Hijrah Cinta | 4

3.2K 271 3
                                    

"Jadi, hubungan seperti apa yang Riski dan Nayla jalin saat dulu?" tanya Raffa tanpa basi-basi kepada Chaca.

Sebelumnya Raffa meng-chat Chaca untuk mencari tahu perihal Riski yang selalu chatting-an tiap hari dengan Nayla. Riski sendiri adalah teman satu sekolah Nayla dan Chaca saat duduk dibangku SD. Sehingga untuk itu Raffa meminta Chaca memberitahu kedekatan seperti apa yang pernah terjalin antara Nayla dan Riski. Karena dilihat dari pesan WhatsApp yang sempat Raffa baca dari handphone Nayla mereka terlihat akrab dan sangat dekat sekali. Chaca yang memang tahu bagaimana hubungan dekat mereka pun meminta Raffa untuk bertemu secara langsung saja untuk menjelaskannya. Sehingga saat ini keduanya bertemu di kantin sekolah.

Chaca yang duduk berhadapan dengan Raffa pun tertegun saat Raffa langsung bertanya ke hal inti pembahasan.

"Santai kali Fa, ngegas aja kamu," kata Chaca tanpa melihat wajah Raffa yang penuh cemburu.

Raffa menghela napasnya malas. Jujur saja saat ini Raffa benar-benar merasa sangat cemburu kepada Nayla. Setelah kemarin meminjam handphone Nayla dan membaca pesan WathsApp-nya dengan Riski, hati Raffa benar-benar sangat tidak tenang. Sehingga tadi pagi saja ia tidak meng-chat Nayla untuk mengucapkan selamat pagi karena rasa cemburunya.

"Maaf Cha. Yaudah kamu pesen makanan aja dulu," kata Raffa tak semangat.

Chaca tersenyum. "Gak usah Fa," katanya.

"Oh iya tadi kamu tanya hubungan Nayla dan Riski yang terjalin dulu ya?" Chaca membenarkan duduknya. "Sebenarnya Nayla dan Riski waktu SD gak punya hubungan apa-apa Fa, selain teman biasa gitu. Tapi semenjak SMP Nayla pernah cerita sama aku kalau Riski mencintai Nayla."

Mendengar Chaca berbicara seperti itu, tiba-tiba hati Raffa langsung menciut lemas. Tenaga yang tadi sudah berkurang makin sangat berkurang saat mendengar kata 'Riski mencintai Nayla'.

Raffa tak menggubris perkataan Chaca, namun terlihat sekali dari gesture tubuh Raffa bahwa saat ini dia tengah terbakar api cemburu. "Santai Fa, kamu jangan cemburu dulu," kata Chaca saat melihat gesture tubuh Raffa demikian.

"Lanjutin Cha," Raffa berucap dengan suara lirih.

Chaca menghela napasnya sembari tersenyum. "Saat masa putih biru, Riski satu sekolah dengan aku dan juga Nayla. Kami pernah satu kelas bersama, namun hubungan kami tidak terlalu dekat. Hanya saja saat kelompok bersama hubungan kami menjadi dekat. Dan dari sana Nayla dan Riski mulai bertukar nomor handphone.

"Keduanya saling chattingan. Tak jarang Nayla menceritakan kepadaku, tentang sosok Riski yang ramah dan sopan. Nayla tampak kagum, namun saat Riski mengungkapkan perasaannya kepada Nayla, Nayla menolak karena alasan masih kecil. Hingga waktu berjalan dan Riski memutuskan untuk pindah sekolah dan mondok di luar kota, hubungan Nayla dengan Riski semakin renggang karena komunikasi yang jarang. Sehingga saat ini hubungan mereka kembali membaik saat Riski mencoba menjalin komunikasi kembali via facebook dengan Nayla."

Chaca melihat wajah Raffa yang sudah kusut seperti bunga yang layu. Chaca tahu bahwa saat ini Raffa tengah menahan cemburu mendengar ceritanya ini, namun inilah kebenaran sebenarnya yang Chaca tahu.

"Fa, kamu jangan salah paham dulu mengenai hubungan Nayla dan Riski saat ini." Chaca mencoba meyakinkan Raffa agar ia tak terlihat sangat sedih.

Raffa hanya diam dan membenarkan duduknya tanpa mempedulikan ucapan Chaca.

"Fa, aku cuma mau ingetin satu hal aja sama kamu. Nayla dan Riski tidak ada hubungan apa-apa. Mereka pure berteman. Riski pun tahu kalau kamu pacarnya Nayla. Dan itu pun Nayla yang memberitahunya… dan yang perlu kamu tahu juga, Nayla sangat mencintai kamu."

Meraih Cinta-NyaWhere stories live. Discover now