9. Climax

4.1K 436 22
                                    


Budaya kan vote sebelum baca kak buat cerita juga perlu banyak tenaga loh, tolong hargai ya^^

_______________________________________

"Permisi, mau pesan apa mbak?" Tanya seorang pelayan dengan buku dan pulpen di tangannya.

Lisa sama Rose sekarang sedang berada di kafe buat makan siang.

"Saya pesan jus mangga 1 sama nasi goreng seafood 1 ya mbak. Lo mau mesen apa, Lis?" Tanya Rose ke Lisa yang duduk dihadapannya.

"Emm, americano ice sama spaghetti aja deh mbak." Ucap Lisa ke pelayan yang lagi sibuk mencatat pesanan mereka.

"Baik, mohon ditunggu sebentar ya, mbak." Ucap pelayan tersebut yang kemudian meninggalkan meja Lisa dan Rose.

"Lis." Panggil Rose ke Lisa yang lagi sibuj memainkan hp nya.

"Hm?"

"Gue ke toilet bentar ye. Ada panggilan alam nih, hehehe." Ucap Rose dengan kedua tangan memegang perutnya.

"Yaudah sono." Ucap Lisa santai.

Rose pun berlari ke toilet. Sedangkan Lisa masih asik memainkan hp nya.

"Kenapa harus di kafe ini sih?"

"Kata Nayeon di sini enak by, emang kenapa sih?"

"Kafe ini tempat favorit Lisa. Aku takut ketemu dia."

Deg

Mendengar nama nya di sebut dalam percakapan dua orang dia belakang nya, Lisa pun otomatis menoleh ke belakang.

Dan

Disana

Ada

Hanbin

Dan

Jennie

Sial

Mood Lisa langsung hancur melihat Hanbin dan Jennie berduaan di kafe ini.

"Permisi mbak, ini makanannya." Ucap seorang pelayan lagi sambil menaruh pesanan Lisa dan Rose di atas meja.

Lisa tersenyum tipis ke pelayan tersebut. Setelah pelayan tadi pergi, Lisa memainkan hp nya untuk sebisa mungkin tidak menghiraukan pasangan di belakangnya.

"Eh by, makan yang bener elah. Kayak anak kecil aja tau."

"Yaudah, tolong lap dong, by."

"Lap sendiri sana! Dasar manja!"

"Gapapa, kan ke pacar sendiri juga."

"Yaudah iya kamu menang. Sebentar, aku cari saputanganku dulu."

"Ngapain? bibir kamu nganggur tuh."

Mata Lisa langsung melotot sempurna setelah kembali tidak sengaja mendengar percakapan di belakangnya. Kemudian Lisa membalikan badannya lagi untuk melihat kebelakang.

Deg!

Entah sejak kapan, pipi Lisa sudah di penuhi air mata. Hanbin dan Jennie berciuman. Dan, Lisa melihat itu secara langsung. Bahkan seingatnya, Hanbin dan dia belum putus sampai detik ini. Walaupun akhir akhir ini Hanbin dan Lisa jarang berinteraksi, karena keberadaan Jennie yang selalu menempel ke pacarnya. Akan tetapi tetap saja Hanbin masih pacar Lisa! Kenapa Jennie tega? Apa salah Lisa padanya?

Lisa berdiri dari tempat duduk nya dan menghampiri Hanbin dan Jennie yang masih berciuman dengan panas.

Hanbin yang pertama kali melihat keberadaan Lisa pun melepaskan tautan bibirnya dari Jennie.

"Lisa." Lirih Hanbin yang melihat Lisa berdiri di depannya dengan wajah yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Hanbin, gua gak nyangka lo bakal setega ini sama gue." Ucap Lisa sambil terus meneteskan air matanya.

"Selama ini gue udah cukup sabar ngeliat lo dan cewek ini ngehianatin gue dibelakang, Bin. Gue juga capek. Tapi, gue terlalu cinta sama lo! Kenapa? Kenapa lo bawa gue ke kehidupan lo, seolah-olah gue adalah cewek paling beruntung waktu itu, Bin. Kenapa? Kenapa lo jahat sama gue?" Lisa menjeda ucapannya. Sesak, Lisa rasa dada nya sangat sesak. Segala unek-unek yang disimpannya selama ini dia ungkapin sekarang. Gak perduli ini tempat umum dan banyak orang yang melihat kejadian ini.

Kemudian, Lisa menarik nafas panjang buat nenangin dirinya.

"Dan buat lo, Jennie. Bahkan lo yang awalnya paling ngedukung gue sama Hanbin. Gue udah anggep lo kakak gua sendiri, gue selalu curhat sama lo, dan sekarang? Lo nikung gue? Kenapa lo tega Jen, kenapa? Gue salah apa sama lo? Kenapa lo hancurkan kepercayaan gue?"

Kaki Lisa tiba-tiba menjadi lemas dan dia bahkan tidak dapat menahan beban tubunya sendiri. Lisa jatuh terduduk di lantai dengan tangan yang memukul mukul dada nya yang sesak.

"Lisa!!!" Rose yang baru selesai dari toilet pun berlari menghampiri Lisa.

"Lo kenapa Lis?" Tanya Rose panik sambil membantu Lisa untuk kembali berdiri.

"Hanbin? Jennie?" Rose yang baru sadar akan keberadaan Hanbin dan Jennie pun mukai mengerti dengan situasi yang terjadi ini.

"HAHAHA! Udah senang sekarang buat sahabat gue kayak gini? PUAS KAN LO PADA, HAH!? Emang cocok sih ya, cowok GENIT sama cewek GATEL." Ucap Rose ke Hanbin dan Jennie dengan ucapan pedas nya.

"Rose jaga ucapan lo! Kalo lo lupa biar gue ingetin, gue sama Jennie itu kakak kelas lo!" Ucap Hanbin geram dengan ucapan Rose.

"Oh baik kakak kelas tercinta, maafkan saya. Umm, maaf? Anda bilang apa tadi? Jaga ucapan saya? Anda saja tidak bisa menjaga perasaan sahabat saya, kenapa saya harus menjaga ucapan saya? Apakah saya harus bersikap baik kepada seorang penjahat? Tidak bukan? Jadi, buat apa saya sopan dengan kalian? Saya baik jika kalian baik, saya hormat jika kalian pantes buat di hormati! Catat itu, brengsek!" Ucap Rose lebih tepat nya sindiran keras buat Hanbin dan Jennie yang kembali mematung.

Merasa sudah muak, Rose berniat membawa Lisa keluar dari kafe tersebut. Namun, Lisa malah menolak nya. Lisa berjalan kembali ke depan Hanbin dan Jennie.

"Jen, jujur, gue kecewa sama lo. Gue benci sama lo. Lo sendiri yang buat persahabatan kita hancur, Jen. Maaf gue gak bakal bisa kembali jadi Lisa yang dulu sampe kapan pun buat lo." Ucap Lisa sambil tersenyum tipis ke arah Jennie yang menunduk dalam diam.

"Dan kata-kata terakhir dari gue buat lo, Hanbin Aryadinata. Thanks and let's break up." Hanbin mengangkat kepalanya, sempat seperkian detik ekspresinya berubah terkejut namun segera di netralkannya.

Kemudian, Hanbin dan Jennie mengarahkan pandangan kearah yang sama, punggung Lisa yang kian menjauh. Di hati serta otak mereka berkecamuk berbagai perasaan dan pemikiran yang berbeda. Namun satu yang sama, kehilangan dan rasa takut akan penyesalan.









































O-owww Hanlice ku mogok:'(

O-owww Hanlice ku mogok:'(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bad; the worst script in my life [MASA REVISI]Where stories live. Discover now