1 - 7

1.3K 277 50
                                    


There's no stopping now, green lights forever.

Aroma mawar yang segar menyapa indera Chanyeol samar-samar di pagi yang hangat itu, memancing inderanya yang lain bangun. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sempurna, manik kelam itu menampakkan dirinya. Poster Gandhi adalah hal pertama yang menyapa indera penglihatannya. Chanyeol mengerjap beberapa kali, dan mendesah letih. Ia menarik dirinya, mau tak mau untuk duduk.

Ia melihat ke sisi kanannya yang kosong, ada sedikit rasa penasaran di dalam dirinya. Dimana Bobby?

Kesadarannya sudah cukup terkumpul, dan kelopak matanya yang layu telah berubah mekar. Kantuk itu terhapus sedikit demi sedikit ketika ia menapakkan kakinya ke lantai keramik yang dingin. Ia mencari Bobby, namun tak menemukan gadis itu di dapur maupun di depan TV.

Ia nyaris menyerukan nama Bobby, namun inisiatifnya terbatalkan lantaran sosok yang ia cari-cari baru saja melangkah keluar dari kamar mandi.

Berbeda dari ekspektasinya, dimana seorang gadis keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuh dan air menetes seksi di pundak, Bobby keluar dari kamar kecil itu dengan penampilan yang sudah rapi. Kemeja kuning dengan miniskirt denim. Tentunya tanpa air menetes di pundak.

"Hai, Cupcake." Bobby menyapanya acuh tak acuh.

"Hai." jawab Chanyeol sedikit heran. "Kau bangun lebih awal dariku."

"Hanya beberapa menit lebih awal." Situasi ini terasa tak senyaman semalam. Chanyeol tidak tau mengapa ia merasa Bobby seperti menahan diri darinya. Dan batasan itu membuatnya bingung.

Apa dia melakukan kesalahan yang tidak ia ketahui? Apa ia menyikut wajah gadis itu saat mereka berbagi tempat tidur yang sama. Atau, atau ia menyentuh Bobby tanpa sadar saat tidur? Apa itu mungkin?

"Kau ingin kopi?" Bobby berusaha ramah dan membentuk senyuman di wajahnya yang kaku.

"Aku mau teh." Chanyeol menatap Bobby ketika gadis itu dengan awkward melewatinya dan berjalan menuju dapur.

"Baiklah." sahut Bobby tanpa menoleh.

"Ngomong-ngomong, bagaimana tidurmu semalam?" Bobby berbasa-basi.

"Aku tidur seperti manusia. Semuanya, umm, biasa dan gelap. Bagaimana denganmu?" Chanyeol berharap suatu reaksi. Namun gadis itu tampak tidak terganggu sama sekali atau terhibur akan leluconnya.

"Aku sama sepertimu."

"Kau tidak sama sepertiku." Chanyeol menyanggah dengan kebingungan yang tertahan di ujung lidah. Pertanyaan bertumpuk di kepalanya, dan ia tidak bisa membiarkan Bobby mengabaikannya seperti ini.

"Apa maksudnya? Menurutmu aku tidak tidur seperti manusia?" Bobby berbalik ke arah Chanyeol dan tertawa kecil. Tawa yang dibuat-buat. "Memangnya apa aku?"

"Apa yang terjadi?"

"Apa?"

"Kau?" Chanyeol menghentikan Bobby dari mengaduk cangkir teh itu. Ia menarik kedua pergelangan tangan Bobby, menuntun gadis itu agar menghadap kepadanya, agar lebih dekat kepadanya. "Kau kelihatan berbeda." Chanyeol menyuarakan kebingungannya.

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now