Dia Maha Pecemburu | 5

5.3K 450 15
                                    

"Kay, Allah itu cemburu sama seorang hamba yang berharap lebih kepada mahluknya. Bahkan Imam Syafi'i berkata ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang. Maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan.
Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi kamu daripada perkara tersebut. Agar kamu kembali berharap hanya kepada-Nya."

Perkataan Deni kemarin masih terekam jelas di kepalaku. Benar apa kata Deni, selama ini aku hanya mengharapkan seseorang yang sama sekali tidak pernah mengharapkanku. Betapa bodohnya aku yang selama ini mengharapkan seorang hamba dibandingkan penciptanya. Kini aku sadar, Allah tengah cemburu kepadaku.

Aku kira Arian jadian dengan Natasya namun kenyataannya dia jadian dengan Risma yang mana teman dekatku semasa SMP. Kenyataan yang sangat menyakitkan bagiku.

Kini aku memutuskan untuk lost kontak dengan Arian. Aku menghapus nomor WhatsApp nya bahkan aku tidak berteman lagi di Facebook atau di Instagram. Mungkin terlalu berlebihan, ya begitulah aku. Jika merasa kecewa kepada seseorang aku akan menghapus semua tentang dirinya dan tidak ingin berhubungan lagi dengan dirinya.

"Kay!" panggil seseorang membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke arah sumber suara dan ternyata Arian. Aku langsung beranjak dari tempat dudukku yang ada di taman sekolah ini hendak pergi, namun Arian mencekal tanganku.

"Kay! Tunggu dulu, kenapa sih kamu selalu ngehindar dari aku?" tanyanya.

Aku menyunggingkan senyumku. "Memang sepatutnya aku menghindar dari kamu."

"Oke, kalau itu mau kamu. Tapi aku minta sama kamu jangan pernah membenci aku!"

"Membenci? Aku tidak membenci kamu, aku hanya kecewa sama kamu."

"Maaf..."

"Aku sudah memaafkanmu Arian. Dan sekarang aku minta sama kamu, lebih baik kamu jauhin aku!"

"Oke kalau itu mau kamu, aku pergi! Sekali lagi maaf aku telah mengecewakanmu!"

Arian pun pergi meninggalkanku seorang diri di taman ini. Tiba-tiba air mata ini menetes, cepat-cepat aku menghapusnya. Buat apa aku menangisi seseorang yang bukan mukhrim? Kini aku sadar selama ini Deni selalu mengirim pesan-pesan tentang zina untuk menyadarkanku bahwa pacaran sudah termasuk zina meskipun aku tidak pacaran tapi aku selalu pegangan tangan sama Arian, memikirkan Arian dan itu termasuk zina tangan dan zina pikiran.

🍁🍁🍁

Hari-hari terlewati. Kini aku sudah tidak memikirkan Arian lagi. Yang sekarang aku lakukan memperbaiki diriku lagi agar hati ini selalu mendekat kepada Allah.

Suara klakson motor terdengar di depan rumahku. Aku melirik jam tangan sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Aku membetulkan kerudung di depan kaca riasku. Kemudian turun ke bawah untuk menghampiri si pemilik motor itu yang tak lain Amelia. Tidak lupa pamit kepada Bi Inah---ART Karena kedua orang tuaku sudah pergi bekerja.

Aku dan Amelia sudah janjian untuk menghadiri acara kajian yang berada di Masjid alun-alun kota. Sebenarnya aku tidak pernah ikut acara kajian, tapi karena aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi terutama hijrah dalam percintaan aku ingin mendekatkan diriku kepada Allah. Dengan ikut kajian setidaknya aku bisa dapat ilmu serta mendapat wawasan dan pengetahuan agama islam. Jujur meskipun agamaku islam tak pelak pengetahuanku tentang islam masih minim. Kini aku bersyukur bisa mengenal Amelia yang mana dulu selalu ku acuhkan kini ia menjadi sahabat baikku dan juga Deni. Mereka sahabat aku yang paling baik selalu menasehati dan mengajak dalam kebaikan.

"Sorry Mel, lama ya nunggunya?" tanyaku.

"Gak kok, Oh ya Kay kamu gak pake ghamis?" tanya Amelia.

Meraih Cinta-NyaWhere stories live. Discover now