26 [Sudah Direvisi]

7.1K 1.1K 243
                                    

Author POV

Hyunsuk termenung sambil menatap langit-langit kamar di apartemennya. Pikiran dan perasaannya kacau balau. Rasanya, dia sama sekali tak bersemangat untuk melakukan apapun. Rasanya dia ingin pulang ke Seoul sekarang juga. Padahal belum genap dua bulan dia menetap di U.K.

Setelah bersusah payah sampai mengerahkan kemampuan terbaiknya, Hyunsuk lulus tes masuk salah satu universitas terbaik di U.K. dan sekarang dia kuliah jurusan bisnis.

Soal Chaeri, Hyunsuk benar-benar tak mengerti. Gadis itu tak pernah bisa dihubungi sejak hari pertama keberangkatan Hyunsuk ke U.K.

Mino, Jennie dan para penghuni rumah pun tak pernah mau menjawab tiap kali Hyunsuk menanyakan soal Chaeri. Itulah yang membuat Hyunsuk merasa ingin segera pulang ke Seoul.

"Pa, selama satu minggu kedepan Hyunsuk gak ada kelas. Boleh kan Hyunsuk pulang ke Seoul?"

Hyunsuk menelfon Papa Jiyong. Memohon agar diizinkan pulang.

"Besok kamu ikut Pak Min. Dia akan mengajari kamu hal-hal mendasar berkaitan dengan perusahaan. Mulai sekarang kalau kamu lagi ada waktu senggang, bantu Pak Min untuk urus perusahaan!"  titah Papa Jiyong, tanpa menghiraukan permintaan Hyunsuk yang menjadi alasan putranya itu menelfon.

"Tapi Hyunsuk pengen pulang."

"Selesaikan kuliah kamu dengan baik dan belajar urus perusahaan di sana dengan Pak Min. Kali ini Papa kasih kamu kesempatan untuk membuktikan bahwa kamu bisa bikin Papa bangga."

Kebetulan, Papa Jiyong memang memiliki sebuah perusahaan di sini. Itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa beliau mendaftarkan Hyunsuk untuk kuliah di sini. Agar Hyunsuk bisa melanjutkan pendidikkan sambil belajar mengurus perusahaan.

Pada bulan-bulan awal Hyunsuk menjalani kehidupannya di sini, tak satu hari pun dia lalui tanpa menangis diam-diam. Menangisi kegelisahannya terkait Chaeri yang kabarnya sama sekali tak pernah Hyunsuk ketahui, juga menangisi kerinduannya terhadap gadis itu yang kian hari kian membesar.

Hyunsuk yakin Papanya melarang siapapun untuk memberitahunya soal kabar Chaeri. Dan tentang kerinduan Hyunsuk pada gadis itu, pada akhirnya kerinduan itu sendiri yang mengajarkan Hyunsuk untuk tetap kuat dan bertahan menjalani kehidupannya di sini.

Berawal dari hari demi hari selalu dia akhiri dengan menangisi Chaeri di setiap malam, perlahan-lahan berubah. Perlahan Hyunsuk mulai bisa dan terbiasa untuk mengakhiri hari-harinya dengan menatap foto gadisnya sambil bercerita. Dia mulai bisa, menceritakan kesehariannya sambil tersenyum menatap wajah gadisnya dalam foto.

Tahun demi tahun berlalu ...

"Den, ini udah jam 12 malam. Mending Den Hyunsuk tidur. Kerjaannya dilanjut besok aja," ucap Pak Kim yang selalu setia menemani Hyunsuk selama bertahun-tahun terakhir.

"Sedikit lagi, Pak. Nanggung," sahut Hyunsuk masih berkutat dengan laptop dan berkas-berkasnya.

"Besok ada meeting jam 7 pagi."

"Iya, Hyunsuk gak lupa kok."

Hari-hari Hyunsuk di sini selalu penuh kesibukan. Jangankan pulang ke Seoul, waktu senggang pun hampir tak pernah Hyunsuk miliki. Tugas kuliahnya selalu menumpuk, belum lagi pekerjaan di perusahaan yang sekarang telah menjadi tanggung jawab Hyunsuk.

Tak terhitung berapa kali Hyunsuk memohon agar diizinkan pulang ke Seoul. Tapi Papa Jiyong sama sekali tak pernah mengizinkannya.

Dan Chaeri masih sama—kabarnya sama sekali tak pernah terdengar oleh Hyunsuk. Bahkan gadis itu masih tak pernah bisa dihubungi.

You And I From The Beginning || Choi Hyunsuk✔Where stories live. Discover now