3. Stay Away From Him!

3.3K 352 48
                                    

~ My Regret For Him ~
- RivaEre -


Bel pulang pun berbunyi, membuat para murid bersorak gembira mendengarnya.

"Baiklah, karna bel sudah berbunyi, pelajaran hari ini sampai disini. Sampai jumpa minggu depan."

"Yes, Sir!"

Dengan lesu, Eren membereskan alat-alat tulis dan buku yang berserakan di meja, dan dimasukkan kedalam tasnya.

Sesuatu menepuk pundaknya.

"Hei Eren, aku duluan ya!"

"Armin..? Buru-buru sekali, kau. Ada apa?"

"Ah, aku ada urusan dengan Sir Erwin."

Eren hanya ber-oh-ria.

Armin tersenyum, "Yasudah kalau begitu. Aku duluan, ya!"

Eren mengangguk, menanggapi perkataan Armin.

Setelah kepergian Armin, Eren menatap sekilas ke arah pintu kelasnya. Ah~ Ternyata, sang Kakak sudah menunggunya.

Entah hanya perasaannya saja atau memang kebetulan, suasana hati sang Kakak sedang tidak baik. Lihat saja wajahnya yang menggelap. Terlihat suram.

Eren menghampirinya.

"Ayo kita pulang!"

Veno diam. Masih menatap Eren dalam diam. Yang ditatap pun menjadi risih.

"Haloo? Mau sampai kapan kita disini? Ayo pulang!"

Veno tersentak. Ah, sepertinya dia sedang melamun tadi.

"Ayo"

Setelah berkata begitu, Veno berjalan mendahului Eren tanpa mengatakan apapun lagi. Eren dibuat bingung. Sialan, orang itu selalu membuatku bingung! Batin Eren kesal.

Eren yang berjalan jauh dibelakang Veno, tak sengaja menatap seseorang yang sedang memperhatikannya dari gedung lantai 3.

Sedang menatapnya juga.

Eren gelagapan.

'I-itukan Rivaille-senpai!' Batin Eren deg degan.

"Oi, mau pulang tidak?"

Eren tersentak.

"Eh? I-iya-iya! Tunggu aku!"

Iris obsidian yang sedari tadi mengamati, masih diam menatap mobil audy hitam sampai hilang dari pandangan. Ia tak sengaja melihat bocah itu sedang berjalan diparkiran.

Saat ia sedang menatapnya terus, bocah itu menatapnya balik. Cukup tersentak, tapi entah kenapa ia tak ingin mengalihkan pandangannya. Ia lihat bocah itu terkejut. Wajahnya lucu sekali.

Sebelum dirinya ingin menegurnya, si Bocah itu sudah memutuskan kontak mata dengannya. Kesal, padahal ia ingin memandangi wajah bocah itu lebih lama lagi.

Selama ia sekolah disini, baru pertama kalinya ia melihat bocah Brunette itu disini. Kenapa ia tidak pernah melihatnya? Apa ia yang terlalu sibuk di ruang OSIS dengan segala tugasnya? Mungkin saja.

Atau, bocah itu jarang keluar kelas?

Biasanya bocah sepertinya sering keluar masuk kelas. Tidak mungkin ia anak baru. Orang-orang sering menyebut-nyebut namanya saat ia tak sengaja mendengar pembicaraan murid-murid perempuan.

My Regret For Him [RivaEre] END ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon