Dia Maha Pecemburu | 2

5.6K 520 16
                                    

       Senja telang menghilang di pelupuk mata dan malam pun tiba dengan taburan bintang yang sangat indah. Setelah mengerjakan tugas sekolah. Aku rebahan di kasur sembari memainkan handphone membuka aplikasi WhatsApp berharap Arian chat namun nyatanya tidak ada. Sejak sore aku menunggu dia chat namun tak kunjung chat. Kemana Arian? Biasanya ia selalu chat duluan namun sekarang tidak.

         Aku membuka facebook dan melihat obrolan ternyata facebook nya aktif. Bahkan ia baru saja mengupdate status. Aku membaca komentar Arian dengan teman-teman cowoknya. Aku terbelalak kaget ketika Natasya ikut berkomentar bahkan dia ikut membalas komentar teman-teman Arian.

       Melihat komentar mereka membuatku semakin kesal apalagi saat kejadian pulang sekolah. Arian membonceng Natasya. Handphone ku berbunyi ada notif chat masuk di WhatsApp, ternyata Arian.

Arian
Malam cantik, miss you🤗

Aku pun hanya membacanya saja.
    
      Kini deringan telpon berbunyi, ternyata Arian menelpon. Arian memang seperti itu jika chatnya just read pasti langsung telpon. Aku pun mengangkatnya.

"Hallo, Kay kamu marah sama aku?"

"Gak kok,"

"Kay, sorry ya waktu sore aku gak ngabarin kamu."

"Iya gak papa,"

"Kay, waktu pulang sekolah kamu lihat aku sama Natasya ya?"

Aku hanya diam.

"Kamu jangan cemburu ya. Natasya itu hanya temen."

"Ya terus apa bedanya aku sama dia? Aku juga teman kamu kan?"

"Ya jelas beda Kay, kamu itu wanita special di mata aku. Aku nyaman sama kamu."

"Udah malam Ar, aku mau tidur."

"Kay jangan dulu tidur, keluar rumah dulu bentar!"

"Mau ngapain?"

"Udah cepetan turun! Aku udah di depan gerbang rumah kamu!"

Aku segera membuka gorden jendela kamar. Terlihat Arian duduk di atas motornya depan gerbang rumah.

"Hallo Ar, kamu kok gak bilang mau ke rumah?"

"Udah nanti aku jelasin di bawah, cepetan turun!"

Arian menutup telponnya sepihak. Aku segera memakai jilbab instan dan langsung turun ke bawah menghampiri Arian.

"Malam cantik," sapa Arian sambil tersenyum ke arahku.

"Ar, Kamu kok gak bilang dari awal kalau mau kesini?"

"Aku habis dari rumah Deni minjem buku terus langsung ke sini, pengen ketemu kamu."

Fyi, Deni adalah teman sekelas Arian. Dia tetanggaku bahkan sahabatku saat kecil. Namun aku dan Deni tidak sedekat dulu. Deni sudah berubah, semenjak dia hijrah dan jadi ketua ROHIS. Ini bukan pertama kali Arian ke rumah, kalau ada kerja kelompok sama Deni dia selalu menyempatkan main ke rumahku.

"Oh, yaudah mau masuk gak?"

"Enggak deh, Kay kamu masih marah ya sama aku?"

"Buat apa aku marah sama kamu? Rasanya marah pun tak berhak,"

"Kay, sini duduk!"

Arian menyuruhku untuk duduk di atas motornya. Awalnya aku gak mau namun dia memaksa dan aku pun duduk di atas motornya.

"Kay, coba kamu lihat ke atas!"

Aku pun melihat ke atas. Aku dibuat takjub dengan bintang-bintang serta rembulan yang memancarkan cahaya keindahannya.

"MasyaAllah Ar, bintang nya indah banget." ucapku sambil tersenyum ke arahnya.

"Iya Kay. Kay aku mau nyanyi! Tapi kamu jangan ketawain aku," ucapnya tertawa.

"Haha ... yaudah iya buruan nyanyi." ucapku terkekeh.

Arian menatap ke arahku sambil tersenyum. Dan dia pun mulai menyanyikan sebuah lagu dari Hello Band.

"Di antara beribu bintang hanya kaulah yang paling terang. Di antara beribu cinta pilihanku hanya kau sayang. Takkan ada selain kamu dalam segala keadaanku. Cuma kamu ya hanya kamu yang selalu ada untukku."

Suara Arian sangat merdu menyanyikan lagu itu membuatku terpesona. Aku spechless dibuatnya.

"Kay, gimana suara aku bagus gak?" tanyanya.

Aku mengetuk-ngetuk daguku mencoba berpikir.

"Jelek wleee...." ledekku.

Arian menjawil hidungku."Dasar cewek nyebelin,"

Aku melepaskan tangan Arian. "Ar, udah malam. Kamu pulang ya, jangan kangen!" ucapku terkekeh.

"Mau kangen sama kamu," katanya.

"Yaudah deh terserah, kalau kangen bilang apa coba?"

"I MISS YOU KAYLA!" ucapnya berteriak membuatku malu.

"Ar, jangan teriak!"

"Hehe iya .. yaudah aku pulang ya. Good Night Kay."

"Good Night too."

Arian pun melajukan motornya dan berlalu pergi. Aku pun kembali masuk ke dalam rumah. Saat hendak tidur handphone-ku berbunyi. Ternyata sebuah pesan dari Deni.

From : Deni

ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻘْﺮَﺑُﻮﺍ ﺍﻟﺰِّﻧَﺎ ۖ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً ﻭَﺳَﺎﺀَ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. Al-Israa/17:32)

Setiap kali Arian bertemu denganku atau main ke rumah, Deni selalu mengirimkan pesan seperti itu. Aku kesal sama Deni, dari dulu dia selalu tidak mendukungku kalau aku lagi dekat dengan seorang cowok. Aku tidak membalas pesan dari Deni. Gara-gara Deni mood ku jadi hancur.

🍁

📝Nurhoiriah
🗒Kuningan, 8 Desember 2018

Untuk kelakuan Kayla tidak patut di contoh ya. Cerita ini akan ada hikmahnya setelah selesai. So, tunggu saja kelanjutannya.

Terimakasih sudah membaca❤

Jangan lupa baca Al-Quran

Meraih Cinta-NyaWhere stories live. Discover now