Anyeong... I'm back... Moga kalian suka dengan chapter ini...
Happy reading...^^
Hanbin menatap Jisoo yang sedang memainkan jari-jarinya di tuts piano dengan indah. Nada-nada terbentuk dengan indah. Hanbin dibuat terpana pada penampilan dari Jisoo. Matanya tak bisa berkedip saat Jisoo tampil. Dirinya dibuat terhipnotis dengan perpaduan alunan musik dan kecantikan yang dimilikinya. Hanbin tahu jika rencana nya gagal kali ini. Bahkan Jisoo dapat mengatasinya dengan baik. Hanbin kembali tersadar saat tepukan riuh dari semua yang hadir.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Jisoo terlihat bangkit dari tempat duduknya dan berjalan bersebelahan dengan Junhoe tersenyum senang dan memberikan penghormatan dan turun dari panggung. Jisoo melewati Hanbin begitu saja tanpa memberikan komentar apapun yang membuatnya bertambah kesal. Dan Junhoe pun memberikan senyuman kemenangannya di hadapan Hanbin. Baru kali ini Hanbin merasa dikalahkan.
Ingin sekali Hanbin mengejar Jisoo dan Junhoe untuk membalasnya, namun sepasang tangan kecil sudah merangkul Hanbin saat ia akan mengejar Jisoo dan Junhoe. Ia menoleh dan mendapati Jennie sudah tersenyum lebar dengan mata yang berbinar dan akhirnya membuat Hanbin harus melepas kepergian Jisoo dan Junhoe. Lagipula ada yang harus Hanbin tanyakan pada Jennie tentang Jisoo.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Jisoo masih menggenggam tangan Junhoe hingga keluar dari ruang utama menuju balkon yang sepi. Baru setelah sadar sudah tak ada lagi yang melihat mereka, Jisoo melepas tangan Junhoe. Ie berbalik dan menatap Junhoe yang masih tersenyum.
"Jangan salah paham. Aku hanya tak ingin membuat keributan. Karena kau sudah tahu identitas asliku, jadi tak punya pilihan selain melibatkanmu dengan situasi ini. " jelas Jisoo dengan tatapan galaknya.
"Hehehe... Walaupun itu hanya pura-pura aku tetap senang Jean. Ah.. ngomong-ngomong aku tak pernah mendengar kalau kau bisa memainkan piano..." jawab Junhoe berdiri disamping Jisoo yang memandang langit dari balkon.
"Apa urusanmu? Kau tak perlu tahu!"jawab Jisoo ketus sambil mengusap tangannya karena sangat dingin di luar.
Melihat Jisoo yang terlihat kedinginan, Junhoe membuka jas nya dan meletakkannya di bahu Jisoo. Jisoo menyalak saaat Junhoe dengan berani nya memakaikan jas ke pundaknya. Tapi, bukan Junhoe namanya jika ia tak bisa memaksa seorang Kim Jisoo.