2 - 8

1.5K 272 111
                                    

We can get married tonight if you really wanna me in a cheap suit like a sleazy lawyer.
And if you break this lil' heart, it'd be an honor

....

Bobby merenggangkan pegangannya pada pinggang Chanyeol seiring keterbatasan oksigen di paru-parunya. Tangannya yang kecil mendorong perlahan dada Chanyeol, berusaha dengan tidak enak hati, melepaskan pagutan pria itu di bibirnya.

Wajahnya memerah seiring pagutan itu terlepas. Mata kelam Chanyeol perlahan terbuka, menghujani wajahnya dengan keteduhan yang tidak biasa. Bobby tidak tau mengapa pandangan Chanyeol membuatnya kepanasan bukan kepalang.

"Jangan menatapku seperti itu." akhirnya Bobby bersuara. Ia mengelap lembab di bibirnya, dan memalingkan muka.

Bagaimana pun, Chanyeol belum juga beranjak dari posisinya semula. Mereka masih merekat tanpa jarak, dan Bobby terpenjara di antara tubuh Chanyeol dan pintu kayu di belakangnya. Bobby bahkan tidak ingat kapan Chanyeol memutar posisi mereka.

"Abigail, huh?" suara Chanyeol yang lirih menyapa indera pendengaran Bobby, membuat gadis itu kembali menoleh ke arahnya dengan raut terpana.

"Kau sudah tau." ucap Bobby lebih seperti pernyataan.

"Tentu saja. Kau pikir IQ-ku berapa?"

Bobby mengernyit heran.

"Aku bukan orang yang bisa kau bodohi sesukamu."

"Aku masih membodohimu sesukaku."

"Oh?" Chanyeol menekan tubuhnya merapat pada Bobby, membuat gadis itu mempelototinya.

"Chanyeol, aku bisa mati sesak!"

Mengabaikan keluhan gadis itu, pandangan Chanyeol turun dari mata Bobby kepada pundak gadis itu yang tertutupi oleh kemeja berlengan panjang. Rasa bersalah itu kembali menggerayangi dadanya.

"Maafkan aku." bisik Chanyeol tiba-tiba.

"Untuk apa?"

"Semuanya." jawab Chanyeol tenang. Tangannya terulur naik menyentuh pundak Bobby. Mengusap lengan di balik kain itu lembut. "Masih sakit, ya?" tanyanya kemudian. Membuat Bobby memahami arah ucapan pria itu.

"Lepas dulu, oke." pada akhirnya dengan sekeras usaha, Bobby berhasil mendorong Chanyeol lepas darinya. Bobby memperbaiki gestur berdirinya dan memberikan isyarat tangan di udara kepada Chanyeol : cukup! Sebelum pria itu menerkamnya kembali.

Chanyeol berdiri tiga langkah dari Bobby, mengetuk-ketuk kakinya malas selagi gadis itu mempelototinya.

"Aku tidak mengerti kenapa kau sulit sekali dikendalikan." Bobby berujar setengah mengeluh, setengah gemas. Ini bukan pertama kalinya bagi Bobby berurusan dengan Chanyeol yang bertingkah seperti magnet. Satu ciuman terjadi, maka pria itu akan mendesaknya untuk ciuman-ciuman yang lain. Sungguh, pengalaman dua hari menjalin hubungan tidak jelas dengan Chanyeol membuatnya paham sedikit kebiasaan pria itu.

"Jadi kau juga tau masalah lenganku, ya." Bobby berucap sambil melenggang menuju ke tengah ruangan. Ini kamar Chanyeol, Bobby ingat sekarang.

"Aku bertemu ayahmu juga." sahutan Chanyeol tak membuat Bobby heran. Si dementor itu pasti bicara yang bukan-bukan kepada Chanyeol. Dasar ember!

HIGH HEELS (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang