12 [Sudah Direvisi]

8.2K 1.3K 153
                                    

Author POV

"Maaf ... soal yang semalem."

"Gua gak bermaksud bentak-bentak lo."

"Chae, di mata lo ... semua tingkah gua pasti kekanakkan, ya?"

Chaeri mendengar seseorang terus berbisik di dekatnya. Dia mendengar, tapi tak bisa memastikan yang didengarnya itu adalah bagian dari bunga tidurnya atau bukan. Kedua telinganya bekerja, tapi kedua matanya terlalu berat untuk dibuka, ditambah tubuhnya terasa tak berdaya.

"Lo nanya ... kenapa gua jalanin hidup dengan cara kaya gini dan pasti lo mikir gua cuma anak nakal yang lagi berontak karena gak dapet perhatian dari orang tuanya."

"... Walau emang bener, gua kesel sama Mama dan Papa. Walau emang bener apa yang lo bilang, mereka kerja mati-matian cari uang juga demi anak-anaknya, tapi kan gak seharusnya mereka kasih gua banyak uang buat ganti perhatian yang gak bisa mereka kasih. Bahkan mereka nyeret lo untuk masuk ke hidup gua dan minta lo gantiin mereka untuk perhatiin gua."

"Chae ... pernah gak, lo mikir bahwa diri lo harusnya mati aja?"

Chaeri mengernyit.
Dia bertanya-tanya dalam tidurnya.
Dia bisa langsung tau yang tengah berbisik padanya itu adalah Hyunsuk—walau entah ini mimpi atau bukan.
Chaeri gak mengerti apa maksud pertanyaan Hyunsuk barusan.

"Lo pernah gak ... kehilangan seseorang yang paling berpengaruh dalam hidup lo? Lo pasti gak pernah ngalamin, kehilangan seseorang dan penyebabnya adalah diri lo sendiri."

"Chaeri, hari itu ... harusnya gua yang mati, bukan Sua."

Chaeri mendengar isak tangis Hyunsuk yang begitu terdengar memilukan.

Lalu sebelum berhenti, Hyunsuk berbisik lagi ...

"Andai waktu itu gua yang mati, gua gak bakal bikin lo keseret dan dipaksa masuk ke kehidupan gua kaya gini. Harusnya gua ... yang pergi waktu itu."

Bisikan lirih Hyunsuk tak terdengar lagi.
Chaeri juga belum terbangun dari tidurnya.
Dalam tidurnya ada banyak hal yang dia pertanyakan.

***

"Akh ...."

Chaeri mengernyit, sebelum kedua mata gadis itu terbuka perlahan-lahan. Yang pertama dirasakannya adalah pusing, walau pusingnya tak separah beberapa waktu lalu. Chaeri tak lagi menggigil, demamnya telah turun.

Begitu beringsut duduk, sehelai handuk basah yang telah sedikit mengering jatuh ke atas punggung tangan Chaeri. Disentuhnya dahinya sendiri, sama sekali tak terasa panas lagi. Padahal waktu tertidur tadi, Chaeri merasa wajahnya panas sekali karena demam.

Sambil beringsut turun dari tempat tidur perlahan-lahan, Chaeri terus memegangi kepalanya. Waktu membuka pintu kamar dan melangkah keluar, dirinya disambut oleh pelukan erat dari Junhyuk.

"Kak Chae!" panggil anak itu, terdengar ingin menangis. Dia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Chaeri. "Kakak udah sembuh?" tanyanya, sambil mendongak menatap Chaeri.

Sang Kakak tersenyum, lalu mengangguk. "Udah mendingan kok. Mama udah pulang?"

"Udah."

Junhyuk menarik Chaeri menuju lantai bawah. Terlihat Papa Youngbae tengah duduk di sofa sambil membaca surat kabar, Mama Hyorin tengah membuat sesuatu di dapur dan Byounggon baru aja datang dari balik pintu dengan ransel besar yang digendongnya.

"Chae, katanya lo sakit?" Byounggon membuat orang tuanya menoleh dan mencari keberadaan gadis yang dilontarinya pertanyaan dengan mata mereka.

Mama Hyorin langsung melepas celemek yang dipakaianya, mematikan kompor dan berjalan cepat-cepat menghampiri putrinya yang berjalan menuruni anak tangga bersama Junhyuk.

You And I From The Beginning || Choi Hyunsuk✔Where stories live. Discover now