12

1.7K 50 10
                                    

Naruto pov.

Aku melihatnya...melihat begitu romantisnya pasangan yang baru pacaran di depanku, entah kenapa cuaca sekarang begitu panas apa lagi saat kiba bergata yang membuat hatiku semakin tak menentu apa lagi atas perbuatan sasuke kepada hinata. Tanganku replek mengepal melihat itu, aku memasukan handuk kedalam tasku dan pergi meninggalkan mereka jika aku terus diam di sana mungkin aku akan mati dengan darah tinggi yang memuncak dan sasuke yang berakhir di rumah sakit. Aku melempar tasku timbul bunyi yang belasar dari loker tempat ganti pakaian  pemaain basket sekolah, aku duduk memegangi kepalaku.

"Sialan...apa bagusnya dia, apa yang dia lihat dari si ayam...akhhhh...sialan aku tak pernah melakukan itu kepada hinata beraninya dia menyentuh miliku"

Aku melempar sepatuku keloker, dan mengambil sepatu seniker berwarna putih dan melepas kaos tim ku, ku banting lokerku dengan keras lalu mengambil tasku yang tergeletas pelampiasan atas kemarahanku. Aku berjalan keluar melewati rorong sekolah langkahku berhenti saat aku  melihat seseorang yang menggendong tubuh seorang gadis yang berada di  kebahunya, aku menajamkan penglihatanku aku seperti mengenal lelaki itu tapi sialnya lelaki itu membelakanginku. Karena jaraku dan orang itu jauh bersebrangan di jalan sekarang aku berdiri di depan gerbang masuk sekolahku tapi entah kenapa aku menghentika langkahku saat melihat pemandangan yang mencurigakan, aku terus memerhatikan lelaki itu dan tiba-tiba datang mobil yang aku kenali benar itu mobil sakura. Dan dugaanku benar saat sosok wanita berambut pink keluar dari mobil dan membuka pintu kursi belakang, dan yang membuatku kaget lelaki itu memasukan gadis yang dia bawa ke dalam mobil dan saat pintu akan di tutup mataku terbelalak kaget.

"HINATA...."

lelaki itu menoleh kearahku begitupun sakura yang melihatku berlari kearah mereka, lelaki berengsek itu ternyata sasuke aku semakin tersulut amarah yang memuncak sehingga aku tak bisa berpikir jernih jalan yang ramai dengan kendaraan aku langsung menyerobot jalan aku tak peduli yang ada di otakku adalah hinata...dan keadaan hinata, sialnya saat aku berada di tengah jalan aku mendengar suara kelakson mobil bus dan aku tau bus itu akan menabrakku. Aku melihat kearah mobil sakura yang sudah melaju meninggalkanku, aku memejamkan mata dan mengumankan nama wanita yang akhir-akhir ini yang ada di hati dan pikiranku siapa lagi kalo bukan hinata. Kenapa aku tidak merasakan apapun apa aku sudah berada di surga aku membuka mataku dan yang pertama aku lihat depan mobilbus yang satu langkah di depanku, aku langsung membungkuk meminta maaf dan aku lihat mobil sakura yang sudah jauh dari keberadaanku.

"Sial.."

Aku langsung menelpon polisi untuk melaporkan kejadian dan melacak nomor plat mobil sakura, apa yang harus kaatakan kepada keluarga hinata. Aku memikirkan kesehatan ayah hinata bagaimana kalo dia mengalami serangan jantung.







......






Aku hanya diam saat neji memukuliku dengan brutal aku hanya diam tak melawan sedikitpun karena aku tau ini semua salahku, bundaku menangis histeris saat melihat aku di pukuli oleh neji saat baru sampai di rumah hinata. Aku melihat ayahku yang menghentikan aksi neji dan bundaku yang membantuku duduk di soba dan entah bundaku akan pergi kemana aku melihat ayah hinata yang terus berbicara di telpon entah siapa yang dia hubungi.

"Kenapa kau biarkan hinata di culik"

Aku hanya diam aku tak bisa berkata apapun saat ini, kepalaku muncul beberapa pertanyaan bagaimana keadaan hinata? Apa dia baik-baik saja? Dimana hinata?. Aku menunduk aku merasakan tangan ibuku yang menyentuh bahukuku dan kemudia menariku untuk menatap dirinya, aku melihat raut wajah yang cemah dengan linangan air mata yang keluar dari matanya.

"Sadarlah naruto...hinata membutuhkanmu sekarang nak..apa sekarang kau hanya akan diam saja tak mengatakan apapu, sebenarnya apa yang terjadi"

"Aku...aku...pengecut bun, aku tak bisa menjaga hinata gadis yang begitu penting dalam hidupku"

"Ini semua bukan salahmu.." bundaku mengoleskan krim kearah lukaku, aku masih menatap wajahnya. "Kau tak boleh diam saja sebaiknya kau ikut bertindak, cobalah berpikir jernih ingat-ingat siapa yang membawa hinata"

Aku langsung berdiri, "aku tau diman tempat tinggal sakura dan sasuke" ayahku dan ayah hinata langsung menoleh kearahku begitupun dengan neji.

"Ayo kita pergi"

Aku mengangguk dan pergi dari rumah hinata saat aku memasuki mobil aku melihat ibuku yang menatapku dengan tatapan penuh harapan, aku selalu mengucapkan doa akan keadaan hinata. Ya tuhan tolong berikan kami petunjuk akan keberadaannya.

sahabatWhere stories live. Discover now