CHAPTER 04

54 11 21
                                    

Allard banyak bercerita ketika disela-sela perjalanan menuju rumah Coralie. Pria tersebut telah menetap di Prancis selama dua tahun namun一eksistensinya dikampus jarang terlihat, karena masalah bisnis yang ia pegang pada kantor pusat yang berlokasi di jantung Kota Prancis, beberapa tahun terakhir mengalami masalah penurunan dibagian marketing sehingga, terkadang ia mempelajari mata kuliahnya yang tertinggal banyak secara online karena dosen pembimbing akan mengiriminya setiap hari rangkuman atau tugas yang harus ia kerjakan一membuat pemuda itu harus bisa membagi waktunya dengan bijak.

Allard juga mengatakan bahwa hidup mewah bukanlah salah satu keinginannya, terlalu menonjol dan mudah menarik perhatian bukan juga keinginannya, salahkan Tuhan yang meciptakan pahatan dan garis wajahnya terukir terlalu sempurna.

Ia bukan seorang pemuda yang hobi memamerkan wajah tampannya kesana-sini walaupun perempuan yang telah ia tiduri tak bisa dihitung jari, itu hanya sebatas diajak tidur, berpelukan dan berciuman, tidak untuk bermain panas dengannya, karena ia cukup mampu menahan birahinya.

Hanya beberapa gadis yang pernah ia ajak untuk bermain panas diranjang Hotel serta memberikan sedikit service kepada para gadis yang ia ajak bermain, walaupun semua gadis yang pernah ia ajak tidur selalu meminta tubuhnya untuk dicicipi一ada satu hal yang disembunyikannya bahwa tak semua perempuan yang ia ajak untuk mendesah panas diatas ranjang bisa melihat tubuh menggodanya一karena disetiap ia akan bermain, lelaki tersebut akan menutup mata si gadis dengan penutup mata, ia yang berkuasa一obey his rules, selebihnya si gadis hanya seorang budak一budak tidak berhak meminta lebih kepada si penguasa apalagi memerintah, budak hanya boleh memohon karena budak berkewajiban untuk melepaskan hasrat birahi si penguasa.

Allard tak bisa menunjukkan sisi kelamnya pada gadis-gadis yang ia tiduri demi untuk kesenangan semata karena sudah dikatakan, tidak untuk sembarang gadis yang akan ia ajak untuk berlabuh ke dunianya yang penuh dengan misteri.

Mungkin suatu saat ia akan menemukan seorang gadis yang bisa ia ajak berbagi rasa pedihnya, mengajaknya untuk lebih mengetahui dunia kelam yang ia miliki. Suatu saat nanti一mungkin.

Lelaki bernetra hazel tersebut jenis orang yang sangat pemilih, ia tidak akan meniduri sembarang gadis jika asal usulnya tak jelas dengan begitu bisa menarik fakta bahwa gadis yang telah ia tiduri biasanya berprofesi sebagai model, sebagian lagi dari anak konglomerat atau wanita karir yang kaya bukan untuk memeras harta mereka hanya karena kasta yang selalu ia pandang derajatnya lebih tinggi, wanita biasa bukan levelnya.

Namun, entah mengapa gadis yang berada disebelahnya saat ini berbeda, bahkan posisi kastanya lebih tinggi dari gadis-gadis murahan yang pernah ia tiduri, namun Allard tak ada niat sama sekali untuk menidurinya seperti korban-korban yang telah terbius dengan ketampanannya, buktinya一Coralie sering menunjukkan sikap tak acuh saat berada didekatnya, karena ia tahu Coralie bukan wanita penggoda, gelagatnya saja masih terlihat kaku bahkan Allard ragu jika ia bisa memuaskan kegagahan kesayangannya dibalik serat kain atau sekedar membuat Allard mendesah berkepanjangan diatas ranjang, ia hanya gadis berparas menawan yang lembut kebetulan mengusik tidur nyenyaknya, dirundung dengan rasa penasaran hingga ia mencoba memberanikan diri memasuki dunia membosankan Coralie.

Tanpa tahu bahwa Coralie一sebenarnya tak sepolos yang ia duga.

Setelah sedikit banyak bercerita tentang kehidupannya, yang pasti Allard tidak menceritakan bahwa ia telah meniduri banyak gadis, kepada Coralie atau menceritakan sisi kelamnya sebab itu belum saatnya untuk ia ceritakan karena ia belum tahu pasti, gadis pemilik rambut indah itu seperti apa aslinya. Yang ada mungkin perempuan tersebut malah akan semakin menjauhi dirinya.

“Malam besok ada acara?”

Mereka telah sampai dialtar rumah Coralie yang cukup luas, ada sebuah pohon cemara yang sudah memutih karena diselimuti oleh gumpalan salju, Allard keluar dari mobil lalu memutar arah untuk membukakan pintu sang gadis, sejenak Coralie ragu untuk menjawab karena ia tak terlalu yakin dengan ajakan orang asing yang baru dikenalnya selama tiga hari belakangan ini. Netranya bergerak kesana kemari kala netra hazel tersebut menatapnya serius.

-AMOR FATI-Where stories live. Discover now