BAB 19 : Nenek Main Bola

312K 15.5K 851
                                    

VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE

******

“Pelan-pelan, iya di sana.” Ujar Lea ketika Leo tengah memijat punggung polosnya yang dibaluri oleh baby oil. Dia hanya menggunakan sarung dan hotpants. Di dalam hatinya Leo terus saja merapalkan kata-kata beserta umpatan akan godaan di depannya. Bagaimanapun juga dia adalah cowok normal yang sudah pasti memiliki nafsu.

“Makanya harus sering olahraga! Baru juga lari-larian dikit udah kayak gini.” Gerutu Leo sambil terus memijat punggung Lea yang sialnya sangat lembut dan bersih, tidak sia-sia dirinya mengeluarkan uang untuk membayar perawatan yang Lea lakukan.

“Yang ini.” Lea menunjuk pinggangnya. Dengan dengusan Leo menurunkan tangannya sangat hati-hati supaya tidak terlalu bawah. Sedangkan Lea sendiri malah memejamkan mata seolah-olah tengah berada di spa, meskipun pijatan Leo kadang terlalu keras dan juga lembut.

Berulang kali Leo menelan ludahnya. Tubuh Lea tidak ada cacat sama sekali, pantas saja teman-temannya sangat menggandrungi Lea. Mukanya oke, badannya juga oke tapi satu hal yang tidak oke dari Lea yaitu kelakuannya, cewek angkuh yang tidak segan-segan untuk mengeluarkan kata-kata tajam beserta tindakan anarkis.

“Jangan kenceng-kenceng, lembutan dikit, di sana sakit banget.” Ringis Lea ketika Leo tidak sengaja menekan bagian yang sakit.

Leo yang sedari tadi membuang muka kini menunduk, melihat ke arah pinggang Lea. “Ini merah, kenapa?” tanya Leo sambil mengusap pinggang sebelah kiri Lea yang sedikit merah.

“Tadi kena bola, Sandi nendangnya kenceng banget.”

Leo tersenyum. “Dia mau jadi penerus Omnya kali.”

Lea mendengus. “Ish gak boleh, nanti bandelnya sama lagi. Pindah jangan di sana terus, kaki belum.”

Mau tidak mau Leo memindahkan tangannya ke kaki sebelah kiri tidak lupa dengan kehati-hatian karena satu jengkal di atas lutut tangannya sudah bertemu dengan hotpants hitam milik Lea yang tertutup sarung. Dia kembali membaluri kaki Lea menggunakan baby oil setelah itu memijatnya.

“Nah iya gitu. Pas persendian juga jangan lupa, di sana pegel banget.” Ujar Lea sambil memejamkan mata.

“Nanti pas gue fisik, lo juga ikutan.”

“Lah kocak baru segini aja udah pegel-pegel, gimana nanti pas lari siang bolong.”

Bisa-bisa hancur tubuh Lea kalau mengikuti kegiatan Leo yang selalu jogging di siang hari ketika hari libur, katanya jogging ketika matahari sudah berada di atas banyak manfaatnya terutama bagi kesehatan tubuh. Selain itu juga karena Leo seorang atlet futsal dan karate jadi hal seperti itu wajib dia lakukan. Sebisa mungkin dia jogging meskipun tidak di siang hari asalkan keringat keluar dari tubuhnya baik itu malam ataupun pagi.

“Nanti pemanasan dulu yang bener sampe keluar keringet abis itu baru jogging.”

“Gak mau. Gue gak suka olahraga.” Tekan Lea. Dia tidak suka akan hal yang menguras tenaga dan keringat salah satunya olahraga, ketika semua orang menantikan pelajaran olahraga di sekolahnya karena pada jam itu selalu banyak waktu luang untuk beristirahat sejenak dari kegiatan pembelajaran yang menguras otak, namun berbeda dengan Lea menurutnya jam olahraga adalah jam terkutuk setelah pelajaran ekonomi dan matematika.

“Gimana mau sehat, olahraga aja gak mau.” Decak Leo.

“Sehat gak harus olahraga asal pola makan dijaga.”

“Percuma jaga pola makan tapi gak olahraga. Ibarat lo berdiri tapi cuma pake satu kaki, pertama aja kuat tapi lama kelamaan pegel juga.”

Lea memutarkan bola matanya jengah. “Jangan pake perumpamaan deh, otak gue gak nyampe.” Ketusnya.

THE SECRET RELATIONSHIPWhere stories live. Discover now