TWO (M)

1.5K 136 21
                                    

Seminggu kepergian Jin, Taehyung memang merasakan sepi tanpa nya. Biarpun jin terlihat seperti anak kecil yang manja, entah kenapa taehyung menyukainya. Tapi, taehyung tidak konsisten. Hari ini bisa saja merindukannya. mungkin jika ada dia, taehyung akan jenuh.

'Tae-ah, kamu dimana? Bisa jemput aku di kampus?' Pesan singkat ia dapatkan dari kenalan barunya. Jimin.

"Ya.. tunggu sebentar. Aku berangkat sekarang." Jawabnya singkat melalui pesan.
Taehyung meraih kunci mobilnya dan melangkahkan kakinya kepintu utama. Keluar dan memasuki mobil yang ia tumpaki.

Kampus Big International dengan rumah sewanya memang tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu 20 menit saja. Selama perjalanan ponsel taehyung terus berbunyi. Taehyung mengangkatnya. "Ada apa chagiya?" Tanyanya lembut.

"Sayang.. aku hari ini pulang. Aku memakai taksi saja. Mungkin agak terlambat." Ucapnya di seberang sana.

"Ne. Hati-hati di jalannya. Aku tunggu kamu dirumah. Aku sedang di perjalanan. See u later." Taehyung langsung mematikan panggilannya dan fokus lagi dengan menyetirnya. Hingga, ia melihat sesosok orang yang tadi memberinya pesan. Ia memberhentikan mobilnya tepat di samping jimin. Jimin, segera memasuki mobilnya dan duduk di samping sang dominan.

"Tae-ah." Panggilnya dengan kaki di tumpangkan ke kaki lainnya.

"Hm?"

"Tae-ah.. aku di rumah tidak ada siapa-siapa. Apa kamu mau menemaniku? Eomma dan appa pergi selama dua hari ke China membereskan proyeknya." Nadanya manja dan menampilkan mata anjingnya. Taehyung tersenyum melihat keindahan yang terpampang jelas di sampingnya dan menganggukan kepala sebagai jawabannya.

"Tapi, kekasihmu bagaimana?" Tanyanya dengan menundukan kepala.

"Biar itu jadi urusan nanti.. baby." Jawabnya lembut dan seketika pipi jimin memerah karna panggilan yang taehyung berikan.

Taehyung selalu fokus dengan menyetir, ia selalu menomor satukan keselamatannya. Jimin dan Taehyung sudah dua kali bertemu, tiga kali dengan sekarang. Taehyung pun sudah tahu betul denah peta rumah jimin.
Sesampai di kediaman jimin, jimin dan taehyung langsung memasuki rumah. Jimin duduk dengan menyandarkan kepalanya di sandaran soffa begitupun dengan taehyung yang posisinya duduk di samping jimin.
"Tae-ah kamu mau minum apa?"

"Tidak. Aku bisa mengambil sendiri jika haus." Jawabnya.

Jimin melihat keindahan yang berada di sampingnya. Wajahnya yang tampan, rahang tegas dan juga bibir serta hidungnya yang sempurna membuatnya ingin mendapatkannya. Tak sia-sia jungkook mengenalkannya. Tapi, jimin disini belum tahu betul kekasihnya.

Jimin menyenderkan dirinya ke pundak taehyung dan entah ada angin apa, taehyung mengelus puncak kepalanya dengan lembut.

Taehyung melihat lebih dekat keindahan yang jimin punya. Hingga jarak mengikis hanya tiga sentimeter. Jimin bisa merasakan deru nafas hangatnya. Jimin gugup dibuatnya. Ya. Disini jimin belum pernah seperti ini. Dengan jungkook pun dia hanya duduk saling berhadapan dan begitupun dengan namjoon.

"Jiminie.. bolehkah aku menciummu?" Puraunya. Jimin membolakan matanya, kaget dengan tutur katanya. Sebelum jimin menjawabnya, bibirnya menubruk bibir plum jimin. Hanya menempelkan. Jimin memejamkan matanya. Detak jantungnya serasa berlari dengan cepat.

Jimin meremas baju samping taehyung dan entah setan apa yang merasukinya. Jimin menggerakan bibirnya. Taehyung tersenyum disaat ciuman itu dibalas. Tangan taehyung menyentuh pipi tembem jimin dan mengelusnya dengan ibu jarinya. Bibirnya yang lihai memainkan bibirnya, ciuman yang terlihat lambat merubah jadi panas. Taehyung meniduri submissive dan mengukungnya di atas.
Sang dominan menindihnya dengan tangan sebagai pertahanan agar tidak menindih sepenuhnya. Taehyung mencium, menggigit bibir plumnya yang membuat submissive mengerang dan taehyung melesakan lidahnya menerobos masuk ke mulut jimin. Dengan lihai taehyung memainkan lidahnya didalam, menyapu dan menggigit serta mengemut lidah jimin.

Love You So Mad Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz