Anyeong yorobun.. siapa yang nunggu chapter ini?????
Okay.. langsung aja deh.. Happy reading ya...^^
"Arrghhhhhhhhh.... Dasar!!! Apa yang salah dengan kantor ini!!! Apa anak baru selalu diperlakukan seperti ini? AAAAAAAaaaarrrrrrrrhhhhhhhhhhh" teriak Jisoo kencang.
"Shikkereo......." ucap seseorang sekeras Jisoo berteriak.
Jisoo terperanjat saat mendengar suara itu. Ia pikir tak akan ada orang di rooftop. Tapi, prediksinya salah. Jisoo takut jika apa yang telah ia ucapkan menjadi boomerang bagi dirinya. Bisa jadi orang itu akan mengadu dan membuatnya mengalami kesulitan. Jisoo berbalik untuk melihat siapa yang telah menggangu waktu sendirinya.
Saat berbalik, lidah Jisoo menjadi kelu dan tak bisa mengeluarkan kata-kata sekalipun. Nafasnya terhenti sesaat setelah melihat orang yang kini berdiri dihadapanya. Tubuhnya seakan mengeras menjadi patung. Kakinya terasa berat untuk melarikan diri. Dan yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah menatap orang itu dalam diam.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hanbin tak percaya jika orang yang ada di hadapannya saat ini wanita gila yang ia temui di bandara dan kedai sup. Hanbin melihat Jisoo yang kaku terdiam dan hanya menatapnya. Ekspresi wajahnya tak seperti tempo hari saat ia bertemu dengannya. Bukan ekspersi takut, melainkan tatapan sendu.
Entah mengapa tatapan itu membuat dada Hanbin menjadi sesak. Ingin sekali rasanya ia memaki wanita kasar itu. Tapi mulutnya tak bisa mengatakan sepatah katapun. Hanbin hanya bisa berdiri menatap lekat mata Jisoo. Tiba-tiba saja air matanya terjatuh dan membasahi pipinya. Hanbin terkejut karena air mata itu bukanlah kehendaknya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebenarnya kesialan apa yang menimpa Jisoo hari ini. Entah mengapa tak ada yang berjalan dengan baik hari ini. Mulai dari pekerjaan barunya, memperlakukan Co CEO dengan tak baik, hingga kini ia harus bertemu dengan lelaki yang dibanting Bobby tempo hari.
Sebenarnya Jisoo tak takut dengan lelaki itu, hanya saja ia tak mau berurusan dengan laki-laki kasar itu lagi. Ingin rasanya Jisoo berlari dan meninggalkan pria itu. Tapi ada sesuatu yang menahannya untuk bergerak dari tempatnya berdiri. Ada sesuatu dari mata lelaki itu yang membuat Jisoo tak bisa berpaling dari matanya. Jisoo seperti terperangkap dalam tatapan mata sipitnya itu.