6. The final decition

4.3K 441 6
                                    

Please kali ini jangan lupa komen and vote. Karma sejati nya itu sangat penting bagi penulis. Don't forget😘😘😍

BRAAKK!!!

Jennie memukul meja kerja Yang Hyun Syuk keras. Dan tak terasa air mata kembali mengalir di pipi indah nya.

"What the fucking bullshit." Umpat jennie keras. Dan untuk saat ini dia lelah berlaku sopan.

"Saya hanya bertanya. Karna yang saya lihat tak sesuai dengan ekspektasi saya. Yang saya inginkan kalian keluarga. Bukan sepasang kekasih." Ucap nya sarkas.

"Nde. Tampak nya kau memang berniat utk mengusir ku dari blackpink. Baik lah."

"Huh. Jika saya memang berniat mengeluar kan mu sejak awal saya tak akan membuat kau debut solo. Are you kidding me?"

"Anyway why are you angry. I mean if you're not lesbian you only tell me. Don't do anything like child. Once more. Are you lesbian?"

PRANKK!!

"What the fucking bullshit." Ucap jennie seraya melempar segala sesuatu yang di meja kerja Hyun Syuk.

"Baik lah. Setelah percakapan tak berguna ini aku akan mengambil keputusan ku. My final decition is that I'm out of BlackPink. Ingat saya keluar. Bukan anda pecat. Araso??"

"Lagian saya muak berkarir dengan grup anda. Yang tak memiliki talenta sama sekali. Jika saya tak ada maka blackpink tak akan jadi apa-apa". Timpal jennie seraya mengambil tas nya dan beranjak pulang.

Sebelum jennie sempat membuka pintu atasan YG kembali berujar.

"Baik lah. Ku beri kau waktu tiga hari untuk mengucap kan perpisan. Dua hari lagi temui aku di sini. Kita akan mengakhiri kontrak mu. Dan ku harap ketika konferensi pers kau bisa memegang perkataan mu. Bahwa kau tak ingin berkarir dengan blackpink yg tak bertalenta. Araso?"

Namun tanpa menjawab pernyataan atasan YG jennie langsung keluar. Dan bekitu dia menutup pintu dia langsung ambruk. Memeluk lutut nya dan menangis sejadi-jadi nya.

'Eonnie. Mianhe. Aku tak bisa. Maaf membuat mu kecewa. Eonnie jebal. Maaf kan aku. Kita tak bisa meraih mimpi kuta bersama lagi.' Batin jennie semakin tersedu.

"Jennie-ya gwechan-aa?" Tanya GD yang melihat jennie meringkuk menangis di balik pintu.

Jennie mengangkat kepala nya dan melihat GD yang menatap nya khawatir

"Oppa. Mian. Mianhe oppa. Aku benar-benar gagal sekarang. Mereka akan menghujat ku. Apa yg harus ku lakukan oppa?"

"Hei apa yg kau ucap kan? Aku benar-benar tak mengerti."
"A-aku bodoh. Aku membuat keputusan yg fatal. A-aku k-keluar dari b-blackpink." Ucap jennie gugup

"What? Jinja? Apa karna berita itu? T-tapi bagaimana mungkin?"

"Iya. Dia mengintimidasi ku dgn pertanyaan nya. Aku emosi dan mengatakan bahwa aku tak ingin berkarir dengan grup yg tak bertalenta". Ucap jennie menangis sejadi-jadi nya di pelukan GD.

"Jinja? Baiklah akan ku robek mulut pak tua itu. Awas. Aku akan menemui nya sekarang."

"Tak perlu oppa. Ini semua salah ku. Aku harus pulang oppa. Nanti eonni mencari ku."

"Nde. Biar aku mengantar mu. Di luar pasti banyak paparazi." Ucap GD lantas berlalu.

Selama perjalanan pulang jennie hanya diam. Menatap ke langit dan menangis tanpa suara. GD yang mengetahui itu hanya mampu menarik napas dalam.

"Are you ok?"
"Hmm. I'm fine."
"Lantas apa yang akan kau katakan pada mereka?"
"Aku tak tau oppa. Tapi mgkn aku akan membuat mereka membenci ku. Dengan begitu blackpink tak keberatan melepas ku."

"Kau benar2 aneh jennie-ya. Harus nya kau membuat perpisahan yang tak akan terlupakan bagi mereka."

"Ya. Aku pasti melakukan nya oppa. Perpisahan yang tak terlupakan. Right?" Tanya jennie seraya tersenyum smirk.

"Yak! Aku tak menyuruh mu untuk membunuh mereka satu persatu. Araso?" Ucap GD bercanda. Jennie tersenyum sekilas.

"Tentu saja tidak oppa. Tapi kau tau? Pak tua itu hanya memberiku 3 hari untuk mengucapkan perpisahan."

"Jinjja? Dia benar2 membuat ku gerah jennie-ya."
"Ya. Tapi ya sudah lah. Tak ada gunanya menyesali nya sekarang. Semua sudah terlambat." Ucap jennie lirih.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan dorm blackpink. Dan benar saja. Paparazi kini memenuhi pelataran dorm itu.

"Bagaimama ini oppa? Aku takut."
"Tak apa jennie. Kau tak perlu mengucap kan apa2. Pakai masker dan topi mu. Kita tyrun sekarang. Kajja." Ucap GD memberi semangat.

Jennie akhir nya turun dari mobil GD. sontak saja hal itu membuat paparazi seketika mengerumuni mereka dan memberi pertanyaan.

Bodyguard yg di kirim YG untuk siaga langsung memberi perlindungan untuk mereka berdua.

"Jennie-ssi bagaimana tanggapan anda perihal berita tersebut?"
"Apakah benar anda berkencan dengan kai?
"Lantas bagaimana nasub blackpink? Apakah anda akan keluar dari blackpink?"

Deg...

Pertanyaan terakhir sontak membuat jennie berhenti. Namun detik selanjut nya dia kembali melangkah.

"Apakah kalian akan melanjut kan ke jenjang yang lebih serius?"
"Jennie-ssi tolong berikan komentar anda sedikit." Berbagai pertanyaan di lontar kan kepada jennie namun tak satu pun ia tanggapi.

"Kau sudah pulang eonni? Apa kau baik2 saja?" Tanya rose langsung menghampiri jennie.

"Bukan urusan mu." Ucap nya lalu melangkah menuju kamar.

"Oppa? Apa yang sebenar nya terjadi?" Tanya jisoo
"Aku tak tau jisoo-ya. Ku lihat dia menangis di depan pintu kantor sajangnim. Begitu ku tanya mengapa dia tidak mengatakan apa2." Ucap GD berbohong

"Jinjja? Eonnie menangis? Apa yang terjadi?" Ucap lisa menimpali.

"Ehmm sebaiknya kalian bertanya langsung pada nya. Aku palermisi dulu. Masih ada jadwal." Pamit GD lantas berlalu.

~jennie-ya. Apa yg terjadi pada mu? Jebal. Katakan pada ku.~ batin jisoo lirih. Meskipun dia sakit hati tak bisa di pungkiri bahwa ia mengkhwatirkan jennie. Namun untuk saat ini biar lah dia menenangkan diri terlebih dahulu.

***

Real (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora