2 - Senyuman Janggal

36.1K 3.4K 29
                                    

Sometimes you need someone you dont expect.

Ilyas

.

.

Sebuah undangan dengan warna emas dan model yang elegan tergeletak begitu saja di atas meja. Di bagian depan tertulis nama 'Joyvika Syahid'. Sang empunya ruangan baru datang memasuki ruangan, jam sembilan pagi, karena dia harus meeting dengan direktor Vogue, untuk pemotretan brand-nya bulan depan. Matanya langsung menangkap benda berkilau tersebut dan mengambilnya.

"Siapa Joyvika Syahid?" Ia mengambil bolpoin, mencoret tulisan 'Syahid' dan menggantinya dengan 'Ameera'.

Nama belakang wanita bernama lengkap Joyvika Ameera Syahid itu memang menjadi topik sensitif baginya. Meskipun ia belum mengganti namanya secara resmi, tapi Joyvika sudah sering menegaskan kepada orang-orang terdekat wanita itu dan media, jika ia tidak akan menggunakan nama ayahnya lagi. Joyvika memang ingin menyingkirkan hal-hal yang berbau ayahnya. Kurang ajar? Durhaka? Sudah sering ia dicap seperti itu. Andai saja mereka tahu apa yang sudah dilakukan ayahnya, apa mereka masih tetap membela lelaki yang kini sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya?

"Bu Joy, ini ada telepon dari asisten Mas Ilyas. Kalau ketemuannya dimajuin jam sepuluh bisa nggak?" Maurin muncul di ambang pintu, tangannya masih menggenggam gagang telepon.

Joyvika menaikkan alisnya. Ilyas? Siapa sih? Kok namanya kaya kenal, tapi nggak kenal.

"Ya si ibu, lupa kan? Itu mas fotografer yang ganteng," tukas Maurin yang mengerti wajah kebingungan bosnya.

"Ah itu, iya nggak apa-apa. Jam sepuluh? Kok mendadak banget?"

"Katanya Mas Ilyas ini nanti ada urusan mendadak gitu. Bisa nggak, Bu? Kalau nggak bisa hari ini diundur lusa," jelas Maurin.

Joyvika menghembuskan napas pasrah. Untung saja dia tak punya janji jam sepuluh pagi. "Okelah, bisa. Apaan banget sih ganti-ganti waktu janjian."

Maurin mengangguk-angguk, sebelum perempuan itu berbalik pergi, Joyvika memanggil namanya. "Iya, Bu?"

"Kamu tadi manggil Ilyas siapa? Mas? Emang udah deket?"

Maurin menggeleng sambil tersenyum malu-malu. "Kenal lah, saya kepoin Instagram dia tiap hari."

"Orang asing aja kamu panggil mas, saya dari dulu dipanggil ibu terus! Emang saya ibu kamu?! Beda kita cuma tiga tahun kali!" cebik Joyvika. "Panggil saya mbak!"

"Iya Bu, eh Mbak," kata Maurin sebelum kembali ke mejanya yang berada di dekat pintu ruangan Joyvika.

Joyvika memeriksa laporan tiap tim untuk pagelaran fashion show A&J Collection. Pada fashion show nanti, akan ada dua sesi yang dihadirkan Joyvika. Pertama untuk koleksi Summer yang semua desainnya dibuat oleh wanita itu sendiri, yang kedua untuk koleksi gaun formal, kebaya rancangan Kamila dan Tim Ameer Style. Konsepnya pun memadukan antara tradisional, modern, dan elegan.

Karena terlalu fokus dengan pekerjaannya, Joyvika sampai tak sadar jika sudah jam sepuluh. Suara ketukan pintu membuat wanita itu mendongakkan kepalanya, dan mempersilahkan masuk si pengetuk pintu. Terlihat kepala Maurin menyembul, dengan senyum lebar di bibirnya, membuat Joyvika mengernyitkan dahi. Ini anak kenapa dah?

Tidak perlu waktu lama pertanyaan Joyvika terjawab. Di belakang Maurin, muncul sosok laki-laki bertubuh tinggi tegap, dengan kulit sawo matang yang bersih, rambutnya yang mencapai telinga, menambah kesan maskulin penampilan lelaki itu. Joyvika berdiri dari kursinya, dan mempersilahkan duduk lelaki yang ia tebak adalah Ilyas, fotografer yang akan menangani photoshoot brand-nya.

JOYVIKA [REPOST]Where stories live. Discover now