CHAPTER 03

59 16 47
                                    

Musim semi pada saat itu. Yah, tepatnya perayaan satu tahun penuh mereka jadian, Sera atau perempuan yang memiliki nama asli Coralie Nadeline menatap kosong pada langit malam yang bersih tanpa kerlingan bintang sesekali mengecek ponselnya jika saja Jungkook sudah sampai ditempat mereka janjian, tungkainya melangkah gesit melewati kerumunan orangorang yang sedang menunggu lampu merah meyala, dengan seragam sekolah yang masih melekat disetiap lekuk tubuhnya gadis itu membawa kakinya berlari menyelinap dengan tubuh ramping itu. Jam telah merambat pada pukul tujuh kurang enam menit, ia meyakini bahwa akan terlambat lagi.

Jungkook tidak menjemputnya karena tak ada waktu untuk memutar balik arah karena Sera dua jam lagi akan memulai les privatnya bertempat tak jauh dari sekolah pria itu berada otomatis tak berada jauh dari tempat janji mereka bertemu. Gadis itu tak ingin membebankan kekasihnya walapun sudah berulang kali Jungkook menawarkan tetap akan ia tolak.

Jungkook menunggunya dibangunan tua tidak berpenghuni yang sudah menjadi markas sejak mereka berpacaran. Ketika mempunyai waktu luang atau sekedar singgah membolos karena pelajaran yang begitu membosankan bangunan itu salah satu tempat yang mereka tuju, jarak antara sekolah Sera dan Jungkook tidak terlalu jauh hanya memakan waktu kurang lebih dua puluh menit untuk berjalan sedangkan dari bangunan tua tersebut hanya memelurkan waktu delapan menit berjalan dari sekolah Jungkook.

Sera tidak ingin menggunakan busway gadis itu tak suka berdesakan dan tak suka suasana macet yang mencengkam hingga bunyi sahutan klakson membuatnya ingin memaki sendiri. Ah salah satu sifatnya yang tak sabaran. Maka dari itu ia lebih suka berlari mengejar sesuatu yang sudah pasti akan menunggunya dengan begitu setiap bertemu, Sera selalu telat walaupun tidak membuat Jungkook menunggu terlalu lama.

Bunga sakura berjatuhan memberi kesan dramatis ketika tubuhnya menghentak-hentak diatas permukaan tanah, melayang-layang hingga menyentuh puncak kepalanya, surai panjang sehitam jelaga yang diikat asal tersebut bernari mengikuti gerak tubuh sang empuh ketika berlari, sesekali berhenti untuk menambah kapasitas oksigennya dengan kedua tangan bertumpu pada lutut lalu mencoba berlari kembali hingga keringat membasahi dahi yang tidak tersapu oleh anak rambut.

Well, disinilah dia. Dibangunan tua yang temboknya sedikit rapuh termakan oleh usia dengan banyak lukisan random yang terbuat dari cat pilot menghiasi dinding kusam tersebut sebagian dinding dihiasi grafiti, doodle, tulisan random serta gambaran jorok yang tak patut dilihat. Sebagian dindingnya dipenuhi jalan rayap hingga kelangit-langit bangunan, ada tumbuh rumput liar setinggi betis orang dewasa disekitar lantai bangunan dengan dindingnya yang telah ditumbuhi lumut parasit, tangga yang terbuat dari marmer tersebut banyak yang retak sehingga mengharuskannya untuk melangkah hati-hati karena itu satu-satunya akses menuju rooftop sebab liftnya sudah tidak bisa digunakan. Samar-samar Sera bisa melihat karena piasan cahaya dari lampu jalanan menembus kaca bangunan yang telah retak sebagian sudah tidak memiliki kaca hanya bermodalkan lampu senter dari ponsel setidaknya Sera sudah menghafal seluk beluk bangunan tua ini.

"Apa aku terlambat?"

"Yeah, of course you are late as always. Baby." Sera terengah dengan wajah memerah karena merasa panas dan berkeringat, dadanya naik turun menghembuskan napas lelah lalu mendekat diliriknya pria tersebut tengah terkekeh, lalu Jungkook melirik layar ponselnya dan berkata. "Kali ini tujuh menit."

"Apa hukumannya?"

Setidaknya itu adalah kesepakatan mereka jika ada yang terlambat salah satu diantara mereka akan mendapatkan hukuman.

-AMOR FATI-Onde histórias criam vida. Descubra agora