Error07: Sesi Curhat

784 113 26
                                    

Warn, vulgar content in this capt!

****

Hujan di luar sana, tapi basah di dalam sini. Yaaa, bagaimana tidak? Naruto yang sejak tadi galau, akhirnya mencapai titik di mana dia benar-benar menangis. Bukan tangis biasa, melainkan ia meraung seperti anak ayam yang kehilangan keperawanannya. Mencakar di sana-sini sebagai pelampiasan kekesalan.

Untungnya dia sedang di kamar sendirian. Teman satu apartemennya masih terkurung hujan di luar sana dan belum bisa kembali ke apartemen.

Lalu, apa yang membuat Naruto menangis seperti itu?

Apa lagi jika bukan karena pujaan hatinya yang sangat sulit ia raih. Bahkan setelah Naruto melancarkan gombalan mautnya, sang pujaan masih tak luluh juga, bahkan ia semakin jijik dengan Naruto. Seperti saat itu....

"Sasuke-chaaaan... sekarang aku sadar, mengagumi karya Tuhan tak perlu jauh-jauh keliling dunia. Cukup lihat kamu saja aku sudah kagum."

Sasuke yang kala itu tengah menyedot minuman di pinggir lapangan, seketika menyemburkan isinya. Dan Naruto yang panik segera menghampiri Sasuke untuk mengelap ceceran minuman di dekat mulut Sasuke. Niatnya ingin berbuat baik nan romantis, malah Naruto kena semprot lagi.

"Senpai, apa yang kau lakukan?!"

Sasuke bersungut marah dan membuat Naruto menghentikan kegiatannya perlahan. Matanya berkaca-kaca saat melihat reaksi Sasuke yang tidak suka atas tindakannya. Kenapa Sasuke jahat padanya? Padahal niat Naruto baik.

"K-kenapa, Sasu-chan? Aku hanya ingin bersikap baik padamu...."

"Baik apanya? Kau mengelap mulut dan hidungku dengan kaos basketmu yang bau asam, senpai! Astagaaa, banyak keringat yang menempel dan juga bakteri!"

Setelah Sasuke mengeluh jijik seperti itu, ia meninggalkan Naruto yang semakin kalut sendirian. Sasuke tidak sadar jika kata-katanya benar-benar membuat Naruto galau berkepanjangan, apalagi ini kali pertama Naruto dibentak oleh pujaan hatinya itu.

Itulah kronologi singkat mengapa Naruto bisa kacau seperti ini. Ditambah malam ini hujan, dan memaksakan kenangan-kenangan menyeruak dalam benaknya. Saat seperti inilah, hanya satu orang yang bisa menenangkan Naruto, yaitu emaknya, ah maksudnya hanya kaa-sannya yang bisa menenangkan dirinya.

Tanpa pikir panjang, Naruto segera meraih ponselnya di atas nakas lalu menekan beberapa digit nomor telepon untuk disambungkan.

Tuuut, tuuut, tuuuut.

Telepon berdering tetapi tak ada sahutan dari seberang sana. Hal ini pun semakin membuat Naruto meraung-raung tidak jelas. Bagaimana mungkin kaa-sannya tidak mau menjawab telepon darinya?

Namun semua kegelisahannya tiba-tiba pudar ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Emak Kushina ❤

Woi, kenapa, Nar? Maaf, tadi emak sedang 'wikwik' ringan sama bapak.
19.05

Astaga.... Dari mana kaa-sannya mendapat istilah seperti itu? Ckck sungguh, meski itu hal yang patut di pertanyakan, tapi Naruto kini tak memedulikan itu semua karena ada hal yang lebih penting untuk dibahas.

Emak Kushina ❤

Emaaaak.
19.06

Naru sedih, Maakkk.
19.06

Naru galau, Maaak T.T
19.06

ERROR 404 ✔Where stories live. Discover now