Part 12. Bunga Musim Panas

26 7 4
                                    

Part 12. Bunga Musim Panas

Pagi berikutnya, Donghyun seperti biasa bangun kesiangan. Ia berlari sambil menggigit sepotong roti gandum. Rambutnya belum disisir, juga dasi yang menggantung di lehernya belum dibuat simpul. Pagi Donghyun yang seperti ini bukanlah hal baru, seiring berlalunya waktu, Donghyun sudah terbiasa dengan berangkat sekolah mepet waktu. Walau tentu saja itu bukanlah hal yang patut dibanggakan.  

Donghyun tiba di halte bus dengan penampilan kacau. Ia merapikan rambutnya beserta pakaiannya yang berantakan. Beruntung bus sekolah belum tiba, jadi Donghyun bisa sedikit lega. Cukup banyak siswa yang menunggu bus kala itu. Di antaranya ada siswa Golden High School dan ada beberapa di antaranya siswi SMA 48.

Donghyun adalah anak yang menaati peraturan, termasuk budaya mengantre. Ia datang terakhir jadi harus baris di belakang untuk masuk ke bus.

"Maaf," ucap Donghyun ketika tak sengaja menginjak kaki seseorang.

"Tidak apa-apa," balas orang itu.

Rupanya kaki yang tak sengaja Donghyun injak adalah kaki Sohee. Kedua mata mereka kini beradu. Donghyun bisa tahu, bahwa Sohee senang bertemu dengannya hanya melihat dari binar mata gadis itu. Dan apa yang dirasakan Donghyun pun tak berbeda.

"Sohee-ya," lirih Donghyun. Baru kali ini Donghyun bersyukur karena bangun kesiangan, karena bisa bertemu dengan Sohee di halte.

Sohee tidak bersuara. Ia menundukkan pandangannya dari tatapan Donghyun. Sohee terlalu senang, hingga ia tak mau Donghyun melihat air mata bahagia keluar dari matanya.

Hati Donghyun masih berdebar kala menatap Sohee, itu artinya Donghyun benar-benar menyukai Sohee. Ia berharap Sohee pun merasakan hal yang sama terhadapnya. Baru tiga hari tidak bertemu saja, sudah membuat Donghyun sangat merindukan gadis itu. Merindukan senyumannya, bahkan merindukan tawa renyah Sohee kala Donghyun menceritakan hal-hal lucu.

"Sohee-ya..."

Ucapan Donghyun terpotong kala bus sekolah tiba. Semua siswa yang menunggu di halte bergiliran masuk ke bus. Donghyun dan Sohee pun tak punya pilihan lain selain naik bus, kalau tidak, mereka akan terlambat ke sekolah karena itu adalah bus terakhir.

Beruntungnya Donghyun, walaupun tidak kebagian tempat duduk, tapi ia bisa berdiri bersampingan dengan Sohee. Donghyun mencuri-curi senyum saat menatap Sohee. Setidaknya pertemuan ini menjadi pengobat rindu untuknya. Namun Donghyun merasa terganggu dengan kepala Sohee yang selalu menunduk. Berbagai pertanyaan muncul di benak Donghyun.

Apakah Sohee sudah tidak mau menatapku lagi? Apakah Sohee sudah tidak menyukaiku?

Padahal Donghyun ingin sekali menggenggam tangan Sohee. Ia ingin melindungi Sohee ketika bus mengerem mendadak agar tidak jatuh, tapi semua itu jadi canggung sekarang. Donghyun benar-benar masih berharap pada Sohee. Sangat.

"Sohee-ya," panggil Donghyun.

Gadis itu mengangkat kepalanya yang sedari tadi memandangi kaki bersepatunya. Sohee menoleh ke arah Donghyun. "Ya?" jawabnya.

Donghyun mengulas senyum, hanya karena bisa memandang wajah Sohee. "Kita ini hanya break kan? lalu kenapa kau tidak mau bicara denganku?" tanya Donghyun.

"B-bukan begitu, hanya saja..."

"Jujur saja aku tidak kuat kalau tidak melihatmu setiap hari. Mengenai nilai ujianku, jangan terlalu dipikirkan, masih ada waktu untuk memperbaiki selagi belum ujian kelulusan," terang Donghyun.

"Aku masih merasa bersalah," lirih Sohee.

"Kalau kau jauh dariku, nilai ujianku mungkin akan lebih buruk dari ini. Karena aku tidak semangat. Kau tidak mau itu terjadi kan?" tanya Donghyun meminta pendapat Sohee.

Dear You |Kim Donghyun|Where stories live. Discover now