Bagian 3

174 19 2
                                    

Ke-esokan harinya, aku sudah siap datang ke agency Sehun.

Aku menarik nafas dalam sebelum akhirnya melangkah masuk kedalam gedung M. Gedung yang sangat besar dan sangat terkenal. Agency ini menjadi salah satu yang terbesar yang ada di Korea Selatan. Banyak sekali yang tertarik untuk bekerja disini tapi, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa temanku pernah mencoba dan mereka berakhir di tolak tanpa sebuah penjelasan.

Saat memasuki gedung semua terlihat besar dan cantik. Bahkan aku merasa terintimidasi hanya dengan keadaan di dalam. Semua begitu teratur, cara berpakaian mereka justru tidak terlihat seperti seorang pekerja semua memakai pakaian bagus, aku bahkan tidak bisa membedakan mana pekerja dan mana sang artis.

Aku menuju meja informasi dan mengatakan jika aku sudah ada janji dengan Sehun. Pada mulanya lelaki dibelakang meja ini tidak percaya dengan apa yang baru saja ku katakan, aku tidak menyalahkan nya, aku hanya mengenakan celana ketat hitam, baju bunga dengan ditutup long padded jacket untuk melindungi ku dari dingin nya udara diluar, dan tak ketinggalan sepatu kets ku. Jadi bisa dibayangkan kenapa lelaki ini tidak percaya dengan ucapan ku.

Tapi setelah ia menerima konfirmasi dari manager Sehun dia membiarkan ku masuk dan mengarahkan ku keruangan Sehun.

Aku bisa mendengar perdebatan seseorang di dalam ruangan Sehun, tapi aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka debat kan karena terlalu samar dan tidak jelas.

Aku mengetuk pintu ragu dan tanpa menunggu lama seseorang membuka pintu, lelaki berambut coklat terang dengan mata senyum nya yang sangat indah dan juga wajah yang sangat muda. Sepertinya dibawah umurku, dan dengan senyum yang di paksa berkata, "Kau pasti Mrs. Jung Jihan benar? Aku Lee Jeno sang manager. Senang bertemu denganmu."

Pada mulanya aku terkejut dia tahu namaku, namun aku teringat kalau amplop ku tertinggal di mobil Sehun. "Oh, senang bertemu denganmu juga Mr. Lee." Aku mengulurkan tangan untuk menjabat tangan dengannya.

"Bilang pada bigboss jika mulai hari ini Jihan-ssi akan menjadi translator pribadi ku. Suka ataupun tidak." Ujar Sehun yang sedang duduk di sebuah sofa yang tak jauh dari tempatku berdiri.

Lelaki di depan ku mendengus kesal dan juga prustasi mendengar ucapan Sehun. "Kau sangat senang membuatku sengsara!" Dia menatapku dengan senyum lalu berkata, "kuharap kau tidak menyesal dengan pilihanmu ini." Dia keluar meninggalkan ruangan Sehun dengan wajah prustasi.

Ruangan ini lumayan besar jika hanya untuk Sehun. Seperti ruangan artis lain nya, ruangan ini memiliki meja rias dengan kaca yang hampir menutupi sebagian dinding lalu ada sofa panjang berwarna biru dan kamar mandi pribadi.

Sehun duduk membelakangi ku karena sekarang dia sedang di make up. Dia mengatakan apa saja tugas yang akan kulakukan, mulanya itu simple sebelum akhirnya dia menjejerkan apa saja seperti: aku harus berada di dekatnya 24/7 selama bekerja, tidak ada hari libur karena dia adalah artis yang sangat sibuk. Dan harus mengetahui semua kolega dan jadwal nya. Dia juga mengatakan untuk mencari info sebelum aku menghadiri meeting atau undangan dimanapun itu. Mungkin maksudnya supaya aku juga bisa tahu apa yang harus dan tidak harus ku katakan.

Semua ku terima tapi, bekerja tanpa libur dan harus berada disampingnya? Apakah dia tidak waras? Bagaimana bisa aku bolak balik dari rumah ku kerumahnya lalu ke kantor? Aku tidak bisa terbang ataupun menghilang dalam sekejap.

"Ehhmm, jika diperbolehkan bertanya bagaimana aku harus berada disampingmu sedangkan jarak rumahku kesini membutuhkan waktu setengah jam?"

Dia menghentikan aktivitasnya dan menatapku dengan wajah tak percaya, "Neo jjinjja pabo anya? Kamu akan tinggal dirumahku." Celoteh nya tanpa perduli pendapatku, seolah aku akan sangat senang tinggal dirumahnya. (Kamu itu beneran bodoh ya?)

Pabo-TranslatorWhere stories live. Discover now