The Ballerina

1.7K 193 4
                                    

Ada sebuah universitas di Korea yang dikenal dihantui oleh seorang ballerina yang bunuh diri disana karena kecewa dengan kakinya yang lumpuh sehingga dia tak bisa lagi menari.

Selama bertahun-tahun beberapa penampakan dan kejadian-kejadian yang mengganggu terus terjadi sehingga universitas tersebut menjadi sepi peminat karena para siswa tidak ingin masuk ke universitas berhantu itu.

Saat itu ada ketua persatuan para siswa yang merupakan seorang wanita muda dengan pikiran terbuka, dan juga merupakan seorang ballerina yang handal. Dia tidak percaya dengan adanya hantu dan tidak rela melihat popularitas universitasnya perlahan-lahan ambruk, jadi dia mengumumkan kepada publik bahwa dia akan menghabiskan semalam di universitas itu untuk menunjukkan bahwa tempat itu baik-baik saja dan tidak dihantui.

Malam itu juga dia dengan beraninya berjalan di sekitar kampus dengan hanya membawa sebuah senter. Walau begitu, ada rasa takut juga ketika pertama kali membuka pintu ruangan universitas itu yang bagi banyak orang tidak ingin membukanya karena itu merupakan tempat dimana ballerina tersebut bunuh diri.

Baru saja hendak menyentuh gagang pintunya, hawa dingin menyelimutinya, bulu kuduknya bergidik, membuat ketakutannya semakin menjadi-jadi. Namun, dia berusaha untuk tidak menggubris pikirannya, dengan mengumpulkan tekadnya dia membuka pintu itu.

Tidak ada apa-apa, ruangan itu kosong, tak ada hantu, dan tak ada penampakan yang menakutkan. Dia menghela nafasnya, mengeluarkan segala tekanan yang tadinya terkurung dalam pikirannya. Percaya dirinya kemudian muncul kembali dan dia mulai menertawakan dirinya ketika menyadari bahwa pikirannyalah yang membuatnya ketakutan.

Dia lalu melangkah untuk melihat-lihat ruangan ini, ruangan tersebut sangat bersih dan luas. Udara dingin membuatnya sedikit menggigil, jadi dia menarik sweaternya lebih ketat lagi. Dia berusaha menghangatkan tangannya yang dingin dengan saling menggosokkan telapaknya dan menghela nafas yang panjang, terlihat udara putih keluar dari
mulutnya.

Berjalan disekeliling, dia kemudian terkejut melihat penampakan seorang wanita berdiri diujung ruangan itu, agak jauh darinya. Jantungnya hampir keluar ketika itu. Dia menutup matanya dengan tangan, wanita itu masih disana, jadi dia ketakutan dan mundur beberapa langkah. Sosok itu pun makin menjauh darinya. Ketika dia bergerak ke kiri, bayangan itu pun mengikutinya ke kiri.

Dia tersenyum sendiri, gadis bodoh itu hanyalah cermin, ujarnya dalam hati. Dia lalu maju lebih dekat, dan melihat betapa kotornya cermin itu. Dia menyentuhnya untuk memastikan bahwa itu benar-benar cermin. Ada rasa dingin yang menyelimutinya. Dia menyadari bahwa rambutnya agak sedikit berantakan, dia menatanya sedikit dan meluruskannya ke bawah. Bosan harus tinggal disana semalaman dia memutuskan untuk melakukan latihan menarinya.

Dengan tenangnya, dia mulai berputar-putar dan menari, melompat ke udara, entah bagaimana gerakannya bisa begitu luwes ketika melihat pantulan dirinya di cermin itu, dia pun merasa bahwa suatu hari dirinya bisa menjadi seorang ballerina yang terbaik di dunia.

Berjam-jam berlalu dia tetap menari di sisa malam itu hingga dia melihat cahaya matahari mulai terbit dan menembus tirai-tirai jendelanya. Dia berhenti, merapikan penampilannya di cermin dan kemudian meninggalkan ruangan itu bersiap memberitahu orang-orang apa yang dialaminya semalam.

Pagi menjelang dan teman kampusnya lalu menyelamatinya dan mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling berani yang pernah mereka punya. Dia menerima pujian itu, dan bangga telah mementahkan semua yang ada dalam cerita cerita hantu tentang universitas itu.

Mereka lalu bertanya apakah dia pergi ke ruangan dimana gadis itu pernah bunuh diri. “Ya.”, katanya,

“Tidak hanya itu saya juga tinggal beberapa jam disana dan tak ada sesuatu yang ganjil terjadi padaku.”

“Wow, benarkah?” mereka takjub mendengar itu.

“Ya.” katanya lagi, “Saya tidak takut sama sekali, sesungguhnya saya menjadi bosan jadi saya berlatih tarianku didepan cermin untuk beberapa jam disana.”

Seorang petugas kebersihan lalu tiba-tiba berbicara dari belakangnya.

“Apa maksudmu mengatakan kau berlatih di depan cermin? Maafkan aku nona, tapi ruangan itu tak memiliki cermin.”

Creepy;Where stories live. Discover now