1 - 0

1.6K 316 92
                                    

And I’m a sucker for the way that you move.
And I could try to run, but it would be useless
You’re to blame
Just one hit of you,
I knew I’ll never be the same

----

Ada kekakuan dalam diri Chanyeol ketika ia pertama kali mendaratkan bibirnya pada bibir Bobby. Warna merah dan panas menodai garis pipinya, memberikan rona yang memalukan. Tapi ia tak pula melepaskan pagutan itu. Ia ingin membuktikan kepada Bobby, bila dia bukanlah hiburan yang menyenangkan. Bahwa dia berbahaya dan gadis itu seharusnya berhenti bermain-main dengannya.

Namun tampaknya Bobby lebih ahli dalam hal ini. Karena kekakuan itu di sambut Bobby dengan perlahan dan penuh penuntunan. Jemari Bobby merambat naik ke kemeja Chanyeol, mengusap lembut punggung kaku itu sementara bibirnya menekan bibir Chanyeol dalam gerakan dominan.

Hingga kemudian kekakuan itu tergantikan oleh kecanduan.

Tidak seperti Bobby yang bergerak begitu lembut dan rawan, Chanyeol begitu gegabah dan tergesa-gesa. Ia meraup bibir Bobby dan mengambil alih dominasi. Jemari yang tadinya hanya menggantung kaku di sisi tubuh, bergerak naik membelenggu pinggang gadis itu. Dia menarik Bobby agar semakin rapat kepadanya, semakin dalam dalam ciumannya.

Chanyeol mulai merasakan naluri prianya mengambil alih kerja akalnya. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan selama ini, tersembunyi di dalam dirinya, terbebaskan. Gairah yang besar bersama rasa haus dan lapar. Keinginan yang tak terbendungkan. Mereka melambung dalam pagutan yang dalam. Terikat akan gairah yang liar.

Ciuman itu seperti yang Bobby katakan, menggairahkan, membuat jantung berdebar-debar, napas yang terputus, dan tubuh yang meriang panas.

Ciuman itu liar. Dan seharusnya mereka tak bermain-main dengan sesuatu yang tak dapat mereka kendalikan.

Beruntungnya, Bobby tak sekalap itu. Kendati ia memang sangat menikmati berciuman dengan Chanyeol. Yang ya ampun, sungguh tak terkendali. Man, dia membuat dahaga.

Tapi Bobby masih cukup sadar. Suara langkah yang mendekat ke dapur terdengar, bersama tawa dan obrolan. Dengan pengendalian diri yang tersisa, ia mendorong Chanyeol dan melepaskan pagutan mereka secara paksa. Pria itu nyaris merangsak maju kembali namun Bobby menahan dadanya dengan pandangan yang menggertak.

"Cukup." bisik Bobby tegas.

Napas Bobby memburu tak karuan. Matanya menghujam mata Chanyeol tak percaya.

Ya tuhan, apa yang mereka lakukan barusan!

"Kau merusak make up-ku, cupcake." Bobby tertawa gugup.

Chanyeol masih terengah. Ia dapat merasakan panas dan malu kembali membakar pipinya. Pria itu kehilangan kata-kata.

Sebaliknya Bobby telah mengumpulkan kembali pengendalian dirinya. "Kita akan bicarakan ini nanti." ujarnya, dan berbalik menuju pintu dimana dua sepupu pria Areum masuk.

Tentunya mereka harus membicarakan ini. Dengan kepala dingin.

"Halo, Yeol." mereka menyapa tanpa menyadari eksistensi Bobby sebelumnya, tak pula menyadari Chanyeol yang masih mengumpulkan kesadarannya.

Bobby bersyukur dalam hati sebelum kemudian pergi mencari kamar mandi.

Aku benar-benar kacau!

-----

Sikat gigi menggantung di bibir Chanyeol hambar selagi sang empunya sedang melayang jauh di singgasana pikirannya. Mata pemuda itu kosong, menunjukkan bila jiwanya, pikirannya tak berada di sana. Tidak sama sekali.

HIGH HEELS (PCY)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz