chap 14

4.9K 309 68
                                    

Disclaimer by Masashi Kishimoto

Selamat membaca 😄

"Bagaimana keputusanmu, Kakashi?" Seorang pria paruh baya menatap Kakashi dengan pandangan datar.
Kakashi meletakan ponselnya pada meja kerjanya.

"Entahlah," Kakashi berjalan menuju jendela ruang kerjanya. Memandang keluar jendela begitu menarik baginya daripada harus berhadapan dengan orang yang sedang berada satu ruangan dengannya.

"Aku tidak ingin mengecewakan keluarga Haruno. Kupastikan kau hadir dalam acara itu." Pria yang tak lagi muda itu berdiri dan berjalan kearah pintu keluar. Sebelum benar-benar keluar. Pria itu berhenti sejenak "Tousan berharap banyak padamu Kakashi." dan dia pergi meninggalkan Kakashi sendiri.

"Sial." Kakashi menggigit bibirnya agar tidak mengumpat lebih dari itu.

💎💎💎

Hinata bersiap-siap menjalankan rutinitasnya yaitu memasak di hari minggu yang cerah ini. Berharap nanti kekasih hatinya mengunjunginya dan bisa bersama-sama menikmati makan siang bersama. Hinata tersenyum membayangkan itu. Hari ini Tousan dan Neji sedang menjalankan rapat di kota hujan Amegakure, mungkin nanti malam mereka pulang. Dan Hinata berharap jika Kakashi mau menghabiskan weekend ini bersamanya.

Hinata mengambil ponsel diatas meja makan dan bergegas menghubungi Kakashi.

Tuuuutt.....tuuuuttt

"Ayo Kakashi-kun... kenapa tidak kau angkat." Hinata mengecek nomer tujuannya siapa tau salah pencet. Dan benar, ini nomer Kakashi kekasihnya. Kenapa tidak di angkat?

Hinata memandang layar ponselnya yang gelap dengan pandangan kecewa. Ada apa denganmu Kakashi?

Sedangkan di tempat lain, di restoran ternama kota Konoha. Dua keluarga di pertemukan dalam satu meja makan dengan berhadap-hadapan. Di ujung sebelah kanan tampak pria paruh baya berambut perak sedang membicarakan permbicaraan yang serius. Sedangkan di sebelahnya tampak pemuda bermata onix memandang datar pada seseorang di hadapannya. Sedangkan di seberang tempat duduk mereka, terdapat suami istri yang mengapit anak perempuannya di tengah yang melihat pemuda di hadapannya dengan seringai yang sulit di artikan.

"Bagaimana Sakura? Kau setuju bukan dengan perjodohan ini?" Seorang wanita cantik menanyakan perihal pertemuannya kali ini.

"Aku setuju kaasan. Semoga sen- ah maaf maksudku Kakashi-san juga mau menerimanya." Sakura menjawab tanpa mengalihkan tatapannya pada Kakashi yang kebetulan duduk tepat di hadapannya.

Mengerti jika semua orang yang ada di meja itu menunggu jawabannya, Kakashi dengan tegas menjawab "Kita akan memcobanya tapi aku tidak berjanji jika kita akan menikah kedepannya."

"Kakashi!" Dengan nada bergetar syarat akan kemarahan Sakumo selaku tousan dari pemuda berambut perak ini memperingati.

"Aku sudah selesai tousan. Aku hanya menjawab apa yang aku pikirkan saat ini." Kakashi berdiri dan meninggalkan pertemuan keluarga itu.

"Anak itu...." Sakumo memegang kepalanya yang berdenyut dengan tingkah anaknya.

"Sudahlah Sakumo. Jangan terlalu mengekangnya. Dia pemuda yang bersemangat. Siapa tau dia sudah memiliki kekasih. Kau tidak pernah mempertanyakan hal ini sebelumnya kepadanya??" Kizashi ayah sakura mencoba menenangkan Sakumo.

"Aku tidak pernah menanyakan itu padanya. Setauku dia tidak memiliki kekasih. Makanya aku berani mengambil keputusan ini." Sakumo mengalihkan pandangannya kepada Sakura. "Maaf kan sikapnya Sakura. Tidak seharusnya kau di perlakukan seperti itu." Sakumo merasa menyesal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 03, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BatasWhere stories live. Discover now