4 - 6

1K 252 116
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


---

Chanyeol melenggang keluar usai perselisihan kecilnya dengan Jongin. Senyumnya merekah lebar, begitu antusias untuk mengumumkan hubungannya dan Bobby. Yah, ia memang agak gugup, tapi kegugupannya tidak begitu mendominasi dibandingkan rasa senangnya.

Antusiasmenya kali ini serupa dengan antusiasmenya saat kecil, saat ia bangun pagi-pagi dan berlari dari kamarnya ke bawah pohon natal untuk mengecek kado dari santa. Hanya saja kali ini ia telah mengetahui isi kadonya.

Bobby. Hubungannya dan Bobby akan timbul ke permukaan. Dengan begini ia tidak perlu menahan diri untuk memeluk gadis kesayangannya itu di depan semua orang. Ia tidak perlu lagi terlibat dalam drama romansa Jongin yang membuat hubungannya dan Bobby tersembunyi dalam bayang.

Semuanya akan berakhir malam ini.

Bobby berdiri di sana, menghadap pohon natal. Surai cokelat kehitamannya tergerai halus di punggung. Chanyeol melebarkan langkahnya. Riang di wajah Chanyeol tak mampu ia sembunyikan. Dengan tepukan lembut di pundak, ia menyapa Bobby.

"Apa kau siap?"

Bobby berkilah dari sentuhannya seperti terkejut. Gadis itu berbalik dan menatapnya dengan sorot mata yang dingin. Chanyeol tidak mengerti, ada apa? Kenapa Bobby terlihat seperti memusuhinya?

"Hei.." Chanyeol menahan dirinya untuk menyentuh lengan Bobby sekali lagi. Tidak ketika gadis itu menyilangkan lengan di dada. Bersikap begitu anti terhadapnya.

"Bobby, ada apa?"

Tidak Chanyeol ketahui, dibalik dingin raut Bobby, kata-kata begitu sulit keluar dari kerongkongannya. Seperti ada pisau yang tersangkut di saluran pernapasannya, membuat setiap tarikan napasnya terasa menyakitkan.

Bobby tau, tidak seharusnya ia menelan mentah-mentah informasi yang ia terima dari Halla. Ia seharusnya tidak bersikap picik dan langsung menghakimi Chanyeol akan kebenaran yang belum pasti. Tapi ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak kecewa.

Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak--terluka.

Selama ini--ia menerima beragam hadiah dari pria itu dan mempertanyakan maksudnya. Bunga di atas meja riasnya, cokelat di lemari pendinginnya, syal couple, dan sikap manis pria itu. Selama ini, ia bertanya-tanya mengapa?

Ia sempat mengira kebaikan Chanyeol selama ini; perubahannya yang menjadi lebih manis daripada biasa, adalah karena pria itu semakin mencintainya.

Sekarang ia bahkan tidak yakin lagi kalau Park Chanyeol yang berdiri di hadapannya adalah pria yang sama yang pernah mengetuk pintu apartemennya di tengah malam dan memohon ingin bersamanya.

Atau, apakah pria itu pernah ada? Apakah Park Chanyeol yang mencintainya pernah ada, atau ia hanya pelampiasan semata?

Bobby menarik napas. Dingin airmata mengalir di pipinya tanpa ia duga.

HIGH HEELS (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang