya untuk sekedar menjilat pipinya.

Menjijikkan memang. Tapi mau bagaimana lagi? Mas-mas satu ini otaknya sudah anjlok sampai dasar mata kaki, cuma karena sering dijejali rumus-rumus seni ala Aristoteles. Dan hasilnya pun sekarang pikirannya ikut nyeni.

Saking pintarnya si mas Naruto ini, apa pun akan ia tanyakan. Seperti, kenapa langit berwarna biru, kenapa bunga baunya harum, ataupun kenapa di lagu balonku ada lima, balon hijau yang meletus.

Jika kalian yang mendengar mungkin kalian akan eror pula. Untungnya, teman-teman Naruto sudah terbiasa dengan tingkah manusia yang satu ini, atau jangan-jangan mereka juga eror? Persetan dengan semua ke-eror-an itu!

Hingga datanglah hari di mana Naruto punya kesempatan untuk lebih dekat dengan pujaan hatinya, sasaran otak erornya. Sore yang damai, tepat di saat unit kegiatan mahasiswa di bidang olahraga basket membuka lowongan anggota.

Naruto yang merupakan anggota lama klub, ikut membantu jalannya kegiatan. Di mana para anggota baru yang telah mendaftar, bisa langsung diantar ke lapangan basket yang akan menjadi tempat mereka melakukan tes fisik dengan beberapa senior.

Naruto yang berada di bagian pendaftaran, seketika terlihat gugup kala sang pujaan ikut mendaftar di klub yang sama dengannya. Wajah yang dikagumi Naruto terus menunduk ke bawah di sela-sela barisan teman-temannya. Mungkin saja, ia merasa risi ditatap sedemikian rupa oleh mata Naruto yang bahkan sampai tak berkedip.

Tibalah giliran sosok yang ditunggu-tunggu berada di depan meja pendaftaran. Naruto yang berdiri di samping Sai, terus memandang tanpa bosan ke arah sang pujaan yang kini tengah mendengarkan petunjuk mengisi formulir pendaftaran dari Sai.

"Kau bisa mengisi di sebelah sini. Setelah selesai kau bisa mengikuti tes fisik."

Gotcha!

Jika ditanya siapa malaikat Naruto, mungkin dia akan menjawab Sai. Karena tanpa sadar, Sai telah menggiring pujaan hatinya untuk mengisi formulir tepat di depannya. Uh, melihatnya menggeser tubuhnya perlahan saja sudah membuat Naruto hampir menjilat lubang hidungnya yang berkedut gatal.

Napas Naruto semakin berat. Melihat jemari lentik sang pujaan menari-nari di atas kertas, seakan menggoda diri Naruto untuk ikut membelainya. Namun kemudian, tatapan matanya beralih pada baris nama lengkap yang harus diisi, dan membuat Naruto mengangguk-angguk setelah membacanya.

Tiba-tiba sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.

"Senpai, maaf tinta bolpoinku habis," ujarnya lemah lembut seraya kedua matanya menatap Naruto. Naruto yang melihatnya malah mengartikan sebagai sebuah permintaan tolong dengan mata berbinar-binar, uh, menggemaskan!

ERROR 404 ✔Where stories live. Discover now