Error06: Langkah Awal

860 121 90
                                    

Naruto dengan semangat membara membuka pintu apartemennya. Mata bak safir memandang antusias pada sosok yang berada di balik pintu. Senyum lima senti tak bisa ia tahan lagi, dan dengan gerakan cepat tanpa basa-basi, Naruto langsung mengutarakan apa yang ada dipikirannya.

"Mana pesananku? Kau tak lupa, bukan?"

Wanita di hadapan Naruto hanya bisa menghela napas sabar. Melihat Naruto dengan mata berbinar seperti anjing yang meminta makanan, membuatnya terus mengelus dadanya yang tak bisa dibilang rata-rata saja.

"Iya, senpai. Aku tak lupa."

Wanita tersebut merogoh sesuatu dari dalam sakunya. Tak lain itu adalah pesanan yang sangat Naruto nantikan.

"Mana, berikan padaku!" Tangan Naruto langsung bergerak maju, berusaha mengambil pesanannya dari tangan sang wanita.

"Eits, aku sangat senang kalau senpai bisa bersama-nya. Tapi ...."

"Tapi, apa Ino?" tanya Naruto tak sabaran. Wanita yang diketahui bernama Ino tersebut terlihat menggulirkan kedua matanya malas.

"Apa kau lupa perjanjian kita, senpai? Senpai mendapat ini, dan aku akan dapat poster edisi spesial boyband SM*SH!"

Naruto hampir lupa karena saking senangnya tadi. Dengan langkah cepat, Naruto segera berlari ke dalam kamarnya dan mengambil apa yang diinginkan Ino.

"Huh, huh, ini ...." Naruto menyerahkan poster yang berisi para anggota boyband dari Indonesia itu. Napas terengah pun tak lagi Naruto hiraukan.

"Kyaaa, kyaaa, kyaaa. Ahh, demi kumis tipis Morgan! Ini sangat ... menggemaskan. Terima kasih, senpai!"

Ino segera merebut poster tersebut dari tangan Naruto dan segera mendekapnya erat.

"Dasar Babu Bau Wasabi!" cemooh Naruto pada Ino. Ya, Ino adalah seorang Babu, sebutan bagi anak-anak Jepang yang sangat fanatik terhadap kebudayaan Indonesia. Naruto hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah Ino yang berteriak tak jelas.

"Aku bukan Babu, senpai .... Aku ini SM*SHBL4SH! Huee" Ino bergantian mengejek Naruto sambil menjulurkan lidahnya. Hah, merepotkan.

"Bukankah kau juga suka Coboy Senior, ya? Kemarin kau bertanya padaku soal poster mereka."

"Itu ... hehe, iya dulu," jawab Ino dengan tawa cengengesan dan membuat Naruto ingin segera mendapatkan barang miliknya lalu pergi ke kamar.

"Woi! Mana pesananku?" seru Naruto mengingatkan Ino dengan nadanya yang arogan.

"Ah, gomen-gomen. Ini, senpai." Ino menyerahkan selembar kertas kecil kepada Naruto dan kini berganti Naruto yang menyambut dengan mata berbinar senang.

"Kyaa, kyaaa, kyaaa ...."

"Ano, senpai. Aku mendukungmu! Petros Jakendor, senpai!"

"Hah? Pet--pet, apa?" Perkataan Ino yang tak pernah Naruto dengar, membuatnya bertanya-tanya. Kata-kata apa itu?

"Petros Jakendor, Pepet Teros Jangan Kasih Kendor! Hahaha."

Belum usai Ino tertawa, wanita itu sudah melengang pergi meninggalkan Naruto yang terdiam di bingkai pintu apartemen.

Hahaha, petros jakendor, ya?

Seringai muncul di wajah Naruto. Dan setelahnya pemuda pirang tersebut memilih menutup pintu apartemen dan masuk ke dalam kamarnya.

Buagh.

Sekali hentak dan tubuh Naruto sepenuhnya telah berada di atas kasurnya yang nyaman. Tak lupa dengan senyum yang merekah, Naruto segera mengambil ponselnya di atas nakas lalu mengetik sesuatu dengan penuh semangat.

ERROR 404 ✔Where stories live. Discover now